free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Tak Ada Penerbangan di Bandara Dhoho, Komisi D DPRD Jatim Soroti Aksesibilitas Kawasan

Stik Playstation
Anggota Komisi D DPRD Jatim, Agus Black Hoe Budianto. (Foto: Ist)

JATIMTIMES - Tidak adanya layanan penerbangan komersial di Bandara Dhoho, Kediri, mendapat perhatian serius dari DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim). Anggota Komisi D DPRD Jatim, Agus Black Hoe Budianto menyoroti minimnya dukungan aksesibilitas di kawasan bandara tersebut.

Ia menyebut, tidak adanya penerbangan di Bandara Dhoho mencerminkan lemahnya kesiapan infrastruktur pendukung dan belum maksimalnya strategi pengembangan kawasan penyangga bandara. Ia menyesalkan minimnya jadwal penerbangan dan keterbatasan konektivitas dari dan menuju bandara.

Baca Juga : Pertama di Kawasan Industri Indonesia, SIER Raih Rekomendasi Sertifikasi ISO Terintegrasi

Ia menyebut, realitas di lapangan menunjukkan bahwa berbagai elemen pendukung belum benar-benar siap. “Jadwalnya terlalu minim. Infrastruktur sampai saat ini belum maksimal, misalnya jalan tol yang menghubungkan Nganjuk sampai Tulungagung,” ungkap Agus Black Hoe, Selasa (25/6/2025).

Anggota Fraksi PDIP DPRD Jatim tersebut menambahkan, aksesibilitas menjadi faktor utama yang menyebabkan masyarakat belum menjadikan Bandara Dhoho sebagai pilihan utama untuk mobilitas udara. 

Jalan-jalan utama yang mengarah ke lokasi bandara dinilai belum representatif untuk menunjang mobilitas cepat, baik dari sisi waktu tempuh maupun kenyamanan perjalanan. “Kurangnya akses ke bandara ini bikin masyarakat agak kesulitan,” tegasnya.

Padahal, menurut Agus, Bandara Dhoho memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Kediri Raya. Terkait hal ini, dia juga menyoroti lemahnya dukungan dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai daya dorong tumbuhnya mobilitas udara di wilayah Kediri Raya.

Dia menilai hingga saat ini masih minim destinasi wisata unggulan yang dapat menjadi magnet bagi pergerakan penumpang secara signifikan. “Minimnya tempat wisata juga jadi faktor kenapa Bandara Dhoho belum bisa menarik banyak penumpang,” urainya.

Baca Juga : Komitmen Isu Lingkungan, Inovasi Composter Aerob Nasdem Malang Raya Siap Jadi Solusi Masalah Sampah

Agus mendorong agar pemerintah daerah (pemda) di sekitar kawasan penyangga Bandara Dhoho duduk bersama untuk merumuskan langkah strategis yang dapat memaksimalkan potensi daerah sebagai daya tarik utama. 

Menurutnya, daerah tidak bisa hanya mengandalkan kehadiran bandara semata tanpa didukung dengan strategi promosi wisata, pembangunan infrastruktur konektivitas, dan penguatan sektor ekonomi lokal. 

“Maka langkah pemerintah kabupaten/kota harus duduk bersama memaksimalkan potensi sebagai daya tarik,” tandasnya.