free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Hiburan, Seni dan Budaya

Joko Tebon, Musisi Asal Malang Tampilkan Didgeridoo di Istana Negara

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Musisi didgeridoo asal Tumpang, Malang, Joko Tebon saat tampil dalam pertunjukan kenegaraan di hadapan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese MP, Kamis (15/5/2025). (Foto: istimewa)

JATIMTIMES - Musisi didgeridoo asal Tumpang, Malang, Joko Tebon, menorehkan prestasi membanggakan. Personel grub Panji Laras Svara itu tampil dalam pertunjukan kenegaraan di hadapan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese MP. 

Pertunjukan Joko Tebon tersebut berlangsung saat jamuan makan siang pada Kamis (15/5/2025), sebagai bagian dari rangkaian acara diplomatik yang mempererat hubungan antara Indonesia dan Australia.

Baca Juga : Sentot Alibasyah Prawirodirdjo: Senopati Diponegoro yang Lahir dari Bara Api Revolusi

Untuk diketahui, Joko Tebon dikenal sebagai salah satu pionir pemain didgeridoo di Indonesia. Didgeridoo sendiri merupakan alat musik tiup tradisional suku Aborigin Australia.

 Joko Tebon membawakan karya musikal yang memadukan nuansa tradisi Australia dengan orkestra modern, berkolaborasi bersama Riyanto Orkestra by Deo Entertainment, Jakarta. (Foto: istimewa)

 Joko Tebon membawakan karya musikal yang memadukan nuansa tradisi Australia dengan orkestra modern, berkolaborasi bersama Riyanto Orkestra by Deo Entertainment, Jakarta. (Foto: istimewa)

Dalam momen tersebut, Joko Tebon membawakan karya musikal yang memadukan nuansa tradisi Australia dengan orkestra modern, berkolaborasi bersama Riyanto Orkestra by Deo Entertainment, Jakarta. Penampilan Joko Tebon ini merepresentasikan keberagaman musik dunia serta menjadi simbol persahabatan lintas budaya. 

ā€œSebuah kehormatan bisa tampil di hadapan dua pemimpin negara adalah momen bersejarah dalam perjalanan karier bermusik saya,ā€ ujar Joko Tebon.

ā€œSaya ingin menunjukkan bahwa musik adalah bahasa universal yang menyatukan perbedaan dan merayakan keberagaman. Di Jawa kita punya Gong Bumbung yang terbuat dari bambu, dan hampir mirip dengan didgeridoo. Antara Aborigin dan Jawa punya pertautan bunyi yang senada,ā€ imbuhnya. 

Penampilan Joko Tebon pun disambut hangat oleh para tamu undangan. Pria yang memainkan Didgeridoo sejak tahun 2008 itu berharap bisa belajar Didgeridoo langsung ke suku Aborigin, agar bisa menautkan benang merah akar musikalitas Australia dan Indonesia.

Baca Juga : Raden Jaka Tingkir: Dari Yatim Pengging Menjadi Kaisar Jawa

Sebagai informasi, Joko Tebon adalah nama panggung dari Lukman Agus Firmawan. Seniman asal Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Selain menulis lagu, Ia juga memainkan didgeridoo, melukis, praktisi yoga, artisan ecoprint dan petani. 

Joko Tebon belajar didgeridoo sejak tahun 2008 dan mengembangkannya dengan kolaborasi teater. Di mana ia bersama sutradara Anwari mementaskan Ritus Ghulur di Madura & Gedung Kesenian Jakarta pada Festival Budaya Panji 2024. 

Ia juga tergabung dalam project duo bernama "Joko Tebon Berbudi" yang baru saja merilis album Sesaji Cinta Untuk Semesta pada Maret 2025. Joko Tebon juga dikenal sebagai salah satu personil grub Panji Laras Svara, band etnik asal Kab Malang. Dan kini sedang mempersiapkan musik iringan teater bersama Padepokan Seni Madura tanggal 29 Mei mendatang.