JATIMTIMES - Pembukaan Pasar Bambu atau dalam bahasa Madura dikenal dengan sebutan "Pasar Perreng", yang berlokasi di sepanjang Jalan Mawar, Kelurahan Patokan, Kabupaten Situbondo, berlangsung meriah pada Jumat malam (20/06/2025). Kemeriahan pembukaan ditandai dengan live performance pembuatan Batik Maronggi, batik khas Situbondo bermotif daun kelor, serta pameran mainan anak tradisional.
Batik Maronggi menjadi daya tarik tersendiri dalam kegiatan tersebut. Motif daun kelor yang dalam bahasa Madura disebut 'maronggi' ini ditampilkan dalam proses pembuatan batik tulis secara langsung oleh para pembatik dari Lembaga Batik Inggradanu Situbondo. Lembaga ini menaungi para pembatik lokal dari berbagai wilayah di Situbondo dan bertujuan melestarikan budaya batik khas daerah.
Baca Juga : Eks Kiper PSIS Semarang dan Winger Deltras Gabung Arema FC
Hary Soerijanto, salah satu pembatik dari Lembaga Inggradanu yang juga owner Rumah Batik Karas, menjelaskan bahwa proses pembuatan batik Maronggi tidak bisa dilakukan secara instan.
"Untuk satu kain batik tulis Maronggi bisa memakan waktu hingga dua minggu pengerjaan," ungkap Hary.
Ia menambahkan, sejak Batik Maronggi dipromosikan oleh Bupati Situbondo, Mas Rio, permintaan batik ini meningkat tajam. "Banyak pesanan datang, terutama dari OPD. Harga batik Maronggi dengan ukuran 200 hingga 220 centimeter berkisar antara Rp 185 ribu hingga Rp 250 ribu, tergantung panjang dan detail motifnya," jelasnya.
Dalam sambutannya, Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo yang akrab disapa Mas Rio, memberikan apresiasi penuh terhadap dihidupkannya kembali nama Pasar Perreng.
"Alhamdulillah, malam ini Pasar Perreng hidup kembali. Jalan yang katanya Pak Camat sepi, kini kembali ramai. Saya senang dan bangga," kata Mas Rio di hadapan para pelaku UMKM dan pengunjung.
Mas Rio menilai kegiatan ini tidak sekadar mengaktifkan kembali pasar yang sempat tenggelam, namun juga memberi ruang bagi pelaku UMKM untuk berkembang. "Saya melihat pelaku UMKM hadir dengan busana adat yang beragam, mulai dari Papua, Madura, Tionghoa, dan lainnya. Ini simbol persatuan dalam keberagaman," ujarnya.
Baca Juga : Dua Haji Asal Bangkalan Wafat di Pesawat Satu Jam Sebelum Mendarat di Tanah Air
Camat Situbondo, Jupri Setyo Utomo, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Pasar Perreng kali ini diikuti oleh 98 pelaku UMKM yang seluruhnya merupakan usaha baru.
"Icon Pasar Perreng ini dibentuk dengan semangat kebersamaan dan mendapat dukungan masyarakat. Kegiatan ini juga bertujuan menciptakan perputaran ekonomi bagi warga sekitar Jalan Mawar," katanya. Jupri menambahkan, kegiatan UMKM ini akan rutin digelar setiap Jumat malam hingga Sabtu dini hari.
Dengan perpaduan seni budaya lokal, partisipasi pelaku usaha baru, serta semangat gotong royong warga, Pasar Perreng Situbondo diharapkan menjadi pusat ekonomi kerakyatan dan wadah promosi potensi daerah.