JATIMTIMES - Sarapan merupakan waktu terpenting yang banyak orang tahu bahwa waktu ini tidak boleh untuk dilewatkan. Tanpa sarapan, tubuh akan kekurangan energi.
Selain itu, sarapan memiliki banyak sekali manfaat, mulai dari menambah energi hingga meningkatkan konsentrasi.
Baca Juga : Gaji Pensiunan PNS Naik Mulai Juli? Begini Kata Taspen
Namun, penelitian terbaru mengungkap bahwa waktu sarapan yang ditunda dapat memberikan manfaat signifikan dalam mengelola lonjakan gula darah, khususnya bagi penderita diabetes tipe 2.
Dilansir dari laman News Medical, sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews menemukan bahwa waktu sarapan yang lebih siang dapat membantu menurunkan lonjakan gula darah setelah makan (postprandial glycemia) pada pasien diabetes tipe 2.
Studi ini berlangsung selama enam minggu dan menggunakan metode randomized crossover controlled trial yang melibatkan 14 orang dewasa. Mereka diminta sarapan pada waktu yang berbeda yakni:
• Pukul 07.00 (pagi)
• 09.30 (pagi menjelang siang)
• 12.00 (tengah hari).
Hasilnya, peserta yang sarapan di waktu lebih siang mengalami lonjakan gula darah lebih rendah.
"Penurunan kadar gula darah paling tinggi tercatat pada mereka yang sarapan pukul 09.30 dan 12.00, dibandingkan dengan yang makan lebih pagi," tulis tim peneliti, dikutip dari News Medical, Senin (30/6/2025).
Baca Juga : Pendaftaran IPDN 2025 Dibuka Hari Ini, Berikut Syarat, Kuota, dan Cara Daftarnya
Selain itu, aktivitas berjalan cepat selama 20 menit setelah sarapan sedikit membantu menurunkan lonjakan gula darah pada kelompok yang sarapan pukul 07.00 dan 12.00.
Peneliti menjelaskan lonjakan gula darah di pagi hari kemungkinan dipicu oleh dua hal, tingginya kadar hormon kortisol sekitar pukul 08.00 dan fenomena 'dawn phenomenon' atau lonjakan gula darah alami saat bangun tidur, yang umum terjadi pada pengidap diabetes tipe 2.
Dengan menggeser waktu sarapan ke pukul 09.30 atau bahkan 12.00 siang, tubuh kemungkinan sudah melewati fase lonjakan tersebut, sehingga kadar gula darah setelah makan tidak naik drastis.
"Temuan ini bisa jadi strategi praktis dan non-invasif untuk bantu pasien diabetes mengelola gula darah tanpa obat tambahan," tambah peneliti.
Meski tampak menjanjikan, para ahli mengingatkan pola makan tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien. Terpenting, jangan asal menunda makan tanpa bimbingan tenaga medis. Apalagi kalau sambil minum obat anti diabetes yang harus dikonsumsi bersamaan dengan makanan.
"Kalau mau coba geser waktu sarapan, pastikan konsisten dan tetap menjaga pola makan sehat," kata peneliti.