JATIMTIMES - Gema kicauan burung menggema dari Lapangan Gantangan Pasar Burung Dimoro, Kota Blitar, Minggu (13/04/2025). Ratusan peserta dari berbagai kota di Jawa Timur berkumpul dalam kemeriahan Lomba dan Pameran Burung Berkicau Wali Kota Blitar Cup IX, yang digelar sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-119 Kota Blitar.
Acara tahunan ini bukan sekadar ajang adu kicau antar burung unggulan, namun telah menjelma menjadi medium silaturahmi antarpecinta burung sekaligus stimulan bagi sektor ekonomi kreatif di Kota Blitar.
Baca Juga : Ratusan Mancing Mania Adu Ketrampilan dalam Lomba Mancing Kapolresta Banyuwangi Cup 2025
Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin yang akrab disapa Mas Ibin, tidak hadir secara langsung, namun melalui sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar, Dewi Masitoh. Mas Ibin menyampaikan apresiasinya terhadap seluruh panitia, sponsor, dan peserta yang telah menyukseskan perhelatan ini. Ia menilai kegiatan tersebut sebagai bentuk kolaborasi apik antara komunitas, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun ruang publik yang sehat dan produktif.
“Lomba ini bukan sekadar kontes kicauan, tetapi juga ajang yang mendekatkan komunitas, meningkatkan ekonomi, serta menghidupkan denyut pariwisata Kota Blitar,” ujar Dewi, mengutip sambutan Mas Ibin.
Menurut Dewi, antusiasme peserta telah terlihat sejak awal pendaftaran yang dibuka sebulan sebelumnya. Panitia mencatat ratusan peserta mendaftarkan burung andalan mereka untuk berlaga di 40 kelas lomba yang terbagi dalam dua kategori utama: G24 dan G36.
Jenis burung yang dilombakan pun beragam, mulai dari Anis Kembang, Kenari, Sogon, Cendet, hingga burung favorit para kicau mania seperti Murai Batu dan Cucak Hijau. Total hadiah yang diperebutkan para peserta bervariasi, mulai dari Rp300 ribu hingga Rp3 juta, tergantung kategori kelas.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Blitar, Hakim Sisworo, yang turut hadir dalam pembukaan acara, menyebut bahwa lomba burung berkicau juga memberi efek domino bagi pelaku usaha lokal, terutama para pedagang di sekitar Pasar Dimoro. Ia menilai event ini berhasil menarik massa dan menciptakan perputaran ekonomi secara langsung.
“Kami melihat aktivitas ekonomi yang meningkat sejak pagi. Penjual pakan burung, aksesori, bahkan pedagang makanan ikut merasakan dampaknya,” ujar Hakim.
Tidak hanya pelaku usaha, sejumlah komunitas burung dari luar daerah seperti Pacitan, Sidoarjo, Surabaya, Tulungagung, Malang, Kediri, Pasuruan, dan Ponorogo turut meramaikan lomba. Kehadiran mereka memperkuat posisi Kota Blitar sebagai salah satu episentrum budaya kicau di Jawa Timur.
Baca Juga : 22 Hari Masa Angkutan Lebaran 2025, 968.214 Naik Kereta Api di Daop 8 Surabaya
Panitia pelaksana menyampaikan bahwa penilaian dalam lomba ini dilakukan secara ketat dan profesional oleh tim juri berpengalaman. Penilaian mencakup durasi dan irama kicauan, gaya tarung, hingga kestabilan suara burung selama perlombaan.
Di akhir sambutannya, Dewi Masitoh mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga kelestarian satwa, termasuk burung-burung kicauan. Ia juga menekankan pentingnya menjadikan kegiatan semacam ini sebagai bagian dari gaya hidup yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Semoga ajang ini tidak hanya menjadi sarana kompetisi, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antarpecinta burung dari berbagai daerah,” tutup Dewi Masitoh dalam sambutannya. Ia berharap Lomba Burung Berkicau Wali Kota Blitar Cup bisa terus menjadi agenda tahunan yang membawa dampak positif bagi masyarakat, sekaligus memperkaya warna peringatan Hari Jadi Kota Blitar ke-119.
Dengan keberhasilan pelaksanaan tahun ini, Wali Kota Cup IX tak hanya menyuarakan kicauan merdu dari sangkar, tetapi juga harapan besar bagi penguatan ekosistem komunitas, ekonomi, dan budaya Kota Blitar.
Pemerintah Kota Blitar menyatakan komitmennya untuk terus menghadirkan kegiatan-kegiatan serupa dalam tahun-tahun mendatang, sebagai bagian dari pembangunan berbasis kearifan lokal yang inklusif dan berkelanjutan.