free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Buku Neng Syafiyah: Penghormatan dan Warisan Sosok Inspiratif dalam Dunia Pendidikan

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Nurlayla Ratri

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ikatan Alumni Fakultas Humaniora (IKAFAHUMA) dan UIN Maliki Malang merilis buku Neng Syafiyah: Teladan Cinta, Ilmu, dan Ketulusan (ist)

JATIMTIMES - Ikatan Alumni Fakultas Humaniora (Ikafahuma) bersama dengan Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang merilis buku Neng Syafiyah: Teladan Cinta, Ilmu, dan Ketulusan. Buku ini menjadi sebuah simbol penghormatan untuk mengenang sosok Dosen Fakultas Humaniora, Dr. Hj. Syafiyah, MA. Beliau juga merupakan tokoh perempuan yang punya jasa jasa besar dalam pendidikan, dakwah, dan kepemimpinan. 

Buku yang ditulis oleh 61 kontributor dari berbagai kalangan santri, kolega, dosen, hingga tokoh masyarakat mengisahkan perjalanan hidup Dr. Hj. Syafiyah lebih dari sekadar biografi. Didalamnya juga menggali nilai-nilai kehidupan Dr. Hj. Syafiyah yang sarat akan ketulusan, serta menginspirasi banyak orang. Buku tersebut juga menyajikan kesaksian dan cerita yang mengungkapkan bagaimana beliau mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam perilaku, perkataan, maupun pengabdian. 

Baca Juga : Bisa Cegah Aura Positif, Feng Shui Sarankan 4 Barang ini Tidak Boleh Ada Diatas Kasur

 

Dr. Hj. Syafiyah dikenal sebagai putri dari Kiai Fattah Hasyim, pendiri Madrasah Muallimin-Muallimat Tambakberas. Sebagai seorang akademisi, ibu, dan istri, almarhumah mengemban peran-peran tersebut dengan ketulusan dan kesederhanaan. Tidak hanya sebagai pengajar, beliau juga menjadi teladan dalam menerapkan nilai Islam yang penuh kasih sayang dan rahmatan lil ‘alamin. Dedikasinya tidak hanya untuk anak-anaknya, tetapi juga untuk santri dan masyarakat luas.

Sebagai bentuk penghargaan yang lebih mendalam, buku ini mengumpulkan kenangan dan penghormatan dari rekan-rekan dekat almarhumah. Salah satu tokoh yang memberikan testimoni adalah Prof. Dr. KH. A. Muhtadi Ridwan, M.Ag., Rois Syuriah PCNU Kota Malang. Dengan penuh penghargaan, Abah Muhtadi, yang akrab disapa, memuji karakter almarhumah yang selalu menunjukkan dedikasi dan keteguhan. Sosoknya sebagai perempuan yang gigih, sopan, dan memiliki kemampuan berpikir kritis yang tajam. Almarhumah juga dihargai karena kemampuannya dalam memahami perkembangan zaman serta menunjukkan keterampilan manajerial yang tangguh dalam memimpin lembaga.

"Semoga segala amal beliau diterima Allah SWT sebagai amal jariyah, dan warisan yang beliau tinggalkan menjadi sesuatu yang harus dilanjutkan oleh anak-anaknya," ujar Prof. Muhtadi dengan penuh penghormatan.

Dr. Hj. Istiadah, kolega almarhumah yang lain juga mengenang beliau dengan rasa kekaguman. Menurut Dr. Istiadah, almarhumah adalah sosok yang berhati mulia dan inspirator sejati. Kontribusinya yang paling dikenang adalah perannya dalam memastikan keberhasilan TEFLIN 2009, konferensi internasional pertama di bidang pengajaran bahasa Inggris yang diselenggarakan di UIN Malang.

 “Beliau berani menginisiasi acara internasional di kampus kita, padahal saat itu tidak ada tradisi seperti itu. Sosoknya kalem, namun penuh keyakinan dan ketegasan,” kenang Dr. Istiadah, mengenang kepemimpinan almarhumah.

Dr. Hj. Syafiyah berhasil menjalin kemitraan dengan Deakin University di Australia, yang kemudian membuka kesempatan bagi mahasiswa internasional untuk mempelajari bahasa serta budaya Indonesia di UIN Malang. Peran beliau dalam merancang kurikulum, menyusun anggaran, hingga menentukan menu makanan menunjukkan dedikasinya dalam pendidikan yang merakyat dan menyeluruh. 

Baca Juga : Paus Leo XIV Resmi Dinobatkan sebagai Pemimpin Gereja Katolik Dunia

 

"Salah satu kelebihan beliau adalah kemampuannya menjembatani perbedaan budaya dan agama, menciptakan suasana yang nyaman dan menyambut bagi mahasiswa asing," ungkap Dr. Istiadah, mengenang warisan kepemimpinan almarhumah.

Kehilangan Dr. Hj. Syafiyah meninggalkan sebuah kekosongan yang mendalam bagi banyak orang. "Meski beliau telah berpulang, saya merasa kehadirannya masih sangat dekat," ujar Dr. Istiadah dengan suara yang hampir terbata, menunjukkan betapa mendalamnya rasa kehilangan tersebut.

Buku ini tidak hanya sebagai wujud penghormatan kepada Dr. Hj. Syafiyah, tetapi juga sebagai bentuk nyata dari komitmen Ikafahuma untuk melestarikan dan meneruskan warisan intelektual serta spiritual yang beliau tinggalkan. Selain itu, buku ini juga menjadi spirit untuk menghidupkan kembali semangat keteladanan beliau yang tetap abadi dalam hati generasi penerus.

Setiap halaman buku ini menggambarkan sosok "Neng Syafiyah" bukan hanya sebagai nama, tetapi sebagai simbol cinta yang mendidik, ilmu yang menuntun, dan ketulusan yang menginspirasi. Warisan beliau akan terus hidup dalam setiap langkah dan karya mereka yang mengenal serta mengikuti teladannya.