JATIMTIMES - Di tenggara Pulau Flores berdiri Gunung Lewotobi, sebuah kompleks gunung berapi kembar yang dikenal sebagai simbol "suami‑istri" antara Lewotobi Laki‑Laki dan Lewotobi Perempuan.
Meski dari jarak hanya sekitar 2 km, kedua puncak ini berbeda secara ketinggian, karakter erupsi, dan pola aktivitasnya — fakta yang krusial bagi mitigasi bencana dan edukasi publik.
Baca Juga : Kronologi Erupsi Gunung Lewotobi Laki‑Laki: Dari Meletus hingga Status Awas
Tim JatimTimes menggali perbedaan utama di antara keduanya, berdasarkan data terkini dan penjelasan resmi dari PVMBG.
1. Perbedaan Ketinggian & Morfologi
Aspek | Lewotobi Laki‑Laki | Lewotobi Perempuan |
---|---|---|
Ketinggian | ±1.584 mdpl | ±1.703 mdpl |
Bentuk | Lebih kecil, kerucut, lebar kawah ~ 400 m | Puncak lebih tinggi, permukaan lebih kasar, kawah ~ 700 m |
2. Pola Aktivitas Vulkanik
Lewotobi Laki‑Laki adalah yang paling aktif di antara keduanya. Sejak abad ke-19 sudah tercatat puluhan letusan, termasuk di tahun 2023 (erupsi berkelanjutan sejak 23 Desember 2023), 2024, dan terbaru Juni 2025.
Sebaliknya, Lewotobi Perempuan relatif jarang meletus, hanya tercatat pada tahun 1921 dan 1935.
Petugas PVMBG menjelaskan:
“Lewotobi Laki‑Laki menunjukkan frekuensi gempa dan emisi gas yang jauh lebih tinggi dibandingkan Lewotobi Perempuan,” terang Kepala Pos Pemantau, Wafid, saat briefing terakhir.
3. Riwayat Letusan & Dampak
Lewotobi Laki‑Laki: mencatat letusan besar pada 4 November 2024—mengakibatkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan pengungsian ribuan orang.
Lewotobi Perempuan: letusannya lebih lambat dan damai, dengan potensi vulkanik yang lebih rendah hingga pertengahan abad ke-20 saja.
4. Implikasi Praktis untuk Masyarakat
Karena Lewotobi Laki‑Laki lebih sering aktif, pemantauan seismik dan antisipasi lahar lebih difokuskan di kawah ini.
PVMBG menyatakan:
Baca Juga : Lewotobi Laki‑Laki dan Perempuan: Apa Bedanya dan Mana yang Lebih Aktif?
“Pendakian ke Lewotobi Perempuan masih diperbolehkan, tapi tetap harus diawasi karena potensi aktivitas seismik yang sporadis,” jelas Wafid dalam konferensi pers.
Zona aman, radius larangan (7–8 km), dan red alert penerbangan biasanya berlaku pada Laki‑Laki, bukan Perempuan.
Kesimpulan & Rekomendasi
Lewotobi Laki‑Laki adalah spot utama aktivitas vulkanik di kompleks Lewotobi — lebih rendah dan lebih sering meletus. Sementara itu, Lewotobi Perempuan berdiri tenang dengan erupsi yang sangat jarang. Bagi:
Pendaki & wisatawan: perlu mengenali perbedaan ini sebelum memilih target, serta mengikuti petunjuk PVMBG.
Pemerintah & tim mitigasi: pemantauan lebih intens diarahkan pada Laki‑Laki, dengan advokasi kesiapsiagaan di Desa-desa kaki gunung.
Lewotobi berdualitas fisik dan karakter, namun yang satu jelas lebih dinamis dan menuntut kewaspadaan ekstra. Edukasi publik dan komunikasi risiko harus fokus membedakan keduanya agar daerah rawan bisa disiapkan dengan tepat.