UIN Maliki Malang Wujudkan Inklusivitas: Disabilitas Difasilitasi Sepenuh Hati dalam UM-PTKIN 2025
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Dede Nana
11 - Jun - 2025, 03:55
JATIMTIMES – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang kembali menunjukkan komitmen kuatnya terhadap inklusivitas, memastikan setiap calon mahasiswa memiliki kesempatan setara. Di tengah riuhnya pelaksanaan Sistem Seleksi Elektronik (SSE) Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2025 yang berlangsung hingga Rabu,(11/6/2025), UIN Maliki Malang berdiri tegak sebagai kampus yang mewadahi dan memfasilitasi kebutuhan khusus para peserta disabilitas.
Hal ini dibuktikan bukan hanya tentang menyediakan ruang ujian hingga pendampingan, melainkan tentang membuka pintu kesempatan selebar-lebarnya bagi setiap individu yang memiliki semangat tinggi untuk meraih pendidikan, termasuk kaum disabilitas.
Baca Juga : Pulang Pertama dari Tanah Suci, Kloter 01 Embarkasi Makassar Dilepas Resmi Menag
Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag, menyampaikan fasilitasi peserta disabilitas, menjadi salah satu bukti nyata komitmen inklusivitas UIN Maliki Malang. Peserta bernama Ziya Amani Hafidzah, seorang penyandang tuna grahita, mendapatkan fasilitas yang representatif dari panitia untuk melaksanakan seleksi. Sehingga, peserta ini tentunya mendapatkan perhatian yang ekstra oleh panitia, namun tetap pada koridor yang ada.

"Ziya, yang memilih UIN Maliki Malang sebagai lokasi ujiannya, menunjukkan bahwa kampus ini menyediakan lingkungan yang ramah dan mendukung bagi semua," katanya.
Prof. Umi melanjutkan, Ziya mengikuti seleksi di UIN Maliki Malang, namun dirinya menyatakan pilihannya untuk kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Meski begitu, fakta ini tidak mengurangi kebanggaan, justru menegaskan bahwa UIN Maliki Malang berhasil menciptakan pengalaman ujian yang nyaman dan positif bagi peserta dengan kebutuhan khusus, terlepas dari pilihan universitas tujuannya.
"Semoga seleksi ini benar-benar bisa menjaring calon mahasiswa yang unggul dan memiliki komitmen tinggi terhadap pendidikan keislaman,” ujarnya optimis," tutur Prof Umi.
Lebih lanjut, bahwa pemerintah, termasuk PTKIN telah menegaskan komitmennya terhadap pendidikan inklusif, terutama bagi penyandang disabilitas. Mereka memiliki hak penuh untuk mengakses pendidikan tinggi tanpa diskriminasi...