free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Deklarasi Damai Silat Magetan: Sembilan Komitmen Wujudkan Bela Diri Bermartabat dan Tertib Hukum

Penulis : Basworowati Prasetyo Nugraheni - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Deklarasi Damai disaksikan Bupati serta Forkopimda Magetan

JATIMTIMES - Upaya menciptakan suasana damai dan harmonis di tengah dinamika organisasi pencak silat terus digaungkan di Kabupaten Magetan. Senin (21/4/2025), puluhan perguruan pencak silat yang tergabung dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Magetan berkumpul di Pendopo Surya Graha untuk menandatangani Deklarasi Damai, dalam kegiatan yang difasilitasi oleh Forkopimda Kabupaten Magetan, Polres Magetan, dan Kodim 0804/Magetan.

Tak hanya menjadi ajang silaturahmi pasca Lebaran melalui kegiatan Halal Bihalal, acara ini juga menjadi tonggak penting dalam meredam potensi gesekan antar kelompok bela diri. Para pimpinan perguruan silat dengan penuh kesadaran dan komitmen menyatukan tekad untuk menjaga keamanan wilayah, menjunjung tinggi hukum, dan menolak segala bentuk kekerasan serta provokasi.

Baca Juga : Malang Jadi Kota Pertama Adu Kencang Honda 2025

Kegiatan ini pun mempertegas bahwa dunia pencak silat bukan hanya soal adu teknik dan prestasi, tetapi juga tentang nilai-nilai persaudaraan, sportivitas, dan kedewasaan dalam berorganisasi.

Dalam deklarasi damai yang dibacakan bersama, para perwakilan perguruan menyepakati sembilan poin penting, mulai dari komitmen menjaga persatuan, menghindari konflik horizontal, hingga siap bekerja sama dengan aparat keamanan dan pemerintah demi terciptanya lingkungan yang aman dan damai.

Isi deklarasi tersebut menyoroti pentingnya tidak terprovokasi oleh hoaks, menolak atribut yang bersifat rasis, serta menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwenang jika terjadi pelanggaran oleh anggota perguruan.

Tak kalah penting, para ketua organisasi silat di semua tingkatan juga menyatakan kesediaan mereka untuk bertanggung jawab atas setiap kegiatan yang melibatkan anggotanya, baik dalam kegiatan resmi maupun non-formal.

Kapolres Magetan, AKBP Raden Erik Bangun Prakasa, S.H., S.I.K., M.M., dalam sambutannya mengapresiasi langkah para pimpinan perguruan silat yang hadir. Ia menekankan bahwa pencak silat sebagai warisan budaya Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa.

"Silat bukan hanya tentang teknik bertarung, tetapi juga tentang membentuk karakter dan jiwa ksatria. Mari kita jadikan perguruan pencak silat sebagai pelopor perdamaian dan persatuan di Kabupaten Magetan," ungkap Kapolres.

Beliau juga berpesan agar seluruh elemen silat dapat menjadi contoh dalam menangkal isu-isu hoaks serta menghindari provokasi yang merusak citra pencak silat sebagai olahraga yang bermartabat.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Magetan dan Dandim 0804 juga menyampaikan dukungan penuh terhadap langkah damai yang diambil para perguruan. Pemerintah daerah berharap iklim kondusif ini bisa terus dipelihara dan menjadi teladan bagi generasi muda.

Baca Juga : Paus Fransiskus Wafat, Ini 8 Calon Kuat Penggantinya

Deklarasi damai ini dinilai sebagai wujud nyata kolaborasi antara komunitas pencak silat dengan unsur pemerintahan, TNI, dan Polri. Suasana guyub, rukun, dan penuh semangat kebersamaan terlihat jelas dalam acara tersebut.

Kegiatan deklarasi damai ini menjadi angin segar dalam dinamika perguruan pencak silat di Magetan, terutama di tengah maraknya kekhawatiran akan konflik horizontal yang kerap dipicu oleh kesalahpahaman atau provokasi eksternal. Komitmen bersama ini diharapkan dapat menekan potensi gesekan dan menjadi titik balik pencak silat sebagai kekuatan pemersatu masyarakat.

Dengan adanya deklarasi ini, IPSI Magetan beserta seluruh perguruan dan klub bela diri lainnya menunjukkan bahwa mereka mampu mengedepankan kedewasaan dalam berorganisasi serta menjaga marwah pencak silat sebagai warisan budaya yang menjunjung tinggi nilai moral dan persaudaraan.

Deklarasi damai ini bukan sekadar acara simbolik, tetapi harus menjadi pemantik perubahan perilaku dan budaya organisasi pencak silat yang lebih moderat dan solutif. Harapannya, seluruh stakeholder di dunia persilatan Magetan mampu konsisten menjalankan komitmen ini dan terus membangun komunikasi yang sehat antarperguruan.

Sebagai kabupaten yang dikenal dengan iklim sosial yang kondusif, Magetan kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi percontohan daerah yang mampu menyatukan keberagaman dalam bingkai persaudaraan. Semoga komitmen ini bukan hanya menjadi dokumentasi, melainkan menjadi landasan kuat bagi lahirnya generasi pesilat yang santun, disiplin, dan cinta damai.