JATIMTIMES - Hasan Nasbi resmi mundur dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan. Keputusan itu ia ambil di tengah sorotan publik terhadap sejumlah kontroversi yang sempat melibatkan namanya.
Pengunduran diri Hasan disampaikan langsung lewat sebuah video yang diunggah akun Total Politik pada Selasa (29/4/2025). Dalam pernyataannya, Hasan menyebut surat pengunduran dirinya telah dikirimkan kepada Presiden Prabowo Subianto melalui dua pejabat penting, yakni Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.
Baca Juga : Usai Keluhkan Respons Polisi soal Kehilangan Motor, Pria Ini Minta Maaf
"Pada hari ini, 21 April 2025 sepertinya saat itu sudah tiba, surat pengunduran diri saya tandatangani dan saya kirimkan kepada Presiden lewat dua kawan baik saya. Mensesneg dan Seskab," kata Hasan dalam video tersebut.
Hasan menegaskan keputusannya mundur dilatarbelakangi hal-hal yang menurutnya sudah tidak bisa lagi ia tangani. Ia mengaku pernah menyampaikan kemungkinan ini sebelumnya di beberapa tayangan podcast.
"Sudah pernah saya sampaikan kepada halayak dalam beberapa tayangan podcast bahwa kalau ada sesuatu yang sudah tidak bisa lagi saya atasi atau kalau ada persoalan yang sudah di luar kemampuan saya, maka tidak perlu ribut-ribut, tidak perlu heboh-heboh, kita pun harus tahu diri dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi," ujarnya.
Sosok Hasan Nasbi memang bukan tanpa kontroversi. Sebelum melepas jabatannya, ia beberapa kali menuai kritik, termasuk viral responsnya terhadap kasus teror kepala babi ke kantor redaksi Tempo.
Bikin Heboh soal Kepala Babi
Salah satu pernyataan Hasan yang menuai kecaman datang saat merespons aksi teror pengiriman kepala babi ke kantor Tempo. Bukannya mengecam, Hasan justru melontarkan pernyataan yang dinilai tidak pantas
"Sudah dimasak saja," ujar Hasan pada Jumat, 21 Maret 2025.
Pernyataan itu disebutnya merespons sikap wartawan politik dan host podcast Bocor Alus Politik, Francisca Christy Rosana alias Cica, yang menanggapinya dengan nada bercanda di media sosial X. Menurut Hasan, jika Cica bisa bercanda soal kejadian itu, maka artinya dia tidak merasa terancam.
"Saya lihat medsos Cica. Dia minta dikirim daging babi. Artinya dia tidak terancam. Dia bisa bercanda. Kirimin daging babi dong," kata Hasan.
Ia menilai kasus itu sebagai urusan antara Tempo dan pihak yang tidak diketahui identitasnya. Ia juga menolak jika pemerintah ditarik-tarik dalam kasus tersebut.
"Ini kan kami engga tahu. Ini problem mereka dengan entah siapa. Entah siapa yang mengirim. Buat saya enggak bisa tanggapi apa-apa," ujarnya.
Bahkan, Hasan sempat meragukan apakah pengiriman kepala babi itu benar-benar terjadi atau hanya sekadar lelucon. "Apakah itu beneran seperti itu. Atau cuma jokes. Karena mereka menanggapinya dengan jokes," tambahnya.
Terseret Kasus Dugaan Suap, Uang Dikembalikan
Nama Hasan Nasbi juga pernah tercatat dalam pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pada 23 Desember 2016, Hasan yang saat itu menjabat sebagai CEO PT Cyrus Nusantara dipanggil KPK sebagai saksi dalam kasus dugaan suap pembangunan Pasar Atas Baru Cimahi tahap II.
Dalam kasus itu, KPK menetapkan empat tersangka, termasuk Wali Kota Cimahi nonaktif Atty Suharti dan suaminya, M. Itoc Tochija. Hasan diperiksa karena diduga terkait dengan dua pihak swasta yang memberikan suap, yakni Triswara Dhani Brata dan Hendriza Soleh Gunadi.
Baca Juga : Tangis Haru Yakult Lady Usai Jadi Korban Curanmor Viral: Sudah Ketemu, Tidak Usah Open Donasi
Namun, Hasan membantah mengenal kedua orang tersebut. “Emang kami enggak kenal, enggak kenal,” kata Hasan usai diperiksa di gedung KPK.
Beberapa bulan kemudian, juru bicara KPK saat itu, Febri Diansyah, menyampaikan bahwa Hasan telah mengembalikan uang senilai Rp 1,4 miliar ke KPK. “Itu seluruh nilai kontrak dan itu sudah dikembalikan ke KPK,” ujar Febri pada 21 Februari 2017. Ia menambahkan, uang tersebut diduga berkaitan dengan kontrak antara Hasan dan Itoc.
Isu Aliran Dana ke Teman Ahok
Menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017, Hasan kembali terseret isu panas. Namanya disebut dalam dugaan aliran dana dari pengembang proyek reklamasi di Jakarta Utara ke kelompok relawan Teman Ahok.
Isu ini mencuat setelah anggota DPR Junimart Girsang menyampaikan adanya dana Rp 30 miliar yang diduga mengalir melalui Sunny Tanuwidjaja dan lembaga survei Cyrus, yang saat itu dipimpin oleh Hasan.
"Saya dengar ada dana pengembang Rp 30 miliar ke Teman Ahok yang diberikan lewat Sunny dan Cyrus," kata Junimart dalam rapat bersama KPK di DPR.
Sunny membantah tudingan tersebut. "Enggak ada itu," tegasnya. Sementara Hasan menyebut isu itu sebagai gosip semata.
Bela Kaesang Soal Jet Pribadi
Nama Hasan Nasbi kembali ramai dibicarakan publik setelah ia membela Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi, yang sempat menuai kontroversi karena menggunakan jet pribadi.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram @hasan_nasbi pada 18 September 2024, Hasan menyampaikan bahwa Kaesang bukanlah pejabat publik dan memiliki bisnis sendiri.
“Saya ingin ngasih statement, pertama, Mas Kaesang ini bukan pejabat publik dan dia sudah dewasa, dia sudah punya kehidupan sendiri, sudah punya bisnis sendiri, dan dia bukan pejabat,” ujar Hasan.
Perjalanan Kaesang dan istrinya ke Amerika Serikat menggunakan jet pribadi terjadi di tengah panasnya polemik perubahan aturan Pilkada yang sempat membuka peluang Kaesang untuk maju dalam kontestasi politik. Setelah menuai protes dari masyarakat, wacana revisi aturan itu akhirnya dibatalkan.
Itulah deretan kontroversi yang menyeret nama Hasan Hasbi, sebelum hingga menjabat sebagai Kepala Kantor Komunikasi Presiden. Hingga kini, nama Hasan Hasbi masih trending di X (dulunya Twitter).