JATIMTIMES - Dalam rangka persiapan pengalihan arus di Wilayah Kota dan Besuki Tahun 2025, Forum Lalu Lintas Kabupaten Situbondo mengadakan Group Discussion (FGD) dalam rangka persiapan pengalihan arus di Wilayah Kota dan Besuki Tahun 2025, Senin (14/04/2025) di Aula pertemuan Lantai II Kantor Pemerintah setempat.
Selain itu, persoalan jalan raya dan lalu lintas di Kabupaten Situbondo menjadi perhatian semua pihak, mengingat Situbondo menjadi satu-satunya kabupaten dimana kendaraan besar masih bisa melintas di Jalan Tengah Kota.
Baca Juga : Polisi Ringkus Pencuri Rumah Kosong di Kepanjen Beraksi Saat Salat Id
Dalam kegiatan yang dihadiri Perwakilan Masyarakat, Ketua DPRD Kabupaten Situbondo Mahbub Junaidi dan Kasatlantas Polres Situbondo AKP Andi Bakhtera Indera Jaya mewakili Kapolres AKBP Rezi Dharmawan itu terdapat beberapa poin pembahasan yakni pengalihan arus lalulintas, perubahan arus lalu lintas dari dua arah kembali ke satu arah, realisasi Jalur Lingkar Utara (JLU) dan persoalan jalan dan jembatan yang rusak.
Mahbub Junaidi mengatakan bahwa untuk mengatasi dan mengurai lalu lintas di Kabupaten Situbondo sala satu solusi yang terbaik adalah dengan merampungkan proyek Jalur Lingkar Utara (JLU) Situbondo.
"Satu-satunya kabupaten di Jawa Timur yang jalan tengah kotanya masih dilewati oleh kendaraan besar ya hanya di Situbondo, ini juga yang menjadi penyebab kondisi jalan di tengah kota banyak yang rusak dan bergelombang, dan juga dikarenakan masih banyak kendaraan over dimension over loading (ODOL)," ungkapnya.
Untuk merampungkan JLU ini, kata Mahbub tidak pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri mengingat JLU Situbondo ini lumayan panjang, sehingga kemungkinan anggaran APBD tidak mampu mengcover. Ia berharap ada campur tangan dari pemerintah provinsi untuk merampungkan program JLU tersebut.
"Pengaduan soal JLU Situbondo ini sudah diajukan ke Provinsi, ini program sudah sejak jamannya Bupati Dadang dan belum terealisasi. Memang JLU Situbondo lumayan panjang, rencananya mulai dari pertigaan PG Wringin Anom, melewati Pertigaan Duwet, berakhir di lampu merah panji atau bisa berakhir di lampu merah Kapongan. Oleh karena itu untuk harapnya provinsi juga turut campur masalah Realisasi JLU ini," jelasnya.
Selain dapat mengurai arus lalu lintas kendaraan besar, JLU dapat meratakan perekonomian yang selama ini hanya terfokus di tengah kota saja.
"Warung-warung di pinggir kota akan hidup, perekonomian akan berkembang dan merata, dampak positif dari JLU ini tidak saja berhubungan dengan Lalu Lintas semata tapi pertumbuhan ekonomi daerah ikut naik, sesuai dengan Visi Misi Situbondo Naik Kelas," imbuhnya.
"Semoga JLU ini dapat terealisasi di kepimpinan Mas Rio dan Mbak Ulfi," harap Mahbub.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Situbondo, AKP Andi Bakhtera Indera Jaya mengungkapkan bahwa berdasarkan data jumlah kecelakaan lalu lintas (Laka Lantas) banyak terjadi saat arus lalu lintas dibuat satu arah dibandingkan dua arah.
Baca Juga : Ambulans Takut Terobos Lampu Merah Gegara Tilang ETLE, Bagaimana Aturannya?
"Seharunya ini kalau di kota lain biasanya kecelakaan banyak terjadi di dua arah tapi tapi di Situbondo malah banyak terjadi saat dibuat satu arah, kalau satu arah kan resiko kendaraan saling bergesekan itu sangat sedikit tapi disini terbalik. Sehingga yang perlu dianalisa adalah masih banyak warga Situbondo yang belum paham taat berlalu lintas dengan baik dan benar," ungkap AKP Andi.
Tidak hanya itu, AKP Andi juga mengungkapkan terkait kendala lalu lintas di lapangan yakni sala satunya di jembatan Paraaman masih ada kabel listrik yang rendah sehingga dikhawatirkan tersangkut kendaraan besar.
"Selian itu juga di jalan dekat TK Bhayangkari itu jalannya tinggi sehingga kendaraan berat bisa gasrut casisnya, termasuk kendaraan gandeng manuvernya susah belok karena jalan menanjak, kendala seperti itu kita jumpai dilapangan, Jembatan di Jalan Cendrawasih juga ditemukan keretakan, kalau perlu dicek lagi untuk kekuatan tonasenya," jelas Kasatlantas Polres Situbondo itu.
Dikonfirmasi terpisah, Fauzi salah satu warga Wringinanom berharap JLU untuk segera dirampungkan mengingat kondisi jalan di tengah kota khususnya di jalan A Yani sudah bergelombang atau rusak parah, sehingga dikhawatirkan menjadi penyebab kecelakaan.
"Kalau bisa JLU bisa segera dirampungkan, kendaraan besar seperti truk dan bis kan tidak perlu lewat kota bia lewat JLU, jalan ditengah kota juga sempit kalau dilalui kendaraan besar. Samean lihat saja mas, masa truk ngangkut Bego (Red-eksavator) lewat tengah kota, ya jelas rusak jalannya," kata Fauzi saat diwawancarai di sebuah warung kopi Desa Wringinanom, Situbondo.
Senanda dengan Fauzi, Nanang warga Duwet juga mengharapkan hal yang sama yakni agar JLU bisa segera dirampungkan, namun berbeda dengan Fauzi, Rahmad lebih berfikir jika JLU rampung warung-warung kopi dan perancangan di pinggiran kota bisa ramai pembeli.
"Biasanya kalau dilewati kendaraan besar kayak truk, warung bisa ramai, perekonomian warga desa juga meningkat, nanti pasti banyak warga yang buka warung makan atau warung kopi," ujarnya.