free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Serba Serbi

Begini Tips Memilih Hewan Kurban Terbaik, Jangan Asal Beli

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Potret hewan sapi, salah satu jenis hewan ternak yang dijadikan hewan kurban di Idul Adha. (Foto: Shutterstock)

JATIMTIMES - Menjelang Hari Raya Idul Adha, memilih hewan kurban yang sehat dan sesuai syariat menjadi hal yang penting diketahui bagi umat Muslim. Selain harga dan kualitas, kondisi fisik hewan juga harus diperhatikan agar ibadah kurban sah sesuai syariat Islam. 

Berikut ini JatimTIMES rangkum tips memilih hewan kurban terbaik dari dokter hewan hingga ulama, dilansir dari berbagai sumber. 

Baca Juga : Jangan Asal Tidur, Ini Cara Aman dan Nyaman Menginap di Hotel

Hewan Kurban Sehat Sesuai Anjuran Dokter Hewan

Dokter hewan drh. Ahmad Syifa Sidik meminta agar masyarakat memastikan kondisi kesehatan hewan sebelum membeli hewan kurban. Hal ini dilakukan demi menjamin kualitas daging yang nantinya dibagikan ke masyarakat.

ā€œMemilih hewan kurban yang sehat dan tidak berpenyakit merupakan sesuatu yang harus untuk menjaga kualitas daging kurban yang akan dibagikan,ā€ ujar drh. Ahmad, dikutip NU Online, Minggu (25/5/2025). 

Menurutnya, ada sejumlah ciri fisik yang bisa diperhatikan calon pembeli saat memilih hewan ternak, baik itu sapi, kambing, atau domba. Berikut ini tips dari drh. Ahmad untuk mengenali hewan kurban yang sehat:

1. Periksa Kondisi Fisik Hewan

Hewan yang sehat biasanya memiliki postur tubuh yang tegap dan kokoh. Kaki-kakinya berdiri dengan mantap dan menapak sempurna di tanah. Kuku juga terlihat mengilap alami, tidak pecah, dan tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan di bagian pangkal kuku. ā€œRambut hewan juga harus bersih dan cerah secara alami, tanpa ada kelainan kulit,ā€ kata drh. Ahmad.

Ia menambahkan, mata hewan seharusnya terlihat jernih dan tidak belekan, sementara hidungnya basah dan tidak kering. Bagian mulut pun harus bebas dari keropeng atau luka. ā€œLidah tidak menjulur ke luar, dan tidak ada air liur yang berlebihan sampai menetes keluar,ā€ jelasnya.

2. Pastikan Nafsu Makan Normal

Salah satu indikator paling sederhana dari kesehatan hewan adalah nafsu makannya. Hewan yang sehat akan makan dengan lahap dan tidak menunjukkan penolakan terhadap pakan.

ā€œKalau hewan terlihat lesu atau tidak tertarik pada makanan, itu bisa jadi pertanda ada masalah kesehatan,ā€ ujarnya.

3. Cek Kondisi Kotoran

Calon pembeli juga disarankan untuk melihat kondisi kotoran hewan. Kotoran dari hewan yang sehat umumnya memiliki tekstur yang tidak terlalu lembek atau cair, tapi juga tidak keras.
ā€œKalau kotorannya jatuh ke tanah dan bentuknya masih utuh, itu pertanda baik,ā€ kata drh. Ahmad.

Sebaliknya, jika kotoran terlalu encer atau malah terlalu kering, bisa jadi hewan sedang tidak dalam kondisi prima.

4. Minta Dokumen Kesehatan Hewan

Selain faktor fisik, hal penting yang sering terlewatkan oleh pembeli adalah mengecek dokumen resmi dari hewan kurban yang akan dibeli. Dokumen ini biasanya berupa surat keterangan sehat yang dikeluarkan oleh dinas terkait di daerah asal hewan.

ā€œPaling utama cek kelengkapan dokumen, terutama surat keterangan sehat yang ditandatangani dan dicap basah oleh dokter hewan berwenang di dinas kabupaten asal hewan tersebut atau dinas setempat,ā€ ujar drh. Ahmad.

Ia menyarankan agar pembeli tidak ragu untuk menanyakan langsung kepada penjual soal surat-surat tersebut. Langkah ini penting untuk menjamin hewan yang dikurbankan layak dan bebas penyakit menular.

