JATIMTIMES - Tiga mahasiswa STIE Malangkuçeçwara (ABM Malang) membuktikan bahwa kampus swasta ini mampu bersaing di kancah nasional. Achbar Adi Saputra (Akuntansi), Aprelia Pramesti Adityarini, dan Mifta Darus Salam (keduanya Manajemen) berhasil meraih juara kedua dalam Business Case Competition tingkat nasional.
Kegiatan ini digelar Koperasi Mahasiswa (Kopma) Padang Bulan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Bersaing dengan tim dari berbagai PTN, mereka mencuri perhatian juri lewat solusi inovatif mengatasi dua isu global: proyek Pagar Laut dan tarif impor Donald Trump.
Baca Juga : MTsN 2 Kota Malang Gelar Doa Bersama dan ESQ: Sinergi Spiritual Menyongsong Asesmen Madrasah
Kompetisi yang diadakan dalam rangkaian Kopma Fair Session 10 ini terbagi menjadi dua tahap. Pada babak penyisihan, tim yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Wahana Penalaran dan Penelitian Ilmiah (WAPPIM) ini mengusung proposal solutif untuk proyek kontroversial Pagar Laut Indonesia.
“Kami fokus pada pendekatan keberlanjutan ekologi dan ekonomi. Alhamdulillah, proposal kami lolos ke final,” ujar Achbar Adi Saputra, ketua tim.
Tantangan justru datang di final pada 18 April 2025. Tanpa persiapan panjang, mereka harus merancang strategi mengatasi kebijakan tarif impor kayu dan mebel oleh mantan Presiden AS Donald Trump. Di bawah tekanan waktu, trio ini mengusung strategi NDP (Negosiasi, Diversifikasi, Perluasan Pasar) sebagai jawaban.
“Kami bertindak layaknya pemerintah Indonesia. Langkah pertama adalah negosiasi untuk menciptakan kesepakatan adil. Jika gagal, diversifikasi produk kayu dan ekspansi pasar ke China menjadi solusi,” papar Adi.
Bagi Aprelia dan Mifta, ini adalah pengalaman pertama berlaga di kompetisi nasional. “Sempat grogi saat presentasi, tapi kami terbantu oleh pelatihan public speaking dari kampus,” tutur Aprelia.
Sementara Mifta menambahkan, meski bersaing dengan PTN yang memiliki template studi kasus lebih matang, timnya tak gentar. “Kami mengandalkan analisis data dan kreativitas. Hasilnya, kita bisa mengalahkan empat tim PTN,” ujera bangga.
Dukungan kampus menjadi kunci kesuksesan mereka. Dra. Rr. Widanarni Pudjiastuti, dosen pembina WAPPIM, menjelaskan bahwa STIE Malangkuçeçwara secara aktif memfasilitasi mahasiswa dengan diskusi intensif, akses literatur, dan penggunaan fasilitas kampus.
Baca Juga : Optimalkan Potensi Pemain Lokal Persewangi Yakin Bawa Gelar Juara Liga 4 Nasional ke Banyuwangi
“Business case competition menguji kemampuan analisis holistik, bukan hanya teori. Kami bangga mereka mampu menjawab tantangan ini,” tutur Nina, sapaan akrabnya.
Prestasi ini bukan hanya tentang medali. Bagi Adi, yang telah beberapa kali menjuarai kompetisi, kemenangan ini membuktikan bahwa kolaborasi lintas prodi mampu menghasilkan solusi brilian. Sementara bagi Aprelia dan Mifta, ini adalah bukti bahwa kerja keras dan dukungan sistemik kampus bisa mengantarkan mahasiswa swasta ke podium nasional.
Ke depan, strategi NDP yang diusung tim ini tidak hanya relevan untuk studi kasus akademis, tetapi juga menjadi rekomendasi nyata bagi pemerintah dalam menghadapi dinamika perdagangan global. “Ini baru awal. Kami ingin terus berkontribusi lewat ide-ide aplikatif,” tambahnya Adi penuh semangat.
Dengan torehan prestasi ini, STIE Malangkuçeçwara semakin menegaskan komitmennya sebagai kampus yang mencetak problem solver handal, siap bersaing di tingkat nasional maupun global.