Sultan Agung dan Runtuhnya Blambangan: Ekspansi Mataram ke Jawa Timur (1636–1640)

Reporter

Aunur Rofiq

Editor

A Yahya

11 - Jun - 2025, 07:58

Lukisan realis bergaya cat minyak menggambarkan Sultan Agung, raja ketiga Mataram, menunggang kuda putih di halaman Keraton Karta sekitar tahun 1625. (Foto: JatimTIMES)


JATIMTIMES - Ketika Surabaya jatuh ke tangan Mataram pada Mei 1625, desas-desus tentang ekspedisi besar-besaran Sultan Agung ke Blambangan segera menyebar. Encik Muda, seorang pedagang Cina dari Kendal, mengabarkan bahwa Mataram mengerahkan hingga 30.000 prajurit ke ujung timur Jawa. Namun, laporan resmi Belanda pada Oktober tahun yang sama segera membantahnya. Raja Mataram, kendati ambisius, belum menjadikan Blambangan sebagai prioritas utama. Dalam tahun-tahun berikutnya, perhatian istana justru tersita oleh kampanye militer ke barat, termasuk rencana penyerbuan ke Batavia (1628–1629).

Raja Blambangan, menyadari potensi ancaman dari barat, mulai menjalin kedekatan dengan VOC. Pada 24 September 1628, ia secara eksplisit meminta bantuan Kompeni untuk mempertahankan negerinya. Kunjungan Antonio van Diemen pada 1631 mencatat bahwa Raja Blambangan sangat ingin menjalin kerja sama dagang dengan Belanda. Namun, Van Diemen menolak dengan alasan strategis: keterlibatan langsung dengan Blambangan akan memprovokasi Mataram.

Baca Juga : Bukan Solo atau Semarang, Justru 5 Kabupaten Ini Terjebak Lingkaran Setan Kemiskinan di Jateng

Blambangan saat itu berada di bawah pengaruh politik Dewa Agung Gelgel dari Bali. Menurut Daghregister 25 Juli 1632, Raja Blambangan bahkan sedang berada di Bali, menandakan posisi subordinat. Dewa Agung bukan sekadar pelindung; ia mengontrol penuh wilayah Blambangan, bahkan juga menguasai Lombok dan Sumbawa. Ia berupaya keras membujuk VOC agar menyerang Mataram dari timur, guna mengalihkan perhatian Sultan Agung.

Konflik Pecah: Intervensi Bali dan VOC (1632–1633)

Tahun 1632 menjadi titik balik. Mataram mulai mengintai Blambangan dengan serius. Seorang mata-mata Jawa diselundupkan bersama seorang nakhoda Cina bernama Bincki untuk menyurvei kekuatan dan kesiapan Blambangan. Raja Blambangan yang curiga, menahan kapal tersebut, namun mata-mata telah lebih dahulu melarikan diri.

Di tengah tekanan eksternal, Blambangan justru menghadapi gejolak internal. Raja Maes Cariaen digulingkan dan dibantai bersama keluarganya oleh seorang tokoh yang disebut "Singersarrij", yang dengan dukungan hadiah mewah kepada bangsawan Bali, diangkat sebagai Raja Blambangan yang baru...

Baca Selengkapnya


Topik

Peristiwa, Surabaya, Blambangan, raja Blambangan,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette