JATIMTIMES - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berhasil mengembalikan 6.000 lebih anak tidak sekolah untuk mendapatkan akses pendidikan. Capaian ini diperoleh dengan berbagai langkah taktis yang dilakukan.
Menurut bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri Mochamad Muhsin, penurunan angka anak tidak sekolah ini berkat kerja keras berbagai sektor.
Baca Juga : Viral karena Parkir, Alfi Kini Jalan Bareng Wali Kota Blitar di PIPP
Catatan Dapodik (Data Pokok Pendidikan) menunjukkan, dari angka hampir 12 ribu anak tidak sekolah tahun 2024, dapat ditekan hingga 5.027 pada awal Mei lalu. Kondisi tersebut menjadi salah satu konsern utama yang kerap disampaikan Mas Dhito.
Berbagai program intervensi yang dilakukan adalah pemberian beasiswa, home visit teacher award, hingga kerja sama dengan pelaku seni seperti jaranan dan karawitan. Bahkan di beberapa kegiatan kesenian, dikhususkan untuk menyosialisasikan agar anak tidak sekolah bisa kembali mengenyam pendidikan.
Jika ditemukan anak-anak tidak sekolah pada pentas seni ini, petugas dari Dinas Pendidikan langsung mendaftarkan kembali ke bangku sekolah.
“Atas perintah Mas Bup (Mas Dhito) agar ada percepatan, kita minta guru-guru agar bergerak ke lapangan, ke tetangga yang terdeteksi tidak sekolah, putus sekolah, supaya diminta kembali bersekolah,” jelas Muhsin.
Lebih detail, Muhsin menjelaskan, 5.027 anak tidak sekolah ini berasal dari difabel hingga anak mondok yang tidak terdaftar di sekolah formal. Bagi difabel, Mas Dhito memberikan kebijakan agar seluruh satuan pendidikan dapat memberikan akses kepada difabel.
Saat ini, di Kabupaten Kediri sendiri sudah ada lebih dari 270 sekolah membuka akses tersebut. Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Kediri juga telah memberikan pelatihan kepada 300 guru sebagai pendamping anak berkebutuhan khusus. Rencananya, tahun ini akan ada pendambahan 300 guru pendamping untuk mendapatkan pelatihan tersebut.
Baca Juga : Pakubuwana II: Raja Terakhir Kartasura, Pendiri Surakarta dari Trah Sunan Kudus
Menjelang tahun ajaran baru 2025-2026 ini, Mas Dhito juga mewajibkan seluruh sekolah untuk memberikan ruang kepada anak-anak difabel. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan akses pendidikan yang setara.
“Saat SPMB (Sistem Penerimaan Murid Baru), sekolah wajib menerima anak-anak berkebutuhan khusus,” tandas Muhsin.
Pemerintah Kabupaten Kediri berharap kembalinya anak-anak sekolah ini bisa melanjutkan mimpi anak-anak muda yang kemudian bisa berdampak kepada kesejahteraan keluarga.
Sebagaimana disampaikan Mas Dhito, kemiskinan ekstrem ditargetkan bisa hilang di Kabupaten Kediri dalam 5 tahun kedepan. Salah satu indikator penyumbangnya adalah angka anak putus sekolah.(adv)