JATIMTIMES - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur (Dinsos Jatim) memperkuat sinergi dalam menjalankan langkah-langkah efektif bagi pembinaan eks narapidana teroris (napiter) melalui program deradikalisasi.
Direktur Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Kombes Pol Iwan Ristiyanto SIK menyebut, terdapat 215 eks napiter di Jatim yang memerlukan perhatian serius, baik dari segi ekonomi, ideologi, maupun integrasi sosial. Iwan menegaskan pentingnya kolaborasi antara BNPT dan Dinsos Jatim untuk mengembalikan eks napiter ke jalan yang lebih baik, dengan fokus pada pemulihan yang menuju ke Islam Rahmatan Lil Alamin.
Baca Juga : Bank Jatim Percantik Trotoar Telaga Sarangan dengan Lampu Hias
"Untuk membantu eks napiter, kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami membutuhkan dukungan dari berbagai stakeholder, termasuk Dinsos Jatim. Oleh karena itu, kami berharap Dinsos Jatim dapat mendukung upaya deradikalisasi untuk membantu mereka kembali ke masyarakat," ujar Iwan ketika berkunjung ke kantor Dinsos Jatim belum lama ini.
Dikatakannya, sebagian besar eks napiter di Jatim telah berada dalam kategori hijau. Artinya, mereka sudah dianggap aman dan kecil kemungkinan kembali ke paham radikal.
Kendati demikian, Iwan menegaskan bahwa mereka tetap memerlukan pendampingan lebih lanjut, terutama terkait dengan masalah sosial ekonomi. Dalam hal tersebut, BNPT mengedepankan pendampingan yang berkelanjutan untuk eks napiter, termasuk pelatihan keterampilan untuk mandiri, daripada sekadar memberikan bantuan finansial.
“Dalam pendampingan eks napiter, kami melatih kemampuan mereka untuk mandiri, bukan memberikan uang lalu ditinggal. Walaupun uang, tapi hanya diberikan kepada eks napiter yang memang betul-betul membutuhkan atau kurang mampu,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinsos Jatim, Dra Restu Novi Widiani MM menyatakan, pihaknya sangat terbuka untuk bekerja sama dengan BNPT dalam mendampingi eks napiter. Dinsos Jatim berfokus pada pemberdayaan sosial kemasyarakatan, dengan tujuan mendukung pemulihan dan reintegrasi sosial bagi korban terorisme.
"Kami tidak hanya fokus pada individu korban, tetapi juga pada pemberdayaan keluarga mereka. Keluarga terdekat korban pun turut terdampak, sehingga kami berupaya untuk membantu seluruh keluarga," jelas Novi.
Dalam aspek ekonomi, Dinsos Jatim memiliki program Kewirausahaan Inklusif Produktif (KIP), yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi, terutama bagi kelompok rentan.
Baca Juga : Turunkan Kemiskinan Ekstrem, Gubernur Khofifah Bersinergi dengan Pilar Sosial
Untuk eks napiter, Dinsos Jatim juga telah memfasilitasi akses ke program bantuan yang disediakan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) RI pada tahun 2024, yang menjadi prioritas dalam penanggulangan terorisme bekerja sama dengan BNPT. Pada saat itu, Provinsi Jawa Timur mendapatkan jatah di enam lokasi, yaitu Surabaya, Malang, Sidoarjo, Lamongan, Probolinggo, dan Magetan.
Selain pemberdayaan ekonomi, Dinsos Jatim juga menjalankan rehabilitasi sosial untuk membantu korban terorisme pulih, baik secara mental maupun sosial.
Dalam upaya pencegahan, Dinsos Jatim melibatkan pilar sosial dengan memanfaatkan 140 tenaga Pelopor Perdamaian (Pordam) yang tersebar di seluruh Jawa Timur. Mereka telah dilatih untuk mencegah tindakan terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan.
"Kami juga memiliki pekerja sosial yang dapat membantu dalam pendampingan eks napiter dan berperan dalam upaya pencegahan terorisme di masyarakat," tambah Novi.