JATIMTIMES - Langkah kaki Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin, terasa pelan namun pasti ketika memasuki gang sempit di Jalan Jati, Kelurahan Turi, Jumat pagi, 11 April 2025. Ia datang bukan untuk meresmikan proyek atau menghadiri seremonial pemerintah. Kali ini, Mas Ibin – sapaan akrabnya – datang mengetuk langsung pintu rumah Mbah Kasmidi, seorang lansia berusia 85 tahun yang tengah terbaring sakit.
Kehadiran wali kota itu bukan kebetulan. Beberapa hari sebelumnya, sebuah aduan masyarakat masuk lewat media sosial resmi Pemerintah Kota Blitar. Isinya sederhana namun menyentuh: seorang lansia sakit di Kelurahan Turi, hidup dalam keterbatasan, butuh perhatian pemerintah. Aduan itu cukup membuat Mas Ibin mengatur ulang jadwal dinasnya. Ia memutuskan untuk turun langsung, tanpa banyak protokol.
Baca Juga : Lansia di Malang Mengungsi Usai Rumahnya Kena Terjangan Angin Kencang
“Kalau ada warga sepuh yang dilaporkan sakit, ya saya jenguk. Insyaallah, yang lain juga akan kita perhatikan,” ujar Mas Ibin di sela kunjungannya, sembari menyerahkan bantuan langsung.
Ia tak datang sendiri. Kepala Dinas Sosial Sad Sasminarti, Camat Sukorejo Jito Baskoro, Lurah Turi, serta tim dari Baznas Kota Blitar turut mendampingi. Mereka membawa ransum Berkat SAE, program unggulan Kota Blitar yang dirancang untuk menjangkau lansia dalam kondisi rentan. Kali ini, paket bantuan dilengkapi dengan popok dan susu lansia—dua kebutuhan utama yang sangat dibutuhkan Mbah Kasmidi di tengah keterbatasan fisiknya.
Menurut Mas Ibin, kunjungan seperti ini bukan sekadar formalitas. Ia menekankan pentingnya kehadiran negara di tengah masyarakat, terutama bagi mereka yang rentan dan kerap terpinggirkan. “Ini bukan sekadar memberi bantuan. Ini tentang memastikan bahwa mereka tidak merasa sendiri,” ujarnya.
Program lansia prioritas, seperti yang dijalani Mbah Kasmidi, berjalan optimal di Kota Blitar. Para lansia yang masuk dalam kategori ini dipilih berdasarkan kondisi kesehatan, tingkat ekonomi, dan keterbatasan sosial yang mereka hadapi. Pemerintah Kota Blitar tidak sekadar menyalurkan bantuan, tetapi juga melakukan pemantauan berkala melalui Dinas Sosial dan jaringan relawan sosial di tingkat kelurahan.
Program lansia prioritas ini menjadi salah satu poros penting dari strategi pembangunan sosial Pemerintah Kota Blitar. Dengan jumlah penduduk usia lanjut yang terus meningkat, pendekatan yang berpusat pada perawatan, kesehatan, dan kesejahteraan menjadi hal yang tidak bisa ditunda.
Wajah Mbah Kasmidi tampak sumringah di balik lelahnya. Di tengah sakit dan keterbatasan, ia merasa tidak sendiri. Pemerintah hadir, mengetuk pintu, dan membawa perhatian yang nyata. Sentuhan seperti inilah yang membedakan tata kelola dengan nurani dan tata kelola sekadar rutinitas birokrasi.
Di sisi lain, kunjungan ini juga menjadi cermin dari perubahan pendekatan pelayanan publik di Kota Blitar. Tidak lagi menunggu laporan resmi berjenjang atau birokrasi panjang, tetapi cukup dengan satu mention di media sosial. Pemerintah bergerak.
Baca Juga : Temuan Jenazah Mahasiswa di Bawah Jembatan Tunggulmas, Begini Hasilnya
“Media sosial hari ini bukan hanya ruang ekspresi, tapi bisa menjadi jembatan antara pemerintah dan warganya,” ujar Mas Ibin. Ia mengakui bahwa banyak intervensi cepat yang lahir dari masukan langsung warga melalui kanal digital.
Warga sekitar yang menyaksikan kunjungan ini menyambut positif langkah wali kota. Dalam kesempatan itu, Mas Ibin juga menegaskan bahwa pendekatan sosial seperti ini akan terus diperluas. Ia menyebut bahwa keberpihakan kepada warga rentan, khususnya lansia dan penyandang disabilitas, adalah indikator utama keberhasilan program-program pemerintah daerah.
“Mbah Kasmidi sudah tercover program-program pemerintah. Tapi tetap, ada hal-hal yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan anggaran. Kehadiran langsung pemerintah, itu yang utama,” ucapnya.
Kunjungan pagi itu mungkin hanya satu dari sekian aktivitas kepala daerah. Namun, bagi Mbah Kasmidi, dan bagi warga Kelurahan Turi, ketukan di pintu rumah mereka bukan hal biasa. Itu adalah wujud paling nyata bahwa negara hadir, dalam bentuk yang paling manusiawi.