JATIMTIMES - DPRD Kabupaten Situbondo mendorong Bulog segera memiliki gudang gabah. Karena tidak adanya gudang gabah kering menyebabkan minimnya serapan gabah kering panen (GKP) milik petani di Situbondo. "Kita di Situbondo hanya punya gudang beras, sedangkan untuk gabah Bulog masih menggunakan mitra, dalam artian Bulog Cabang Bondowoso sendiri tidak memiliki gudang gabah yang dilengkapi dengan dryernya atau mesin pengering," kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbodo Suprapto, Jumat (25/04/2025).
Suprapto mengatakan target penyerapan Bulog terhadap hasil petani padi adalah sebesar 20 persen dari total panen di kabupaten Situbondo. Namun dengan kapasitas gudang di kabupaten Situbondo hanya sebanyak 24 ribu ton.
Baca Juga : Jadwal Pemberangkatan Jemaah Haji 2025 Embarkasi Surabaya Gelombang 1: Tulungagung hingga Sumenep
"Jadi seperti ini, luasan tanah yang ada di Kabupaten Situbondo sekitar 32 ribu hektar, untuk MT I kita perkirakan itu 32 ribu hektar dikurangi perkebunan dan Holtikultura yaitu sekitar 6 ribu hektar jadi tersisa hanya 26 ribu hektar. Jika per hektar sawah menghasilkan padi 6 ton, maka 26 ribu hektar dikalikan 6 Ton sama dengan 156 ribu ton. Jika Bulog harus bisa menyerap 20% dari banyaknya petani padi yang ada di Kabupaten Situbondo, maka 156 ribu ton dikalikan 20% yakni sebanyak 31.200 ton hasil padi petani Situbondo harus terserap, sedangkan kapasitas gudang Bulog hanya 24 ribu ton, kan tidak cukup," jelasnya.
Ia berharap, jika memang pada evaluasinya Bulog belum memenuhi penyerapan sejumlah 31.200 ton maka Bulog perlu menambah gudang-gudang yang ada di Kabupaten khususnya di kabupaten Situbondo.
"Kami mengharapkan Bulog melayani semua petani yang ada di Kabupaten Situbondo, sebab jika memang betul sesuai dari intruksi Presiden melalui Menteri Pertanian ya harus benar-benar menerima 20% dari panen raya panen padi yang ada di masyarakat ini," tegasnya.
Jika memang kita ingin kondusif, lanjut Suprapto, maka Bulog minimal mampu menyerap 31.200 ton hasil padi petani yakni dengan cara menambah gudang beras, membuat gudang gabah yang lengkap dengan mesin Dryer atau pengering.
"Untuk pengering akan berpengaruh ke harga yang jelas, kalau Bulog itu sesuai dengan dengan intruksi dengan menyerap 20% dari penyerapan panen padi. Saya yakin permasalahan itu selesai, maka harapan komisi II DPRD, Bulog dapat menambah jumlah gudang dengan mesin Dryer," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya di JATIMTIMES, Wakil Kepala Perum Bulog Cabang Bondowoso, Panji Prasetyo mengatakan saat ini Bulog telah bekerjasama dengan kodim, sehingga semua informasi baik dari PIP maupun dari Babinsa dapat diterima semua, termasuk informasi HPP.
"Untuk pengambilan hasil panen atau gabah kering panen (GKP) dari petani ke Bulog ada dua, bisa kami jemput ada yang petani antarkan. Petani kan ada yang punya angkutan, kalau yang tidak punya angkutan biasanya disediakan oleh Babinsa atau PPL setempat. Untuk yang dijemput nanti kan kita mendapatkan informasi Panen, langsung kita survei ke lapangan sekalian kita fixkan kendaraannya dan kita Carikan mitra terdekat untuk pengeringan sebelum kemudian dibawa ke gudang Bulog," ungkap Panji Prasetyo.
Tidak hanya itu, Wakil Kepala Perum Bulog Cabang Bondowoso itu juga memastikan bahwa pihaknya hanya menerima hasil panen dari petani sesuai wilayah kerjanya yakni Situbondo dan Bondowoso.
"Kami tidak mengambil gabah dari petani luar wilayah kami, kami pastikan hanya menerima dari petani Situbondo dan Bondowoso dengan kapasitas gudang di Situbondo sebanyak 24 ribu ton, dalam artian dari target pemerintah kabupaten situbondo yang 65 ribu ton kami hanya menyerap 20 persennya," tuturnya.