free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Wali Kota Mas Ibin Salurkan BLT DBHCHT: Apresiasi untuk Pekerja Pabrik Rokok Kota Blitar

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin (Mas Ibin) menyerahkan secara simbolis BLT DBHCHT kepada perwakilan pekerja pabrik rokok di Kantor PT HM Sampoerna, Jumat (11/4/2025).

JATIMTIMES - Suasana di Kantor PT HM Sampoerna tampak berbeda pagi itu. Deretan pekerja pabrik rokok berkumpul; sebagian mengenakan seragam kerja, sementara yang lain masih menyisakan aroma tembakau dari tangan-tangan terampil mereka. 

Di tengah keramaian tersebut, Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin yang akrab disapa Mas Ibin hadir secara langsung untuk menyerahkan secara simbolis Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 11 April 2025.

Baca Juga : Tarik Minat Baca, 900 Perpustakaan di Surabaya Bakal Distandarisasi

Program ini bukan sekadar bantuan. Bagi Mas Ibin, penyaluran BLT DBHCHT merupakan bentuk penghargaan atas kerja keras para pekerja pabrik rokok yang selama ini menjadi tulang punggung sektor padat karya di Kota Blitar. Ia menegaskan bahwa keberadaan industri rokok, khususnya pabrik linting seperti HM Sampoerna, berkontribusi signifikan dalam menyerap tenaga kerja dan menjaga stabilitas ekonomi daerah.

“Kami menyadari bahwa pekerja di sektor ini memiliki peran vital. Bantuan ini adalah wujud kehadiran negara, lewat pemerintah kota, dalam mendukung kesejahteraan mereka,” ujar Mas Ibin dalam sambutan yang disampaikannya dengan nada hangat namun tegas.

Tahun ini, tercatat sebanyak 915 pekerja pabrik rokok yang menerima bantuan dengan nilai Rp 200.000 per bulan. Bantuan itu akan diberikan selama sepuluh bulan, terhitung mulai Februari hingga November 2025. Meskipun nominalnya tidak besar, bagi para penerima, dana ini diharapkan bisa menjadi penopang tambahan untuk kebutuhan sehari-hari, terlebih di tengah naiknya harga kebutuhan pokok.

Kepala Dinas Sosial Kota Blitar, Sad Sasminarti, menjelaskan bahwa proses pendataan dilakukan secara cermat dan transparan. Penerima bantuan harus memenuhi sejumlah persyaratan, di antaranya berstatus sebagai warga Kota Blitar yang bekerja di pabrik rokok, baik yang berada di dalam maupun di luar wilayah kota. Selain itu, mereka diwajibkan memiliki rekening di bank penyalur yang telah ditentukan, serta tercantum dalam daftar penerima yang diusulkan oleh pihak pabrik tempat mereka bekerja.

“Validasi data menjadi poin penting. Kami tidak ingin ada yang tercecer atau tidak tepat sasaran,” ungkapnya sembari menyebut bahwa koordinasi dengan pihak perusahaan berjalan cukup lancar.

PT HM Sampoerna sebagai salah satu mitra strategis dalam program ini menyambut baik langkah pemerintah. Pihak manajemen menyampaikan bahwa BLT DBHCHT menunjukkan adanya keberpihakan terhadap para pekerja yang selama ini berkontribusi terhadap pendapatan cukai nasional. Bantuan ini juga menjadi bentuk sinergi antara pemerintah dan industri dalam membangun ekosistem kerja yang lebih manusiawi.

Baca Juga : Mampu Optimalkan Potensi UMKM, Event Madyopuro Mangano Banjir Apresiasi

Lebih dari sekadar nominal, BLT DBHCHT mencerminkan keberlanjutan program pemerintah yang berpihak pada pekerja lapisan bawah. Di tengah tantangan ekonomi dan dinamika industri, komitmen untuk terus memperhatikan nasib para pekerja menjadi pesan kuat yang disampaikan oleh Pemerintah Kota Blitar.

Mas Ibin pun berharap agar bantuan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ia juga menekankan bahwa Pemkot akan terus memperkuat perlindungan sosial bagi kelompok rentan, termasuk para pekerja sektor industri. “Ini bukan akhir, tapi awal dari komitmen panjang kita untuk membangun Kota Blitar yang inklusif dan sejahtera,” pungkasnya.

Dengan langkah-langkah seperti ini, Pemerintah Kota Blitar menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga tentang keberpihakan yang nyata. Sebab dalam setiap lintingan tembakau, tersimpan peluh dan harapan ribuan pekerja yang layak dihargai.