free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Merusak Dakwah Suaminya, Istri Nabi Ini Tak Luput Terimpa Azab Allah 

Merusak Dakwah Suaminya, Istri Nabi Ini Tak Luput Terimpa Azab Allah 
Ilustrasi istri terkena azab (ist)

JATIMTIMES – Kisah Nabi Luth AS menyimpan pelajaran besar tentang keberanian berdakwah di tengah masyarakat yang tenggelam dalam penyimpangan moral. Ia diutus oleh Allah SWT untuk memperingatkan kaum Sodom, yang kala itu dikenal sebagai masyarakat yang rusak secara perilaku, terutama karena kecenderungan mereka terhadap sesama jenis dan tindakan kriminal lainnya.

Namun yang tragis, tantangan terbesar Nabi Luth AS justru datang dari dalam rumahnya sendiri. Istrinya, yang seharusnya menjadi pendukung dalam perjuangan dakwah, justru berpaling dan menjadi bagian dari kaum yang dimurkai Allah SWT.

Baca Juga : Puasa Muharram Apakah Boleh Dilakukan Secara Berturut-turut? Ini Penjelasan Lengkapnya

Kaum Nabi Luth AS dikenal sebagai kaum Sodom. Dalam kitab Kisah 25 Nabi dan Rasul karya Muchtam, dijelaskan bahwa masyarakat ini hidup dalam penyimpangan. Selain perilaku seksual menyimpang, mereka juga gemar merampok, menganiaya, dan menyakiti para pendatang yang tidak mau mengikuti hawa nafsu mereka.

Allah SWT dengan tegas mengecam perilaku ini dalam firman-Nya: "Sesungguhnya kamu benar-benar mendatangi laki-laki untuk melampiaskan syahwat, bukan kepada perempuan, bahkan kamu adalah kaum yang melampaui batas."
(QS Al-A'raf: 81)

Meski Nabi Luth AS terus menyerukan kebenaran, mayoritas kaum Sodom tetap membangkang, termasuk istrinya sendiri.

Dalam tafsir Qashash al-Anbiyaa karya Ibnu Katsir, disebutkan bahwa nama istri Nabi Luth AS adalah Walihah, berdasarkan keterangan As-Suhaili. Sumber lain menyebutkan nama Wa’ilah. Terlepas dari perbedaan pendapat, satu hal yang pasti: istri Nabi Luth AS bukanlah seorang mukminah yang taat.

Ia justru ikut merusak misi dakwah sang suami. Saat para malaikat utusan Allah datang ke rumah Nabi Luth AS dengan menyamar sebagai pria tampan, sang istri malah membocorkan kedatangan mereka kepada kaum Sodom.

Dengan nada kagum, ia berkata kepada kaumnya:
"Di rumah kami saat ini sedang menerima beberapa tamu laki-laki yang sangat rupawan. Aku tidak pernah melihat wajah serupawan itu sebelumnya."
Ucapannya itu justru menjadi sinyal bagi kaum Sodom untuk datang dan mengganggu para tamu Nabi Luth AS.

Azab Allah pun tak terhindarkan. Para malaikat memerintahkan Nabi Luth AS untuk segera pergi dari kota itu bersama keluarganya pada malam hari, tanpa menoleh ke belakang.

Baca Juga : Sambut Awal Tahun 1.447 Hijriah, Mbak Wali Bersama 27 Ribu Warga Kediri Ikuti Istigasah dan Doa Bersama

Namun sang istri melanggar perintah tersebut. Ia menoleh ke belakang, menatap kota yang telah ia khianati bersama kaumnya. Seketika itu pula, ia pun ikut tertimpa azab yang sama, menjadi bagian dari sejarah tragis yang diabadikan dalam Al-Qur’an.

Peristiwa ini dijelaskan dalam penafsiran Ibnu Katsir terhadap surah Al-Hijr ayat 65. Istri Nabi Luth AS menjadi simbol dari pengkhianatan dalam keluarga nabi dan bukti bahwa kedekatan darah tidak menjamin keselamatan jika iman tidak mengiringinya.

Kisah ini bukan sekadar cerita masa lalu. Ia menjadi peringatan keras bahwa ketaatan dan keimanan adalah kunci keselamatan, terlepas dari posisi atau kedekatan seseorang dengan orang-orang saleh. Bahkan istri seorang nabi pun bisa celaka jika membangkang terhadap perintah Allah SWT.

Cerita Nabi Luth AS dan kaumnya dapat ditemukan dalam berbagai surah Al-Qur’an, di antaranya: Al-A'raf (80–84), Hud (69–83), Al-Hijr (51–77), Asy-Syu'ara (160–175), An-Naml (54–58), Al-Ankabut (28–35), Ash-Shaffat (133–138), Adz-Dzariyat (31–37), dan Al-Qamar (33–40).