JATIMTIMES - Tingkat pengangguran di kalangan lulusan SMK masih jadi persoalan serius di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Per Februari 2025, lulusan SMK menyumbang 22,37% dari total pengangguran nasional yang mencapai 7,28 juta orang. Angka ini mencerminkan betapa melimpahnya tenaga siap kerja yang belum terserap. Di tengah kondisi ini, bekerja di Jepang bisa menjadi alternatif yang patut dipertimbangkan secara serius.
Dalam acara Job Fair Jakarta Goes to Campus di Universitas Trisakti, Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada April lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengungkapkan bahwa Jepang membuka 148 ribu peluang kerja bagi tenaga kerja asal Indonesia. Kesempatan ini terbuka luas untuk berbagai latar belakang pendidikan, termasuk lulusan SMK. Tidak hanya membantu menyerap angkatan kerja muda, peluang ini juga menawarkan prospek karier yang menarik. Baik dari segi penghasilan yang kompetitif hingga potensi mengembangkan pengalaman kerja bertaraf internasional.
Baca Juga : Cegah Kenakalan Remaja, Pemkot Surabaya Siapkan Kebijakan Jam Malam untuk Anak
Namun, bagaimana sebenarnya cara lulusan SMK bisa kerja di Jepang? Berikut langkah-langkah yang perlu diketahui.
1. Cari Informasi dari Sumber Resmi dan Terpercaya
Langkah pertama bagi lulusan SMK yang ingin kerja di Jepang adalah memastikan informasi lowongan berasal dari sumber yang kredibel. Pemerintah Jepang secara berkala merilis kuota kebutuhan tenaga kerja asing, dan data ini dapat diakses melalui situs resmi seperti Japan International Cooperation Agency (JICA) atau situs Kementerian Tenaga Kerja. Hindari agen yang tidak terdaftar atau menjanjikan proses cepat tanpa kejelasan. Banyak kasus penipuan bermula dari ketidaktahuan pencari kerja terhadap jalur resmi.
2. Pilih Lowongan dan Gabung dengan Lembaga Penyalur Terpercaya
Setelah menemukan bidang kerja yang sesuai, langkah penting berikutnya adalah bergabung melalui lembaga penyalur kerja resmi dan berpengalaman. Lembaga ini menjadi penghubung antara pencari kerja dan perusahaan Jepang, sekaligus mempersiapkan calon tenaga kerja secara holistik.
Salah satu contoh lembaga yang bisa dipertimbangkan adalah Nosuta, yang membantu penempatan tenaga kerja kehutanan asal Indonesia ke Jepang. Lulusan SMK dari jurusan terkait seperti kehutanan atau pertanian yang ingin kerja di Jepang dapat memanfaatkan jalur ini untuk mengembangkan karier sekaligus mendapatkan pengalaman internasional.
3. Persiapkan Sertifikat dan Kemampuan Bahasa Jepang
Pemerintah Jepang mensyaratkan sertifikat keterampilan (berdasarkan bidang kerja) serta kemampuan bahasa Jepang minimal level N4 untuk sebagian besar pekerjaan. Oleh karena, penting bagi lulusan SMK yang ingin kerja di Jepang untuk mengikuti pelatihan keterampilan dan kursus bahasa Jepang sedini mungkin. Jika kamu ikut lembaga penyalur kerja seperti Nosuta, mereka juga memberikan pelatihan keterampilan teknis dan kemampuan bahasa Jepang.
Baca Juga : Catat! Jadwal Pengisian DRH NI PPPK 2025 Dimulai 1 Juli, Hanya Sampai 31 Juli!
4. Ajukan Visa Kerja Sesuai Skema yang Berlaku
Setelah memenuhi syarat kemampuan dan mendapat tawaran kerja, langkah berikutnya adalah mengajukan visa kerja. Salah satu skema yang relevan bagi lulusan SMK adalah Specified Skilled Worker (SSW). Skema ini memungkinkan pekerja asing kerja di Jepang hingga lima tahun, tergantung bidang pekerjaan. Proses pengajuan visa dilakukan melalui kedutaan Jepang dan perlu dilengkapi dokumen pendukung, termasuk kontrak kerja dan sertifikasi keahlian. Lembaga penyalur seperti Nosuta juga biasanya memberi pendampingan untuk proses ini.
5. Siapkan Biaya, Fisik, dan Mental
Meskipun ada program pembiayaan dan beasiswa, tetap ada komponen biaya pribadi yang harus disiapkan. Misalnya seperti transportasi, dokumen, hingga biaya hidup awal. Lebih dari itu, kerja di Jepang juga menuntut kesiapan fisik dan mental karena lingkungan kerja Jepang dikenal disiplin dan menantang. Persiapan mental menghadapi budaya baru, sistem kerja ketat, dan adaptasi sosial menjadi kunci keberhasilan jangka panjang di negeri sakura.