free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Hiburan, Seni dan Budaya

Tumbuh Kembangkan Lagi Budaya Lokal, Disbudpar Banyuwangi Gelar Workshop Pembuatan Dekorasi Mayang Sari

Penulis : Nurhadi Joyo - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Workshop pembuatan dekorasi Mayang Sari di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi (Istimewa)

JATIMTIMES - Dalam upaya menumbuhkembangkan lagi seni tradisional merangkai janur khas Jawa, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi menggelar workshop pembuatan dekorasi Mayang Sari melalui live streaming di media sosial TikTok dan Instagram @banyuwangi_tourism pada Senin pagi, (16/6/2025). 

Mayang Sari adalah elemen dekorasi pengantin tradisional yang kaya akan nilai, falsafah dan makna. Biasanya digunakan dalam acara pernikahan masyarakat Jawa, Mayang Sari ditempatkan di sisi kanan dan kiri kursi pelaminan. Dengan tinggi sekitar 180 cm, bentuknya dapat disesuaikan dengan selera, dan biasanya hadir berpasangan.

Baca Juga : Lepas Siswa dalam Purnawiyata dan Gelar Prestasi, Kepala MIN 2 Kota Malang: Jadilah Pioneer Kebaikan 

Namun, penggunaannya kini semakin jarang ditemukan, berbeda dengan Kembar Mayang dan Penjor yang masih sering digunakan pada acara hajatan di Banyuwangi khususnya.

Menurut Salah seorang Pengerajin Mayang Sari, Elis Nurwahyuni, tren penggunaan Mayang Sari dalam acara hajatan pernikahan terus menurun.

"Mayang Sari sudah jarang digunakan kecuali ada pengantin yang menggunakan dekorasi gebyok Jawa. Sementara itu, Kembar Mayang dan Penjor masih banyak diminati," ujar perempuan yang akrab disapa Bunda Elis tersebut.

Bunda Elis telah menggeluti seni merangkai janur kurang lebih sudah 45 tahun. Dalam workshop ini, ia membagikan pengalamannya, termasuk teknik pembuatan yang efisien.

"Proses pembuatan Mayang Sari biasanya memakan waktu sekitar 1 jam. Untuk Kembar Mayang hanya 15 menit, sedangkan Penjor bisa selesai 4 buah dalam 1 jam," tambahnya.

Sementara Plt Kepala Disbudpar Banyuwangi melalui Analisis Kebijakan Ahli Muda Bidang Ekonomi Kreatif Disbudpar Banyuwangi, Dwi Susanti, memberikan apresiasi terhadap dedikasi Bunda Elis dan pentingnya pelestarian seni ini.

Baca Juga : Akhir Tragis Ekspedisi Amangkurat I: Kisah Tumenggung Wiraguna di Blambangan

"Alhamdulillah, hingga saat ini masih ada yang melestarikan pembuatan Mayang Sari. Melalui workshop live streaming, kami ingin membuka akses kepada masyarakat luas untuk belajar seni ini," jelas Santi.

Santi berharap, kegiatan ini dapat membangkitkan kembali minat masyarakat terhadap tradisi yang sarat makna ini.

"Dengan media sosial, kami ingin menjangkau generasi muda dan memperkenalkan keindahan seni tradisional ini kepada khalayak lebih luas," pungkasnya.

Workshop ini diharapkan menjadi langkah nyata untuk menghidupkan kembali warisan budaya yang hampir terlupakan, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk melestarikannya.