Mengenal Peyebab Stroke Hemoragik Seperti yang Dialami Suami Najwa Shihab
Reporter
Mutmainah J
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
20 - May - 2025, 08:31
JATIMTIMES - Duka mendalam tengah menyelimuti keluarga Najwa Shihab. Suami jurnalis senior Indonesia ini, Ibrahim Sjarief Assegaf meninggal dunia pada Selasa (20/5/2025) di RS PON, Jakarta.
Ibrahim Sjarief meninggal dunia setelah mengalami pecah pembuluh darah di otak atau yang secara medis dikenal sebagai stroke hemoragik.
Baca Juga : Najwa Shihab Punya Berapa Anak dari Ibrahim Sjarief? Ini Sosok Keduanya
Pengertian Stroke Hemoragik
Melansir laman Cleveland Clinic Selasa (20/5/2025), stroke hemoragik merupakan kondisi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan pendarahan ke jaringan otak dan sekitarnya.
Stroke hemoragik dipicu oleh kebocoran darah dari pembuluh yang pecah. Akibatnya, tekanan dalam otak meningkat, kemudian merusak jaringan dan akhirnya mengganggu fungsi vital tubuh.
Kondisi ini sering kali datang secara tiba-tiba. Dalam banyak kasus, penderita stroke hemoragik tak sempat mendapatkan pertolongan medis dan berujung meninggal dunia. Jika pun tertolong, dampaknya bisa berupa kecacatan permanen atau kehilangan kesadaran yang berkepanjangan.
Penyebab Terjadinya Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi akibat beberapa faktor, diantaranya:
1. Hipertensi kronis (tekanan darah tinggi)
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol menjadi pemicu utama. Dinding pembuluh darah yang terus-menerus mendapat tekanan lama-lama bisa melemah dan pecah.
2. Aneurisma otak
Aneurisma terjadi ketika dinding pembuluh darah menonjol dan melemah. Jika dibiarkan, bagian ini dapat pecah dan menyebabkan perdarahan besar di dalam otak.
3. Cedera kepala
Benturan keras, misalnya akibat kecelakaan atau jatuh, dapat merobek pembuluh darah, terutama pada lansia atau penderita dengan kondisi pembuluh darah rapuh.
4. Kelainan bawaan (AVM - Arteriovenous Malformation)
AVM adalah kelainan bawaan di mana terjadi hubungan abnormal antara arteri dan vena. AVM dapat pecah sewaktu-waktu dan sering kali tidak menunjukkan gejala sebelumnya.
5. Gangguan pembekuan darah
Penderita hemofilia atau mereka yang mengonsumsi obat pengencer darah memiliki risiko tinggi mengalami perdarahan, termasuk di otak...