JATIMTIMES - Proses pencarian anak hanyut berusia 10 Tahun di Sungai Brantas masih dilakukan oleh personel gabungan. Mendapati musibah ini Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyempatkan waktunya untuk melihat kondisi orang tua Nia Mualidia di rumahhya di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Selasa (17/6/2025).
Wahyu pun langsung melihat kondisi juga berdiskusi dengan kedua orangtua Nia. Rasa duka tampak menyelimuti wajah kedua orangtua Nia yang hingga saat ini masih belum ditemukan.
Baca Juga : Pengadilan Negeri Malang Eksekusi Rumah Tiga Lantai di Perumahan Batu Residence
“Saya sempat berbicara dengan keluarga korban dan memang kondisinya belum stabil karena belum ada kepastian sampai saat ini,” ungkap Wahyu usai kunjungan.
Pihak keluarga, lanjut Wahyu bercerita jika sebelumnya anaknya tidak pernah bermain di kawasan Sungai Brantas. Nahas, tak disangka kejadian ini terjadi pada Nia. Meski demikian Wahyu memastikan personel gabungan terjun melakukan dengan maksimal agar Nia bisa segera ditemukan. Karena itu Wahyu pun menyempatkan untuk mendatangi posko SAR Gabungan yang tak jauh dari lokasi.
Kemudian Wahyu juga memantau langsung proses pencarian korban mulai dari jalur air maupun darat. Wahyu menambhakan proses pencarian dilakukan melalui jalur darat dan air.
“Saya cek semua tim membagi tadi ada 6 rafting. Ada yang turun lewat darat dan sungai ini juga masyarakat banyak bantu terutama dapur umum memberikan makanan,” imbuh Wahyu.
Dengan adanya musibah ini, Wahyu meminta kepada warga untuk menjadikannya sebagai pembelajaran bersama agar tidak memanfaatkan sungai untuk mandi atau bermain. Terlebih musibah datangnya bisa kapan saja.
“Kita tidak tahu musibah bisa datang tiba-tiba jadi saya berharap, sosialiasi pak lurah dan camat agar digencarkan serta warga berhati-hati. Kita lihat tadi sebenarnya ada pagar penghalang, namun musibah bisa saja bisa terjadi,” tegas Wahyu.
Sementara itu, Ketua Koordinator Unit Siaga SAR Malang Raya, Yoni Fariza K menambahkan pada operasi hari kedua ini melibatkan dua tim, totalnya ada 55 personel. Tim pertama sebanyak 25 persoble menyusuri mulai titik awal kejadian hingga sejauh lima kilometer.
Baca Juga : Ini Merek dan Spesifikasi Laptop Pengadaan Kemendikbud yang Kini Jadi Sorotan
“Untuk tim 3 di darat dibagi menjadi 3 dengan 30 personel ditempatkan di titik-titik yang dicurigai untuk memantau dari darat. Sehingga ketika tim 2 melihat tanda-tanda akan segera melaporkan ke posko, sehingga yang di posko bisa menggerakkan tim air untuk evakuasi,” terang Yoni.
Proses pencarian pada hari kedua pun belangsung sejak pukul 07.00 sampai 16.00 WIB. Jika pada waktu tersebut masih belum didapati tanda-tanda kemunculan korban, pihaknya terpaksa menghentikan proses pencarian.
“Kalau tidak ada tanda-tanda itu kami fokus perencana operasi di hari berikutnya. Tapi tetap harapannya segera ditemukan,” ujar Yoni.
Diberitakan sebelumnya, kejadian ini bermula saat tiga orang anak, yakni Nia, Novi, dan Ardi sedang bermain di sekitar sungai Brantas. Warga sekitar sempat memperingatkan anak-anak tersebut agar tidak main di sungai, karena khawatir sampai hanyut atau tenggelam.
Kemudian mereka turun untuk mandi. Arus sungat yang deras pun membawa Nia dan Novi. Namun Novi berhasil menepi di pinggir sungai, sedangkan Nia dalam kondisi masih terbawa arus sungai Brantas.