JATIMTIMES – Di balik terbitnya sebuah sertifikat halal, seringkali yang terlihat hanyalah hasil akhirnya dokumen resmi, foto serah terima, atau acara tasyakuran. Tapi di balik itu semua, ada satu peran penting yang kerap tak muncul di permukaan: proses pembinaan yang senyap namun intens. Inilah ruang kerja Halal Center Universitas Islam Malang (Unisma), yang lebih memilih menyemai perubahan dari dalam ketimbang tampil di panggung luar.
Di Kabupaten Kediri, Halal Center Unisma baru saja menuntaskan satu pendampingan panjang untuk sebuah rumah makan lokal (RM Bu Lanny) yang kini berhasil lolos sertifikasi halal reguler. Bahkan rumah makan tersebut menjadi rumah makan pertama yang bersertifikat halal. Namun cerita utamanya bukan pada siapa yang dibina, melainkan bagaimana mereka dibina.
Baca Juga : Bupati Nganjuk Serahkan Simbolis Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan kepada 7.481 Pekerja Sosial Keagamaan
Kepala Halal Center Universitas Islam Malang Ibu Novi Arfarita SP., MP., M.Sc., Ph.D, menjelaskan, pendekatan Halal Center Unisma tak pernah hanya soal teknis. Mereka tidak hanya datang membawa formulir, SOP, atau pelatihan singkat. Yang dibawa adalah sistem berpikir.
"Mereka masuk ke dapur pelaku usaha, bukan sekadar memeriksa bahan, tapi juga membongkar kebiasaan, menata ulang manajemen, hingga mengedukasi seluruh tim produksi soal titik kritis halal, sesuatu yang kerap diabaikan bahkan oleh pelaku usaha," katanya.
Mulai dari penyusunan dokumen Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH), pendaftaran di aplikasi SiHalal milik pemerintah, hingga proses audit lapangan dan sidang fatwa, semua dilalui bersama. Halal Center Unisma hadir dalam setiap tahapan. Mereka tidak sekadar mengarahkan dari jauh, tapi benar-benar berjalan bersama para pelaku usaha, menjadi rekan belajar, bukan penguji.
"Pendampingan ini bermula bukan karena tuntutan administratif, tapi karena dorongan kesadaran," katanya.
Kampanye Wajib Halal Oktober yang digaungkan pemerintah pada 2024 menjadi pemantik, tapi Halal Center Unisma-lah yang mengubah pemantik itu menjadi proses nyata. Mereka tidak mendikte, melainkan membimbing. Mereka tak menawarkan jalan pintas, tapi mendampingi jalan panjang yang kadang rumit dan berbelit.
Salah satu tantangan terbesar justru muncul dari hal-hal kecil, seperti bahan tambahan yang sulit ditelusuri asal-usulnya, proses pencucian alat yang belum standar, atau kebiasaan mencampur adonan tanpa dokumentasi. Di sinilah peran Halal Center Unisma menjadi krusial. Mereka tahu bahwa kehalalan tak hanya soal "apa", tapi juga "bagaimana".
Lebih dari itu, Halal Center Unisma mulai meninggalkan jejak di berbagai wilayah. Di Kediri, pendampingan yang mereka lakukan bukan hanya menghasilkan satu sertifikat halal, tapi juga menumbuhkan kepercayaan baru. Supplier bahan baku, guru SMK, pengawas halal, hingga para perajin lokal yang terlibat dalam rantai pasok mulai menyadari pentingnya keterlibatan aktif dalam menjamin kehalalan produk.
Sementara itu Halal Center Unisma selalu menonjolkan komitmen mereka dalam ekosistem halal. Bahkan dalam kegiatan seremonial, yang mereka sampaikan bukan klaim keberhasilan, melainkan ajakan untuk bersama-sama membangun ekosistem halal yang lebih sehat, transparan, dan bertanggung jawab. Dalam dunia sertifikasi yang sering kali terasa birokratis dan kaku, kehadiran mereka menjadi jembatan antara regulasi dan kenyataan lapangan.
Baca Juga : Dorong Pendapatan Lebih, Ratusan Buruh Linting Rokok di Kota Malang dapat Pelatihan dan Bantuan Alat
Di tengah dorongan negara untuk memperluas sertifikasi halal, peran semacam ini tak bisa diremehkan. Bukan hanya karena mereka membantu usaha lolos sertifikasi, tapi karena mereka menghadirkan nilai di dalam prosesnya.
Sementara itu, dalam tasyakuran dan serah terima secara simbolik sertifikat halal RM Bu Lanny di Outlet Simpang Lima Gumul, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, belum lama ini, sertifikat diserahkan langsung oleh Kepala Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Universitas Islam Malang Ibu Jeni Susyanti, SE., MM., BKP., C.B.V dan didampingi oleh Kepala Halal Center Universitas Islam Malang Ibu Novi Arfarita SP., MP., M.Sc., Ph.D sebagai Narasumber titik kritis produk halal.
Penyerahan sertifikat halal disaksikan langsung oleh mitra-mitra dari RM Bu Lanny Kediri antara lain perwakilan SMKN 1 Ngasem, MAN 2 Kediri, Pengawas Halal Kab. Kediri, Supplier bahan RM Bu Lanny dan Pengrajin Batik Kediri Sundari. Selain menyampaikan titik kritis produk halal, narasumber juga mempromosikan Unisma, LPH Unisma, Halal Center dan LP3H unisma.