JATIMTIMES - Kebun bunga di Kota Batu kembali menjadi tren wisata belakangan ini. Kendati cuaca cenderung tak menentu, sejumlah kebun bunga di Kota Batu masih banyak diminati. Peranan media sosial turut berpengaruh para tren wisata tersebut, terutama di kalangan anak muda.
Salah satu wisata yang naik daun ialah Kebun Bunga Hortensia di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Salah satu pemilik lahan, Dayat, menyebut bahwa belakangan kebun seluas 8.000 meter persegi yang dia kelola tengah diminati muda-mudi. Mereka datang untuk sekadar menikmati alam dan berfoto.
Baca Juga : Serunya Wisata di Mahoni Dempok: Naik Perahu, Berkuda hingga Kulineran Olahan Ikan
Dayat menyampaikan, setiap pengunjung dikenakan tarif Rp10 ribu untuk masuk ke kebun bunga. Setahun sebelumnya, tarif masuk yang dikenakan Rp5 ribu. Namun seiring berjalannya waktu dan pengunjung yang bertambah banyak, ia menaikkan tarif.
"Akhir-akhir ini memang banyak yang datang. Biasanya suka foto. Kami juga sediakan bunga potong untuk dibawa," jelas Dayat saat ditemui JatimTIMES, belum lama ini.
Ia mengungkapkan, kebun bunga miliknya sudah ditanam dan dikelola untuk berbagai keperluan pasokan bunga sejak 2011 lalu. Mulanya hanya kebun biasa dengan bunga hortensia dan lily yang ditanam untuk dijual. Namun lama kelamaan banyak orang datang untuk berswafoto.
"Awalnya juga tidak ada jalan, hanya tanah. Selain itu, dekat tempat sampah (TPS 3R) desa," kata dia.

Saat ini, pihaknya sudah melengkapi fasilitas sederhana untuk mendukung kebunnya jadi wisata. Mulai dari paving block untuk jalan masuk, hingga properti foto.
Bunga hortensia potong dia jual dengan harga mulai dari Rp5 ribu per bunganya. Sementara bunga lily putih dan kuning hanya untuk permintaan pasar pasokan bunga.
"Kadang juga banyak permintaan bunga kering untuk dekorasi, lalu umbi dari lily juga dijual.mahal," sebut dia.
Baca Juga : Soal Dugaan Penyalahgunaan DD dan Laporan ke APH, Kades Kaliglagah Beri Klarifikasi
Kebun bunga Hortensia untuk wisata dibuka mulai pagi hari hingga menjelang petang. Hasil dari tarif yang dikenakan juga diperuntukkan sebagian besar ke pengelolaan dan kompensasi kebutuhan perawatan seperti pupuk dan pestisida. "Karena butuh perawatan. Baru beberapa waktu ini viral, ya, Alhamdulillah buat tambahan," ucap Dayat.
Setiap pengunjung diminta untuk menjaga lingkungan dan tidak merusak bunga di kebun.
Sementara ini, parkir wisata kebun bunga masih bergantung pada sebagian lahan di antara tempat pembuangan sampah (TPS).
"Sekarang sedang disiapkan untuk lahan parkir sendiri, supaya nggak mengganggu di TPS. Mungkin dua minggu lagi juga diusahakan ada toilet biar pengunjung nyaman," imbuhnya.