free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Internasional

Pemerintah Jepang Upayakan Perjodohan Warganya untuk Atasi Resesi Seks 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi layanan aplikasi perjodohan (foto dari internet)

JATIMTIMES - Isu Jepang yang dihantam resesi seks bukan hal baru lagi. Resesi seks di Jepang ditandai dengan terus menurunnya angka kelahiran di Negeri Sakura. Sebab masyarakatnya semakin enggan untuk menikah dan punya anak.

Melansir Japan Times, Pemerintah Jepang mencatat tingkat kesuburan di Jepang terus menurun selama bertahun-tahun. Pada 2005, statistik sempat pulih dari tingkat terendah melalui angka 1,26 pada 2005. Lalu, pada 2021 angka tersebut meningkat di angka 1,30. Namun, pada 2021 jumlah kelahiran bayi di Jepang mencapai titik terendah, yaitu 811.622.

Baca Juga : Jayandaru Youth Night Paradise 2023, Asah Bakat, Talenta dan Ekspos Karya Seni Lokal Sidoarjo

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida menyebutkan pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi turunnya angka kelahiran di negaranya. 

Beberapa upaya yang dilakukan negeri sakura, di antaranya, sosialisasi mengenai pentingnya membangun keluarga, menambah layanan penitipan anak, hingga mendorong work-life balance. Yang paling unik adalah pemerintah menyediakan layanan perjodohan bagi warganya. 

Menurut laporan CBS News, masyarakat di Prefektur Miyagi bisa mendapatkan pasangan melalui layanan perjodohan yang didukung teknologi kecerdasan buatan (AI) yang disediakan pemerintah. 

Tak hanya Miyagi, pemerintah daerah Ehime, Jepang juga menawarkan sistem perjodohan berbasis big data. Sedangkan di wilayah Miyazaki, proses perjodohan lebih tradisional, yakni dengan bertukar surat tulisan tangan.

Selain penyediaan fasilitas perjodohan, berbagai perusahaan dan lembaga publik juga kerap menggelar pesta lajang dan seminar kehidupan. Tujuannya, agar mendorong masyarakat dewasa muda Jepang untuk menikah. 

Bahkan di Tokyo, terdapat pelatihan kencan dasar. Seperti pelatihan tentang bagaimana berinteraksi dengan lawan jenis.

Baca Juga : Ma'ruf Amin Bakal Resmikan Masjid Istiqlal di Osaka

Beberapa waktu lalu, Pemerintah Kota Tokyo mengumumkan rencana untuk memberikan layanan penitipan anak secara gratis. Yakni berlaku antara usia 0 hingga 2 tahun, tak terpengaruh dari tingkat pendapatan orang tuanya. 

Selain itu, Tokyo juga berencana memberikan 5 ribu Yen atau sekitar Rp 563 ribu per bulan kepada setiap anak dari lahir hingga berusia 18 tahun. Tokyo juga memberikan subsidi bagi wanita sehat yang ingin membekukan sel telur mereka untuk kehamilan berikutnya.

"Ini adalah proyek-proyek yang harus ditangani oleh pemerintah pusat, tetapi kami memutuskan untuk menawarkan dukungan kami sendiri, karena tidak ada waktu yang terbuang percuma," tegas Gubernur Tokyo, Yuriko Koike.