Tips Pilih Hewan Kurban Ala DKP Kota Tangerang

Kepala Bidang Dinas Ketahanan Pangan (DKP) dan Pertanian Kota Tangerang Kota Tangerang, Ibnu Ariefyanto menyampaikan beberapa tips yang dapat dijadikan acuan masyarakat agar ibadah kurban berjalan sesuai aturan, aman, dan berkah.

ā€œMemilih hewan kurban bukan hanya soal harga, tetapi juga soal kualitas dan keberkahan. Mari kita jadikan ibadah kurban sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama dan lingkungan,ā€ ujar Ibnu, dikutip dari keterangan resminya, Minggu (25/5/2025).

Berikut ini lima hal penting yang harus diperhatikan saat membeli hewan kurban:

1. Pastikan Usia Hewan Sesuai Syariat

Salah satu syarat sahnya kurban menurut syariat Islam adalah usia hewan. Untuk kambing atau domba, usia minimal adalah satu tahun. Sementara untuk sapi atau kerbau, usia minimalnya dua tahun.

ā€œJangan ragu untuk bertanya langsung kepada penjual mengenai usia hewan, dan kalau bisa, lihat tanda fisiknya seperti pertumbuhan gigi tetap sebagai bukti hewan sudah cukup umur,ā€ kata Ibnu.

Pertumbuhan gigi permanen atau pergantian gigi susu pada hewan biasanya jadi indikator yang digunakan untuk menentukan umur hewan kurban.

2. Cek Kondisi Kesehatan Hewan

Kesehatan hewan adalah faktor yang harus diperhatikan. Hewan yang layak kurban harus bebas dari cacat seperti buta, pincang, atau kurus ekstrem.

ā€œPilih hewan yang aktif, tidak lesu, mata cerah, bulu bersih dan berkilau, serta punya nafsu makan yang baik,ā€ jelasnya.

Hewan yang sehat akan menunjukkan perilaku lincah dan responsif, serta tidak menunjukkan tanda-tanda seperti lesu, batuk, atau keluarnya cairan dari mata dan hidung.

3. Periksa Asal dan Legalitas Hewan

Masyarakat juga diimbau untuk memperhatikan asal-usul hewan yang dibeli. Hewan kurban sebaiknya berasal dari peternakan yang memiliki sertifikat kesehatan dan sudah diperiksa oleh dokter hewan.

ā€œIni penting untuk mencegah penyebaran penyakit hewan yang bisa menular ke manusia (zoonosis),ā€ jelas Ibnu.

Salah satu cara mengenalinya adalah dengan melihat apakah kandang atau lapak penjualan memiliki stiker dinas setempat, yang menandakan tempat tersebut diawasi dan legal.

4. Beli di Tempat yang Terpercaya

DKP Kota Tangerang juga mendorong warga agar membeli hewan kurban dari penjual atau peternak yang punya reputasi baik. Pastikan penjual bersedia memberikan informasi detail tentang hewan, seperti asal, umur, dan riwayat kesehatannya.

ā€œHindari membeli dari tempat yang tidak jelas asal-usulnya. Penjual yang terpercaya biasanya juga terbuka soal dokumen dan surat kesehatan hewan,ā€ tambahnya.

5. Pilih Lokasi Potong yang Sesuai Standar

Bagi masyarakat yang tidak menyembelih sendiri hewan kurban, penting untuk memastikan rumah potong hewan (RPH) atau lokasi penyembelihan memenuhi standar kebersihan dan kesehatan, serta sesuai dengan syariat Islam.

ā€œPastikan tempat penyembelihan punya fasilitas yang layak, bersih, dan dipantau petugas kesehatan hewan. Ini demi keamanan masyarakat dan daging yang akan dibagikan,ā€ ungkap Ibnu.

Waspadai 3 Penyakit Ini Saat Pilih Hewan Kurban

Meski secara umum hewan ternak yang dijual untuk kurban terlihat sehat, ternyata ada sejumlah penyakit yang tetap harus diwaspadai.

Tiga penyakit pada hewan ternk ini sejatinya bukan termasuk zoonosis, artinya tidak menular ke manusia namun tetap bisa mengganggu kualitas hewan dan berpengaruh terhadap kelayakan ibadah kurban. 

Ketiga penyakit tersebut adalah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD) atau dikenal sebagai ā€˜lato-lato’, serta Peste des petits ruminants (PPR). Berikut penjelasan lengkapnya:

1. PMK 

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menjadi salah satu penyakit paling ditakuti di kalangan peternak. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan sangat menular antarhewan berkuku belah seperti sapi, kambing, domba, dan babi.
PMK bahkan menjadi penyakit pertama yang pengakuan statusnya disahkan oleh World Organisation for Animal Health (WOAH).

