free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Wali Kota Mas Ibin Dorong Emansipasi Digital, 100 Perempuan Blitar Dilatih IT di Sekoper

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Yunan Helmy

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Wali Kota Blitar H Syauqul Muhibbin saat memberikan sambutan dalam pembukaan kegiatan Fasilitasi Pemberdayaan Perempuan Kota Blitar di Gedung Kusuma Wicitro, Selasa (22/4/2025). Kegiatan ini berfokus pada pelatihan berbasis IT terkait pemasaran dan desain produk bagi peserta Sekoper dan Pekka, hasil kerja sama dengan Bakorwil III Malang. (Foto: Bagian Umum Setda Kota Blitar)

JATIMTIMES - Gedung Kusumo Wicitro, Selasa pagi (22/4/2025), menjadi saksi bisu semangat baru pemberdayaan perempuan di Kota Blitar. Satu per satu, seratus perempuan dari berbagai kelurahan memasuki aula dengan antusiasme yang tak tersembunyi. Mereka adalah peserta Sekolah Perempuan (Sekoper) dan Program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (Pekka) -mayoritas perempuan kepala keluarga- yang kini bersiap menembus batas digital.

Pemerintah Kota Blitar bekerja sama dengan Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Jawa Timur meluncurkan pelatihan teknologi informasi (IT) sebagai bagian dari penguatan kapasitas perempuan di era digital. 

Baca Juga : Wali Kota Surabaya Datangi Sentosa Seal, Kembali Tak Bukakan Pintu dan Langsung Disegel

Wali Kota Blitar Syauqqul Muhibbin —akrab disapa Mas Ibin— hadir langsung membuka pelatihan ini. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran perempuan dalam perekonomian modern, terutama yang menggawangi rumah tangga sendiri.

“Perempuan kepala keluarga adalah pilar ketahanan sosial kita. Dengan literasi digital, mereka bisa naik kelas, tidak hanya sebagai pelaku usaha rumahan tapi juga sebagai penggerak ekonomi digital,” ujar Mas Ibin dalam pernyataannya. 

Wali Kota Blitar menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk keberpihakan pemerintah terhadap kelompok rentan, terutama perempuan kepala keluarga. Menurut Mas Ibin, ketahanan ekonomi keluarga di era sekarang tak bisa dilepaskan dari kemampuan mengakses dan memanfaatkan teknologi.

“Perempuan harus diberi ruang dan kesempatan yang sama untuk maju. Pelatihan ini adalah langkah nyata untuk menciptakan kemandirian ekonomi melalui penguasaan teknologi,” ujar Mas Ibin dalam sambutannya. Ia menyebut, kemampuan digital bukan lagi keahlian tambahan, melainkan kebutuhan pokok di tengah pesatnya perkembangan zaman.

Kegiatan ini, lanjut Mas Ibin, merupakan bagian dari strategi Pemerintah Kota Blitar untuk mempersempit kesenjangan digital antara gender dan mendorong partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan daerah. Ia berharap, dengan meningkatnya literasi digital, para peserta mampu mengelola usaha secara profesional, menjangkau pasar yang lebih luas, dan berdiri di atas kaki sendiri secara ekonomi.

Pelatihan yang digelar sehari penuh ini tak hanya mengenalkan dasar-dasar pengoperasian perangkat digital, tetapi juga membekali peserta dengan keterampilan praktis: mulai dari pengelolaan usaha berbasis teknologi, strategi pemasaran digital, hingga teknik fotografi produk menggunakan gawai. Semua materi dirancang agar mudah dipahami, terutama oleh mereka yang sebelumnya nyaris tak tersentuh pendidikan digital.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Blitar Parminto mengungkapkan bahwa para peserta sebagian besar adalah janda atau perempuan yang ditinggal pasangan hidupnya. Banyak dari mereka menjalankan usaha kecil dari rumah, namun kesulitan menembus pasar karena keterbatasan dalam memanfaatkan teknologi.

“Lewat pelatihan ini, kami berharap muncul rasa percaya diri baru di antara mereka. Kemandirian ekonomi bukan lagi mimpi, tapi tujuan nyata,” tutur Parminto.

Di tengah transformasi digital yang semakin cepat, kesenjangan akses dan kemampuan menjadi tantangan tersendiri, khususnya bagi perempuan di sektor informal. Pemerintah Kota Blitar melalui program Sekoper dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (Pekka) berupaya menambal celah ini dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis kebutuhan.

Baca Juga : Momentum Hari Kartini 2025, Wabup Lathifah Ajak Perempuan Kabupaten Malang Menjadi Inovator

Mas Ibin menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin meninggalkan satu pun kelompok masyarakat di belakang. “Kami ingin memastikan semua warga, terutama perempuan, punya akses dan kesempatan yang setara untuk berkembang di tengah arus digitalisasi,” kata dia. Menurutnya, pelatihan ini merupakan satu dari serangkaian langkah nyata menuju kota yang ramah dan responsif terhadap perempuan.

Program ini bukan sekadar pelatihan keterampilan, melainkan bagian dari strategi jangka panjang Pemkot Blitar dalam membangun ekosistem digital yang berpihak pada masyarakat rentan. Harapannya, para lulusan Sekoper bisa menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing, menularkan pengetahuan dan semangat kemandirian kepada sesama perempuan.

Pemerintah Kota Blitar menargetkan pelatihan serupa bisa digelar secara berkala, menjangkau lebih banyak peserta di waktu mendatang. Dengan dukungan dari Bakorwil Jatim dan komitmen kepala daerah, Kota Blitar perlahan menapaki jalan baru: menjadikan perempuan bukan sekadar objek pembangunan, melainkan aktor utama yang bergerak aktif, cakap digital, dan mandiri secara ekonomi.

Dalam dunia yang kian terhubung lewat layar dan sinyal, langkah-langkah kecil seperti ini bisa menjelma lompatan besar. Dan Blitar, lewat tangan dingin Mas Ibin dan timnya, tengah merintis perubahan itu—dari gedung sederhana, oleh tangan-tangan sederhana, untuk masa depan yang lebih setara.

Dengan semangat kolaboratif dan pembekalan keterampilan nyata, Mas Ibin dan jajarannya menanam benih kemandirian yang kelak bisa menjadi lumbung kesejahteraan bagi banyak keluarga di Kota Blitar.