JATIMTIMES - Sebanyak 11 mahasiswa UIN Maliki Malang yang sedang menjalani program asistensi mengajar di MIN 1 Kota Malang digodok melalui Workshop Pembelajaran Asistensi Mengajar selama dua hari (5-6/5/2025). Kegiatan yang digelar di sela pelaksanaan Uji Kompetensi Daerah (UKD) kelas VI ini menjadi momentum refleksi dan penguatan kompetensi praktik mengajar para calon pendidik sekaligus menegaskan komitmen kolaborasi antara lembaga pendidikan madrasah dan perguruan tinggi.
Workshop ini dirancang sebagai laboratorium nyata bagi mahasiswa untuk mengasah teknik pengajaran, mulai dari penyusunan perangkat ajar, model pembelajaran kreatif, hingga metode penilaian berbasis rubrik. Enam guru pamong MIN 1 Kota Malang Anik Atus Sa’diyah, S.Ag., M.Pd.I.; Musrotin, S.Pd.I.; Uswatul Hasanah, M.Pd.I.; Nanik Luthfiyah SRN, M.Pd.; Novida Indrawati, S.Pd., M.Pd.; serta Akhmad Ridwan, M.Pd.I, turun langsung sebagai mentor, membagikan ilmu berdasarkan pengalaman lapangan.
Baca Juga : Asesmen Lapangan 2 Prodi, UIN Maliki Malang Peroleh Masukan Konstruktif Asesor ASIIN
“Ini adalah reviu dari program asistensi yang berjalan sejak Januari. Kami ingin memastikan mahasiswa tidak hanya terjun ke kelas, tapi juga paham filosofi mendidik,” tegas Irma Fajarwati MPd., koordinator kurikulum MIN 1 Kota Malang, (7/5/2025).
Dalam sesi interaktif, para peserta diajak mengeksplorasi strategi menjadi guru yang menyenangkan, penyusunan perangkat ajar, teknik penyusunan kisi-kisi soal, hingga pendekatan pembelajaran matematika yang kontekstual.
"Termasuk juga rubrik penilaian," tambahnya.
“Workshop ini seperti puzzle yang menyambungkan teori kampus dengan realitas di sekolah. Kami diajak berpikir kritis, bukan sekadar menjalankan tugas,” ungkap salah seorang peserta.
Kolaborasi MIN 1 Kota Malang dan UIN Maliki Malang ini bukan sekadar proyek administratif, melainkan ikhtiar menyiapkan generasi guru yang profesional, adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Menurut Irma, integrasi antara keilmuan kampus dan pengalaman guru pamong menjadi kunci keberhasilan program asistensi.
Baca Juga : Delegasi Surabaya Tawarkan Solusi Cerdas Atasi Sampah di YCC Munas APEKSI 2025
Program asistensi mengajar yang telah berjalan sejak 13 Januari 2025 ini akan ditutup pada 16 Mei mendatang. Selama empat bulan, mahasiswa tidak hanya mengajar, tetapi juga terlibat dalam observasi kurikulum, pembuatan media pembelajaran, hingga penilaian autentik. Harapannya, para calon pendidik ini tidak hanya membawa sertifikat, tetapi juga mindset progresif yang siap diterapkan di berbagai kondisi kelas.
Sebagai institusi pendidikan dasar yang kerap menjadi rujukan, MIN 1 Kota Malang terus memperkuat perannya sebagai inkubator guru profesional. Workshop dua hari ini menjadi bukti: mencetak pendidik berkualitas bukan hanya tentang teori, tetapi juga tentang bagaimana menyelami denyut nadi pendidikan langsung dari ruang kelas.