JATIMTIMES - Di tengah dominasi smartphone canggih, tren penggunaan dumb phone atau ponsel sederhana justru kembali naik daun di Amerika Serikat. Generasi Z disebut menjadi pemicu utama tren ini karena ingin mengurangi ketergantungan terhadap layar ponsel.
Menurut laporan CNBC, dikutip Rabu (7/5/2025), meski di tingkat global dumb phone mulai ditinggalkan, situasinya berbeda di AS. Perusahaan seperti HMD Global, produsen ponsel Nokia, masih mampu menjual jutaan unit ponsel model lama, termasuk yang dikenal sebagai feature phone, ponsel lipat atau geser tradisional yang dilengkapi fitur tambahan seperti GPS dan hotspot.
“Aku rasa kamu bisa lihat ini di sebagian kalangan Gen Z, mereka sudah lelah dengan layar,” kata Jose Briones, seorang influencer dumb phone dan moderator subreddit “r/dumbphones”.
“Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan kesehatan mental mereka, dan mereka mencoba menguranginya,” tambahnya.
Penjualan feature phone seperti ponsel lipat di AS meningkat pada tahun 2022 untuk HMD Global, dengan puluhan ribu unit terjual setiap bulan. Sebaliknya, penjualan global HMD untuk jenis ponsel yang sama justru mengalami penurunan.
Menurut data Counterpoint Research, hampir 80% penjualan feature phone pada 2022 berasal dari kawasan Timur Tengah, Afrika, dan India. Namun, ada kemungkinan angka ini akan mulai bergeser karena semakin banyak anak muda di AS yang memilih kembali menggunakan dumb phone atau ponsel minimalis.
“Di Amerika Utara, pasar dumb phone sebenarnya stagnan,” ujar analis teknologi Moorhead.
“Tapi saya bisa melihat peluang peningkatan sampai 5% dalam lima tahun ke depan, setidaknya karena kekhawatiran terhadap kesehatan publik yang sedang meningkat.” imbuhnya.
Perusahaan seperti Punkt dan Light juga ikut menangkap tren ini. Mereka menjual perangkat yang ditujukan untuk pengguna yang ingin mengurangi waktu mereka dengan ponsel dan media sosial.
Di YouTube, tren ini terlihat jelas. Banyak influencer yang mengulas dan merekomendasikan dumb phone sebagai solusi untuk hidup yang lebih seimbang.
“Apa yang kami coba lakukan dengan Light phone bukan menciptakan dumb phone, tapi menciptakan ponsel yang lebih sadar, ponsel minimalis berkualitas premium, yang sebenarnya tidak anti-teknologi,” kata Joe Hollier, salah satu pendiri Light.
“Tapi ini soal memilih secara sadar bagaimana dan kapan menggunakan aspek teknologi yang memang menambah kualitas hidup saya,” tegasnya.
Fenomena ini menunjukkan bahwa di tengah kemajuan teknologi yang pesat, kebutuhan akan kehidupan digital yang lebih seimbang mulai menjadi pertimbangan penting, terutama bagi generasi muda.
Fenomena Ponsel Sederhana Kembali Populer di AS, Gen Z Mulai Batasi Waktu Layar
Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya
admin
1 min read
