free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Kuliner

9 Makanan Indonesia Hasil Akulturasi Budaya, Ada Bakpia Hingga Soto Betawi

Penulis : Mutmainah J - Editor : Nurlayla Ratri

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Soto Betawi dan Bakpia salah satu kuliner hasil akulturasi budaya. (Foto dari internet)

JATIMTIMES - Setiap kuliner Nusantara memiliki ciri khasnya masing-masing, bahkan ada yang sekaligus menjadi identitas bangsa Indonesia. Namun di sisi lain, ternyata ada beberapa kuliner Nusantara yang merupakan hasil akulturasi budaya.

Akulturasi budaya adalah perpaduan dua budaya atau lebih dan menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur aslinya. Adanya akulturasi budaya dalam kuliner Indonesia sebenarnya bukanlah hal yang mengejutkan.

Baca Juga : 10 Makanan Cocok untuk Sahur, Kenyang Lebih Lama dan Jaga Energi Sepanjang Hari

Mengingat, Indonesia sendiri merupakan daerah jajahan dari beberapa negara. Apalagi ditambah adanya perdagangan bebas yang menyebabkan setiap bangsa luar saling mengenalkan dan menyebarkan makanan khasnya.

Kondisi tersebutlah yang menjadi asal-usul akulturasi budaya kuliner Nusantara dengan negara lain, seperti Tiongkok, India, hingga Belanda. Lantas, apa saja kuliner Nusantara hasil akulturasi budaya?

Dilansir dari laman Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif dan Diskominfo Kota Surakarta, Jumat (15/3/2024), berikut makanan Indonesia yang merupakan hasil akulturasi budaya:

Bakso

Bakso

Bakso disebut diciptakan oleh Meng Bo, yang awalnya berinisiatif menumbuk daging lalu membentuknya menjadi bola agar ibunya mudah memakannya. Bakso berasal dari kata "bak" yang berati daging dan "so" yang berarti makanan. Berkat akulturasi budaya China dan budaya Nusantara, bakso saat ini terbuat dari daging sapi.

Bakpia

Bakpia

Bakpia merupakan camilan Indonesia hasil akulturasi budaya Jawa dan China. Bakpia disebut berasal dari dialek Hokkian, Tou Luk Pia, yang berarti kue atau roti berisi daging.

Sejak pertama kali dibawa ke Yogyakarta, bakpia dibuat dengan isian daging dan minyak babi. Namun, setelah berakulturasi dengan budaya Jawa, terciptalah bakpia dengan kacang hijau tanpa minyak babi, seperti saat ini. 

Semur

Semur

Semur merupakan hasil akulturasi budaya Indonesia dengan Belanda. Makanan ini berasal dari bahasa Belanda, smoor, yang berarti makanan yang direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan. Hal yang membedakan semur Belanda dengan Indonesia adalah penggunaan rempah-rempah, seperti cengkeh, pala, dan kayu manis.

Bakwan

Bakwan

Bakwan dikatakan terdiri dari kata "bak" yang artinya daging dan "wan" yang berarti bola. Makanan yang umumnya dijadikan camilan ini merupakan hasil akulturasi budaya Indonesia dengan China. 

Adapun di Indonesia bakwan mengalami perubahan karena harga daging yang tinggi akhirnya berubahlah menjadi sayur.

Perkedel

Perkedel

Perkedel disebut berasal dari Belanda, khususnya dari kata frikadel yang berarti daging cincang yang dihaluskan dan digoreng. Setelah mengalami akulturasi dengan budaya Indonesia, perkedel saat ini terbuat dari kentang yang dihaluskan dan digoreng.

Sup Kacang Merah

Sup Kacang Merah

Merupakan hasil akulturasi budaya Indonesia dengan Belanda, sup kacang merah berasal dari nama bruine bonensoep.

Sup ini biasanya berbahan dasar kacang merah dan potongan daging. Bedanya, sup kacang merah di Indonesia menggunakan bawang putih, merica, dan pala yang menciptakan cita rasa yang lebih kaya dan khas.

Soto Betawi

Soto Betawi

Soto betawi adalah hasil akulturasi budaya Indonesia dengan India.

Karakteristik utama dari soto betawi ada di penggunaan ghee, varian mentega dari India yang digunakan untuk berbagai hidangan di Asia Selatan. Namun, di Indonesia, ghee yang dikenal sebagai minyak samin bisa sekaligus meningkatkan rasa dan aroma.

Martabak Telur

Martabak Telur

Sama seperti soto betawi, martabak telur juga menjadi hasil akulturasi budaya Indonesia dengan India. Penyebutan martabak telur di Indonesia, konon, diperkenalkan oleh pemuda asal Jawa yang menikahi perempuan asal India. Dari sinilah, pemuda asal Jawa tersebut memperkenalkan martabak telur yang telah dimodifikasi sesuai dengan selera masyarakat Jawa, dengan mencampurkan sayuran dan daging cincang.

Selat Solo

Selat Solo

Dikenal sebagai hasil akulturasi dengan Belanda, selat solo berasal dari kata slachtje yang berarti salad dan biefstuk yang berarti bistik. Karena untuk melafalkan slachtje, akhirnya makanan ini disebut selat. Pengaruh dari Eropa tercermin dalam penggunaan mayones dan kecap inggris, sedangkan unsur khas Jawa terwakili melalui penggunaan kecap manis.