JATIMTIMES - Pendapa Islam Nusantara di Dusun Sekardangan, Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar menjadi saksi bisu malam yang sarat makna, Senin malam (5/5/2025).
Di tengah cahaya temaram lampu, doa-doa dilantunkan dalam hening. Malam itu bukan sekadar seremoni. Ia adalah pertemuan batin antara generasi, antara sejarah dan masa depan.
Baca Juga : DPRD Sampaikan 12 Rekomendasi Terhadap LKPJ Wali Kota Batu Tahun Anggaran 2024
Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin—yang akrab disapa Mas Ibin—hadir di tengah para kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam suasana penuh kehangatan. Tidak hanya sebagai kepala daerah, tetapi sebagai seorang saudara tua dalam barisan panjang kader PMII.
Di masa mudanya, ketika menempuh studi di Yogyakarta, Mas Ibin dikenal sebagai aktivis PMII yang aktif di medan diskusi dan gerakan. Maka kehadirannya malam itu adalah pulang ke rumah perjuangan.
Dalam sambutannya, Mas Ibin mengucapkan selamat atas Hari Ulang Tahun ke-65 PMII. Ia menyebut usia tersebut bukan angka biasa, melainkan tanda bahwa organisasi ini telah matang dalam mengarungi dinamika zaman.
“PMII bukan hanya organisasi mahasiswa.Tetapi kawah candradimuka yang menempa generasi muda agar peka terhadap realitas sosial, berjiwa nasionalis, dan tetap teguh menjaga nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah," ujarnya dengan nada haru.
Ia juga memberikan apresiasi atas kontribusi PMII selama ini dalam membangun semangat kebangsaan di Kota Blitar. Menurutnya, PMII telah menjadi mitra strategis pemerintah dalam berbagai lini. Dari pendidikan hingga sosial, dari diskusi intelektual hingga kerja-kerja nyata pemberdayaan masyarakat.
Mas Ibin menyebut bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam membangun daerah. “Kami butuh sahabat seperjuangan, dan PMII adalah salah satunya,” ucapnya.
Di tengah malam yang syahdu, doa bersama mengalir seperti sungai ketulusan. Para kader mengenakan jas almamater biru langit. Beberapa di antaranya bahkan masih duduk di bangku kuliah, sementara lainnya sudah mulai meniti karier. Namun malam itu, semua larut dalam satu frekuensi: mengingat, mendoakan, dan merawat cita-cita.
Heri Setiyono, Ketua IKA PMII Blitar Raya, menyebut kehadiran Wali Kota Blitar sebagai bentuk pengakuan atas eksistensi dan kontribusi PMII selama ini.
Menurutnya, Mas Ibin adalah contoh nyata bahwa aktivis pergerakan bisa menjelma menjadi pemimpin yang inklusif dan merakyat.
Baca Juga : DPRD Dukung Gagasan Mas Rio Soal Badan Investasi Situbondo Naik Kelas
“Mas Ibin bukan hanya pemimpin administratif, tapi juga pemimpin ideologis yang tahu dari mana dirinya berasal,” ujar Heri.
Doa yang dipanjatkan malam itu tak hanya ditujukan untuk PMII, tetapi juga untuk keberlangsungan bangsa dan masyarakat. Dalam khidmat, para peserta memohon agar PMII terus menjadi penyejuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara—menjaga nalar kritis, namun tetap santun dan berakar pada budaya lokal.
Mas Ibin juga menyampaikan harapannya agar sinergi antara PMII dan Pemerintah Kota Blitar terus terjalin erat. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi di bidang pendidikan, sosial, dan pemberdayaan pemuda. Menurutnya, generasi muda adalah aset strategis yang harus diarahkan, bukan hanya agar cakap secara akademik, tetapi juga tangguh secara moral dan spiritual.
Dalam dunia yang berubah cepat, PMII diharapkan tetap menjadi jangkar nilai. Dan Mas Ibin, dalam kapasitasnya sebagai Wali Kota sekaligus kader, adalah jembatan antara idealisme dan realisme.
Malam itu, di pendopo yang hening, doa-doa disatukan oleh semangat yang sama: menjaga bara pergerakan agar tetap menyala, dalam damai, dalam cita, dalam cinta pada tanah air.