JATIMTIMES - Prof Dr Muhammad Madyan SE MSi MFin resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Airlangga (Unair) periode 2025-2030, Selasa (17/6/2025) di Aula Garuda Mukti Kampus MERR-C. Prof Madyan menjadi rektor ke-14, menggantikan rektor ke-13 Prof Dr Mohammad Nasih MT Ak CA yang telah 10 tahun menahkodai Unair.
Pelantikan dan pelepasan Rektor Unair ini dipimpin langsung oleh Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Unair Prof (HCUA) Dr H Sunarto. Dalam kesempatan itu, Sunarto mengaku bersyukur karena pemilihan rektor berlangsung secara kondusif, demokratis, akuntabel, dan menunjukkan kematangan berorganisasi dalam tubuh Unair.
Baca Juga : Kronologi Warga Gedangan Temukan Satwa Dilindungi Terjerat Jaring, Kini Diserahkan ke BBKSDA Jatim
Prof Sunarto menambahkan, sebagai seorang pembelajar dan civitas academica, saat ini dunia sedang menghadapi tantangan besar di tengah dinamika ekonomi, sosial, dan politik global yang kompleks. Dalam keadaan yang penuh ketidakpastian yang bersamaan dengan perubahan dan perkembangan pesat di bidang kesehatan, life science, teknologi, dan kecerdasan buatan, hal ini menjadi tantangan besar bagi universitas modern.
Menurutnya, penting bagi Unair untuk mewujudkan akses dan pemerataan yang berkeadilan bagi masyarakat nasional dan global dalam menjangkau pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan. Hal itu berarti, seyogyanya Unair dapat berkomitmen dengan membuka diri bagi talenta baru tanpa diskriminasi dan eksklusivisme. Sehingga pertukaran gagasan baru, ilmu pengetahuan baru, serta relasi dan kolaborasi dapat tercipta.
“Jika pada periode sebelumnya Unair bisa mengimplementasikan Kampus Merdeka, maka periode kali ini saya melihat kita juga telah siap mengaktualisasikan kampus berdampak sebagai keberlanjutan kampus merdeka,” tutur Sunarto.
Menurutnya, tantangan terkini bagi perguruan tinggi tidak lagi berperan sebagai pusat pengembangan dan transfer ilmu semata. Namun, universitas harus dapat hadir sebagai penggerak solusi konkret bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
“Dengan demikian, Tri Dharma tidak berhenti di ruang kelas, tetapi juga bersambung dengan realitas lingkungan sosial. Universitas harus dapat hadir sebagai pusat pengembangan karakter dan kepemimpinan,” jelasnya.
Sementara itu, melalui pidato orasinya, Prof Madyan menegaskan bahwa Unair tidak boleh hanya menjadi menara gading akademik. Melainkan harus hadir sebagai agen perubahan sosial dan motor penggerak bangsa.
Di hadapan para tamu undangan dan sivitas academika, Prof Madyan menyebut Unair akan berperan aktif dalam mendukung kebijakan Asta Cita Indonesia. “Universitas Airlangga harus mengambil peran lebih aktif sebagai lembaga yang tidak hanya menghasilkan lulusan, tetapi juga solusi,” katanya.
Baca Juga : Korban Dugaan Pelecehan Dokter di Malang, Bakal Penuhi Panggilan Polisi Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik
Langkah itu terwujud melalui kelanjutan misi entrepreneur university yang telah dirintis pada periode sebelumnya. Melalui pendekatan ini, Unair diarahkan untuk menjadi ekosistem kewirausahaan sosial yang mampu mengatasi pengangguran dan menggerakkan kemandirian ekonomi bangsa.
Madyan juga menekankan pentingnya menempatkan mahasiswa sebagai pusat eksistensi perguruan tinggi. “Mahasiswa bukan sekadar peserta didik. Mereka adalah aktor utama yang harus mendapatkan ruang luas untuk berkreasi, berinovasi, dan berkembang sebagai insan intelektual berkarakter,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia bilang bahwa Unair harus menjadi ‘rumah intelektual’ yang sehat dan produktif, yang tidak hanya melahirkan karya ilmiah tapi juga nilai kemanusiaan dan kebermanfaatan sosial. Dalam kerangka itu, pembangunan iklim akademik yang inklusif dan kolaboratif akan menjadi prioritas.
Prof Madyan mengajak seluruh elemen universitas untuk bersinergi menjaga arah transformasi Unair. “Saya menyadari amanah ini tidaklah ringan. Namun saya percaya, dengan tekad kolektif, Unair akan melangkah lebih unggul, mandiri, bermartabat, dan berdampak,” tandasnya.