free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Bupati Subandi Susuri Sungai, Upaya Meminimalisasi Banjir di Kawasan Tanggulangin dan Candi

Penulis : Nur Hidayah - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Bupati Sidoarjo H. Subandi bersama Kepala Dinas PU Binamarga serta beberapa pejabat di Sidoarjo menyusuri sungai Mbah Gepuk.

JATIMTIMES - Guna menormalisasi sungai untuk menekan resiko terjadinya banjir, Bupati Sidoarjo H. Subandi bersama Kepala Dinas PU Binamarga serta beberapa pejabat di Sidoarjo menyusuri Sungai Mbah Gepuk.

Kegiatan ini dilakukan untuk menekan resiko terjadinya banjir, usai banjir di kawasan Tanggulangin dan Candi yang kerap menjadi langganan setiap musim penghujan.

Baca Juga : Cegah Penipuan IKD, Bupati Blitar Tegaskan Aktivasi Hanya Melalui Kanal Resmi

“Banyak aliran sungai yang mengalami pendangkalan yang disebabkan tertutup tumbuhan seperti eceng gondok dan kangkung, ini yang menyebabkan aliran sungai tidak lancar untuk itu pada kesempatan ini saya  memastikan pengerjaan normalisasi akan terus dikebut,” ungkapnya, Jumat (20/6/2025).

Dengan menyusuri sungai, Bupati Subandi bisa mengetahui apa yang menjadi penyebab aliran sungai tidak mengalir lancar. Jika ditemukan banyak endapan lumpur bisa diselesaikan dengan pengerukan sungai lagi sepanjang 2,5 kilometer hingga bulan Juli mendatang ditargetkan 3,8 kilometer serta pembersihan tanaman liar yang menjadi penyebab sungai menjadi dangkal.

Subandi menegaskan, normalisasi difokuskan di wilayah yang selama ini menjadi langganan banjir, seperti Tanggulangin, Candi, hingga Porong. Ia juga mengatakan akan dibangun DAM di wilayah Kedungpeluk karena hal ini juga sebagai bagian dari pengendalian banjir.

“Pemenang proyek sudah ada, tinggal pelaksanaan. Kami akan terus kontrol biar sungainya bersih dan paling tidak di tahun depan tidak ada dampak banjir, jika anggaran kurang akan kami siapkan lewat PAK (Perubahan Anggaran Keuangan),” tegasnya.

Subandi menambahkan jika Pemprov Jatim juga telah mengucurkan dana sebesar Rp 37 miliar, dengan harapan dana yang besar mampu menangani masalah banjir yang selama ini melanda wilayah Sidoarjo sehingga  tidak terulang di tahun-tahun mendatang.

Sementara itu Kepala DPUBMSDA Sidoarjo Dwi Eko Saptono mengatakan, sidak bupati dilakukan di aliran Sungai Sidokepuh mulai dari Ngaban hingga Kedungpeluk dengan  total panjang sungai mencapai enam kilometer.

“Untuk tahap awal fokus pada normalisasi sepanjang dua kilometer dari Ngaban hingga Balonggabus yang akan dikerjakan dalam dua minggu ke depan, kemudian pada Juli akan dilanjutkan pekerjaan kontraktual sepanjang 3,8 kilometer dari Balonggabus ke jembatan Kedungpeluk dan selain melakukan pengerukan, juga dilakukan pengerjaan yang meliputi pembersihan tumbuhan liar yang menyumbat aliran air," katanya.

Baca Juga : Dakwah Tanpa Pedang: Strategi Maulana Malik Ibrahim Membangun Islam Jawa

Ia juga menambahkan jika banjir yang sempat menggenangi Jalan Raya Porong lebih disebabkan oleh kontur tanah yang landai dan intensitas hujan ekstrem. seperti tercatat bahwa curah hujan yang terjadi mencapai 114 mm hanya dalam tiga jam dan itu sudah termasuk kategori ekstrem ditambah lagi  lokasinya yang memang tanahnya mengalami penurunan, namun untuk ini sudah disiapkan dua pompa oleh pemerintah pusat, masing-masing di Ketapang dan Siring.

"Sungai-sungai besar di Sidoarjo merupakan kewenangan pemerintah pusat, namun pihaknya tetap melakukan pendampingan teknis, seperti pembersihan dan pengangkatan tanaman liar, seperti di wilayah Sidokepuh ini alirannya langsung ke laut, jadi kewenangannya ada di balai pusat. Tapi kami tetap bantu secara operasional karena dampaknya banjir di wilayah kami,” ucapnya.

Dwi Eko juga menegaskan jika kapasitas sungai di Sidoarjo saat ini masih mampu menampung curah hujan hingga 70 mm. Namun jika lebih dari itu, air akan meluber ke permukiman dan jalan raya. Untuk itu dilakukan pengendalian dari pesisir Mengare.

"Kita pastikan kapasitas sungai di kawasan padat seperti Tanggulangin dan Candi bisa optimal saat musim hujan,” pungkasnya.