Gejala klinisnya bisa dilihat dari adanya luka lepuh di sekitar mulut, lidah, bibir, puting susu, dan celah kuku. Luka ini bisa pecah dan menyebabkan hewan kesakitan, pincang, bahkan kesulitan makan. Dampaknya, hewan kehilangan nafsu makan dan bobot tubuhnya menurun.

Baca Juga : Polisi Selidiki Dugaan Aksi Penipuan Modus Gendam di Pasar Bululawang

ā€œHewan yang kena PMK tidak nafsu makan, pengaruhnya juga ke bobot. Kalau sudah parah, bisa sampai lepas kuku, itu menyakitkan sekali,ā€ kata drh Ahmad Syifa. 

Virus PMK dapat tersebar lewat udara melalui embusan napas hewan yang terinfeksi, juga ditemukan dalam susu bahkan 4 hari sebelum hewan menunjukkan gejala sakit. Itulah sebabnya penting bagi pembeli untuk memastikan hewan kurban bebas dari penyakit ini.

2. LSD alias Cacar Sapi

Lumpy Skin Disease (LSD) dikenal juga dengan sebutan 'lato-lato' di kalangan peternak karena gejalanya berupa benjolan-benjolan di kulit sapi dan kerbau. Penyakit ini disebabkan oleh virus dalam genus Capripoxvirus dan ditularkan melalui serangga pengisap darah seperti lalat, nyamuk, dan caplak.

ā€œPenyakit LSD itu yang dikontrol bukan cuma hewannya, tapi juga vektornya seperti nyamuk dan lalat,ā€ ungkap drh Syifa.

Gejala awal biasanya muncul sebagai demam dan leleran dari mata atau hidung. Tak lama kemudian, nodul atau bintil-bintil muncul di kulit, terutama di bagian leher, punggung, perineum, ekor, tungkai, hingga organ kelamin. Nodul ini berukuran sekitar 2-5 cm, keras, lalu berubah jadi lunak berisi cairan.

Meskipun LSD tidak menular ke manusia, ada catatan penting soal dagingnya. Jika lesi atau luka tembus hingga ke jaringan otot, maka bagian tersebut tidak layak dikonsumsi dan harus dibuang melalui proses trimming.

3. PPR

Penyakit terakhir yang juga perlu diwaspadai adalah Peste des petits ruminants (PPR). Penyakit ini secara khusus menyerang kambing dan domba, dan tergolong mematikan.

Dilansir dari laman resmi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian, PPR ditandai dengan peradangan pada saluran pencernaan dan pernapasan. Berbeda dengan LSD, virus ini tidak ditularkan melalui serangga, tapi melalui aerosol dan kontak langsung antarhewan.

Penularan juga bisa terjadi secara tidak langsung lewat alat kandang, pakan, wadah air, atau peralatan lainnya yang terkontaminasi virus.

Gejala awalnya adalah demam tinggi hingga 41°C, diikuti dengan anoreksia, gelisah, leleran hidung, batuk, dan diare berdarah. Setelah 5 hari, ternak yang sakit akan mengalami dehidrasi berat, kesulitan bernapas, hingga kematian.
Dalam kasus akut, khususnya pada kambing, bahkan kematian bisa terjadi mendadak hanya beberapa hari setelah demam muncul.

Kepada masyarakat yang hendak berkurban, para dokter hewan dan instansi pemerintah mengimbau agar lebih jeli melihat tanda-tanda penyakit pada hewan ternak.

ā€œTidak semua penyakit menular ke manusia, tapi bisa berdampak pada kualitas kurban dan kelayakan konsumsi daging. Pemeriksaan fisik dan asal-usul hewan tetap harus jadi prioritas,ā€ ujar drh Ahmad Syifa Sidik.

Alasan Hewan Kurban Sebaiknya Jantan

Pertanyaan soal mengapa hewan kurban dianjurkan berjenis kelamin jantan kerap muncul di masyarakat. 

Menjawab hal itu, mengutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), tidak ada dalil eksplisit dalam Al-Qur’an atau hadits yang secara langsung mewajibkan hewan kurban harus jantan. Meski begitu, para ulama tetap menganjurkan pemilihan hewan jantan sebagai bentuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmū' SyarḄ al-Muhadzzab menjelaskan, jenis kelamin hewan kurban diperbolehkan baik jantan maupun betina. Penjelasan ini diambil berdasarkan analogi dari hadits tentang aqiqah, yang menyebut tidak masalah memilih kambing jantan atau betina.

ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ¬ŁŁˆŲ²Ł ŁŁŁŠŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ų°Ł‘ŁŽŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŁ†Ł’Ų«ŁŽŁ‰ŲŒ Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ Ų±ŁŽŁˆŁŽŲŖŁ’ Ų£ŁŁ…Ł‘Ł ŁƒŁŲ±Ł’Ų²Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ: Ā«Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų“ŁŽŲ§ŲŖŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŲ§Ų±ŁŁŠŁŽŲ©Ł Ų“ŁŽŲ§Ų©ŁŒŲŒ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŲ¶ŁŲ±Ł‘ŁŁƒŁŁ…Ł’ Ų°ŁŁƒŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł†Ł‹Ų§ ŁƒŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŁ…Ł’ Ų„ŁŁ†ŁŽŲ§Ų«Ł‹Ų§Ā»

Artinya: "Boleh menyembelih hewan jantan maupun betina, sebagaimana hadits dari Ummu Kuraz, bahwa Rasulullah SAW bersabda: 'Untuk anak laki-laki dua kambing dan untuk perempuan satu kambing. Tidak masalah jantan ataupun betina.'" (Al-Majmū' SyarḄ al-Muhadzzab, jilid 8, hal. 392, Beirut: Dār al-Fikr)

Dengan dalil ini, Imam Nawawi menyimpulkan bahwa sebagaimana dalam aqiqah dibolehkan memilih jantan atau betina, maka dalam kurban pun diperbolehkan. 

Meski keduanya sah, dalam praktiknya hewan jantan lebih banyak dipilih. Alasannya bersifat teknis dan sekaligus berdasarkan kebiasaan Rasulullah SAW.

Dikutip dari Buku Saku Fikih Qurban karya M. Nurrosyid Huda Setiawan, hewan jantan dinilai lebih ideal karena umumnya memiliki daging lebih banyak, lebih segar, serta kualitas fisiknya cenderung lebih baik.

Selain itu, Rasulullah SAW juga pernah berkurban dengan dua ekor kambing jantan berwarna putih dan bertanduk, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam an-Nasa’i:

Ų£ŁŽŲ®Ł’ŲØŁŽŲ±ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁŁŲŖŁŽŁŠŲØŲ©Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: Ų­ŁŽŲÆŁ‘ŁŽŲ«ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲØŁŁˆ Ų¹ŁŽŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ©ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ł‚ŁŽŲŖŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ©ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŁ†ŁŽŲ³Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ:

"Rasulullah SAW berkurban dengan dua ekor kambing jantan yang berwarna putih dan bertanduk. Beliau menyembelih dengan tangan beliau sendiri, menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki di sisi tubuh kambing tersebut." (HR. an-Nasa’i, jilid 4)

Oleh karena itu, meskipun hewan betina tidak dilarang untuk dijadikan kurban, namun jenis jantan tetap lebih diutamakan sebagai bentuk meneladani Nabi Muhammad SAW.

Syarat Sah Hewan Kurban Menurut Baznas

Tak hanya soal jenis kelamin, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) juga menegaskan bahwa hewan kurban harus memenuhi empat syarat agar sah untuk dikurbankan:

1. Jenis Hewan

Hewan harus berasal dari jenis ternak seperti kambing, domba, sapi, atau unta. Ini sesuai dengan QS Al-Hajj: 34:
"Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka."

2. Usia Minimal

- Domba: minimal 6 bulan (jika sehat dan gemuk), idealnya 1 tahun
- Kambing: minimal 1 tahun
- Sapi: minimal 2 tahun
- Unta: minimal 5 tahun

3. Kondisi Fisik

Hewan harus sehat dan tidak cacat. Tidak sah jika hewan terlalu kurus, pincang, buta, telinga atau ekornya putus, atau sedang sakit.

4. Kepemilikan yang Jelas

Hewan harus milik pribadi dan dibeli dengan cara yang halal. Tidak sah jika hewan tersebut hasil curian, milik bersama tanpa izin, atau dari uang utang yang belum dilunasi.

Demikian tips memilih hewan kurban, baik dari sisi kesehatan dagingnya yang nanti akan dikonsumsi masyarakat hingga dari sisi kriteria agama yang sah. Semoga informasi ini bermanfaat.