JATIMTIMES - Sebagai wujud dukungan dan partisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember terus berupaya melakukan inovasi berkelanjutan yang sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).
Menurut Manajer Hukum dan Humas Daop 9 Jember Cahyo Widiantoro, pentingnya penerapan ESG bagi perusahaan, selain mencakup aspek operasional juga mendukung kinerja perusahaan. Di samping itu, penerapan ESG berdampak pada reputasi dan berkelanjutan perusahaan di masa depan yang nantinya berdampak pula bagi pelayanan terhadap pelanggan.
Baca Juga : Harga Cushion TIRTIR, Hadiah Kosmetik Rachel Vennya yang Ditahan Bea Cukai
“Kami terus berinovasi dan beradaptasi untuk menciptakan ekosistem transportasi yang ramah lingkungan dan mengusung prinsip yang keberlanjutan. Hal ini tidak hanya berdampak pada pencegahan polusi, emisi dan sampah, tetapi juga membangun minat sosial serta kesadaran di kalangan pekerja dan pelanggan kereta api,’’ujar Cahyo.
Penerapan ESG di wilayah kerja Daop 9 Jember, antara lain; adanya penyediaan fasilitas water station (tempat pengisian air minum) di Stasiun Jember, bak sampah sesuai dengan jenis sampahnya di seluruh Stasiun wilayah Daop 9 Jember (Pasuruan- Ketapang), dan penggunaan kantong sampah (waste bag) di dalam kereta.
“Penggunaan waste bag sendiri merupakan inovasi dari KAI dalam mendukung pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) , hal ini merupakan upaya untuk peningkatan pelayanan dan mengurangi emisi karbon dan mengurangi sampah plastik yang selama ini dipakai di dalam kereta,’’ tambah Cahyo.
Lebih lanjut Cahyo meuturkan, pada sisi digitalisasi, Daop 9 juga menerapkan sistem boarding pass yang memudahkan pelanggan dengan e-boarding dan face recognition (FR) yang berada di Stasiun Jember. Tercatat pengguna FR di Stasiun Jember di Tahun 2025 sebanyak 69.816 penumpang. Inovasi ini menekan penggunaan kertas (paperless) yang mendukung penerapan ESG.
KAI juga menghadirkan fitur carbon footprint (jejak karbon) dalam aplikasi Access By KAI. Inovasi dari KAI ini, memberikan informasi pentingnya estimasi jejak karbon dalam perjalanan kereta dan juga menjadi perbandingan dampak polusi dari moda transportasi lainnya.
Baca Juga : Libatkan Siswa SMP, Pemkab Sidoarjo Luncurkan Program Road Show Sosialisasi Anti Korupsi
Selain itu, dalam mengurangi jejak karbon dari sektor transportasi, Daop 9 telah mengadopsi penggunaan bahan bakar biodiesel jenis B40, yakni campuran 40 persen biodiesel berbasis minyak nabati dengan 60 persen solar, penggunaan biodiesel jenis B40 ini telah digunakan sejak awal Januari 2025.
“Semua langkah dan inovasi ini merupakan bagian dari roadmap keberlanjutan KAI yang terus kami kembangkan untuk kelestarian lingkungan terlebih dalam penerapan ESG yang berkesinambungan. Serta dalam memberikan layanan terbaik bagi pelanggan untuk menikmati perjalanan kereta api dengan aman, nyaman dan selamat,’’ tutup Cahyo.