free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Pasien di Malang Mengaku Jadi Korban Pelecehan Dokter saat Pemeriksaan: Ini Cara Gunakan Stetoskop yang Benar

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi penggunaan stetoskop pada pasien. (Foto: iStock)

JATIMTIMES - Pasien perempuan asal Bandung yang berkunjung ke Kota Malang, Qorry, mengaku menjadi korban pelecehan seksual saat menjalani pemeriksaan medis oleh seorang dokter berinisial AY. Peristiwa tersebut terjadi saat Qorry tengah dirawat di ruang VIP sebuah rumah sakit swasta karena mengidap sinusitis dan vertigo. 

Niat hati ingin beristirahat dan memulihkan kondisi, namun Qorry justru mengaku mendapatkan perlakuan tak pantas. Menurut pengakuannya, saat dokter AY datang memeriksa kondisi kesehatannya, ia diminta membuka pakaian hingga telanjang dada. 

Pemeriksaan menggunakan stetoskop itu diduga disalahgunakan, lantaran dokter tersebut diduga menyentuh area sensitif dan bahkan mencoba mengambil foto menggunakan ponsel pribadinya. 

Kasus ini pun memantik perhatian, terutama soal etika pemeriksaan medis, khususnya dalam penggunaan alat kesehatan seperti stetoskop. Lantas, sebenarnya bagaimana prosedur yang benar dalam menggunakan stetoskop secara medis? 

Fungsi Stetoskop dalam Pemeriksaan Medis
Stetoskop merupakan salah satu alat yang digunakan tenaga kesehatan untuk melakukan auskultasi, yaitu mendengarkan suara-suara internal dari tubuh pasien. Mengutip Cleveland Clinic, suara-suara yang didengarkan melalui stetoskop bisa berasal dari:
• Jantung (bunyi normal atau abnormal seperti murmur)
• Paru-paru (mendeteksi mengi atau suara napas tak wajar)
• Usus (bunyi gerakan saluran pencernaan)
• Pembuluh darah (seperti bising karotis) 

Fungsi stetoskop sangat krusial dalam tahap awal diagnosis. Meski bukan satu-satunya alat penentu, stetoskop memberikan gambaran awal yang bisa membantu dokter memutuskan apakah perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan. 

Cara Gunakan Stetoskop dengan Benar
Mengutip Healthline, berikut langkah-langkah penggunaan stetoskop yang sesuai prosedur medis, terutama saat memeriksa jantung pasien: 

1. Sesuaikan dengan Telinga
Pastikan bagian telinga stetoskop menghadap ke depan, mengikuti bentuk saluran telinga. Bila terasa tidak nyaman, bantalan telinga bisa diganti agar lebih pas. Posisi yang pas akan membantu mendengarkan suara tubuh dengan lebih jelas tanpa gangguan. 

2. Perhatikan Lingkungan
Pemeriksaan dengan stetoskop sebaiknya dilakukan di tempat yang tenang. Suara bising dapat mengganggu akurasi auskultasi. Untuk pemeriksaan jantung, pasien biasanya diminta berbaring telentang. Sementara untuk paru-paru, posisi duduk lebih ideal. 

3. Pilih Sisi yang Tepat
Stetoskop biasanya memiliki dua sisi: diafragma (untuk suara bernada tinggi seperti detak jantung normal) dan bel (untuk suara bernada rendah seperti murmur). Dokter akan memilih sisi yang sesuai berdasarkan suara yang ingin didengar. 

4. Tempel Langsung di Kulit
Penting untuk menempelkan stetoskop langsung ke kulit, bukan di atas pakaian. Suara gesekan kain dapat mengganggu hasil pemeriksaan. Maka dari itu, pasien biasanya diminta membuka bagian pakaian yang menutupi area pemeriksaan. Namun, hal ini harus dilakukan dengan etika dan menjaga privasi pasien, termasuk kehadiran perawat pendamping saat dibutuhkan. 

5. Dengarkan Bunyi Jantung
Letakkan diafragma di bagian kiri atas dada untuk mendengar detak jantung. Pegang stetoskop dengan dua jari dan tekan perlahan agar tidak terdengar suara dari jari-jari sendiri. Minta pasien bernapas normal, lalu dengarkan detak jantungnya. 

Detak Jantung Normal Berdasarkan Usia
Dokter juga bisa menghitung detak jantung per menit untuk mengetahui apakah jantung berdetak dalam batas normal. Berikut panduan rata-rata detak jantung berdasarkan usia:
• Bayi 0-1 bulan: 70–190 bpm
• Bayi 1–11 bulan: 80–160 bpm
• Anak 1–2 tahun: 80–130 bpm
• Anak 3–4 tahun: 80–120 bpm
• Anak 5–6 tahun: 75–115 bpm
• Anak 7–9 tahun: 70–110 bpm
• Usia 10 tahun ke atas: 60–100 bpm
• Atlet dewasa: 40–60 bpm 

Dengan menggunakan stetoskop, dokter juga akan mendengarkan apakah ada suara jantung abnormal, seperti murmur atau gallop, yang bisa jadi indikasi gangguan jantung tertentu. 

Demikian penjelasan lengkap mengenai fungsi stetoskop dalam dunia medis, termasuk cara menggunakannya dengan benar. Penggunaan stetoskop yang menyentuh kulit pasien memang prosedur standar, tetapi harus dilakukan sesuai etika medis. Dokter wajib menjaga kenyamanan dan privasi pasien, termasuk meminta izin, menjelaskan prosedur, dan menghadirkan perawat atau pendamping saat pemeriksaan bagian tubuh sensitif. Semoga informasi ini bermanfaat.