free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Agama

Puasa Syawal Apakah Harus Berturut-turut Selama 6 Hari? Ini kata Buya Yahya

Penulis : Mutmainah J - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi puasa. (Foto: iStock)

JATIMTIMES - Pasca berpuasa Ramadhan satu bulan lamanya, umat Islam merayakan Idulfitri dimana merayakan Hari Kemenangan. Setelahnya, kita bisa melaksanakan puasa Syawal.

Puasa Syawal merupakan salah satu ibadah puasa sunnah yang dilakukan di bulan Syawal. Adapun permulaaan kapan waktu puasa Syawal sendiri sudah boleh dilakukan Tepat pada tanggal 2 setelah Idul Fitri.

Baca Juga : Lebaran Ketupat 2025 Jatuh Tanggal Berapa? Ini Sejarah dan Maknanya

Untuk pelaksanaan puasa Syawal sendiri hukumnya sunnah dan dilakukan selama 6 hari. Puasa Syawal selama enam hari diketahui memiliki keutamaan yang tak main-main, yakni pahalanya setara puasa selama satu tahun. Hal tersebut sesuai dengan hadis berikut ini:

"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh." (HR Muslim). 

Tak heran ya jika umat muslim berlomba-lomba mengerjakan puasa sunah yang satu ini begitu memasuki bulan Syawal. 

Meski begitu, ada kondisi dimana tak seluruh umat Islam bisa melaksanakan puasa Syawal secara berurutan. Lantas bolehkah puasa Syawal dilakukan secara dicicil alias tidak langsung berturut-turut selama 6 hari? 

Ketentuan Pelaksanaan Puasa Syawal

Perihal pelaksanaannya, Buya Yahya menerangkan bahwa puasa Syawal tak harus dilakukan selama enam hari berturut-turut. Ini sesuai dengan mazhab Imam Syafi'i yang dianut oleh kebanyakan umat Islam di Indonesia.

"Menurut mazhab kita, Imam Syafi'i, enam itu tidak harus berurutan. Bahkan sebagian ulama memakruhkan kalau langsung (puasa) Syawal, takut dianggap wajib," jelas Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV. 

"Ada sebagian ulama (yang memakruhkan), tapi mazhab kita tidak. Sebagian ulama langsung, 'Jangan tanggal 2 (Syawal) deh, nanti aja di akhir-akhir ke belakang'. Khawatir nanti dipikir orang, sehingga memberatkan orang," imbuhnya.

Tapi jika ada yang mengerjakan puasa Syawal secara berurutan, Buya Yahya menyebutkan hal itu memang lebih baik. Sebab ini termasuk sebuah kebaikan dan kebaikan memang seharusnya segera dilaksanakan.

"Tidak harus berurutan 1, 2, 3, 4, 5, 6, itu berurutan tidak harus. Akan tetapi kalau ada yang berurutan, ini memang lebih baik. Karena kebaikan ini memang hendaknya segera dilaksanakan," jelas Buya Yahya.

Keutamaan Puasa Syawal

Berikut sejumlah keutamaan puasa Syawal yang dikutip dari situs Nahdlatul Ulama:

1. Penyempurna Puasa Ramadan

Baca Juga : Dokter RSI Unisma Imbau Masyarakat Lanjutkan Pembiasaan Puasa Pasca-Lebaran, Mengapa?

Puasa Syawal disebut sebagai penyempurna puasa Ramadan. Sebagaimana salat sunnah rawatib (qabliyah dan ba'diyah) yang bisa menjadi penyempurna bagi salat fardhu.

2. Mendapat Pahala Puasa Satu Tahun

Dalam Al-Qur'an surat Al-An'am ayat 160 dijelaskan bahwa setiap satu amal ibadah akan dibalas pahala sepuluh kali lipatnya. Mengacu pada penjelasan tersebut, jika dikalkulasikan maka satu bulan puasa Ramadan dikali 10 sama dengan 10 bulan, kemudian 6 hari puasa Syawal dikali 10 sama dengan 2 bulan.

Jadi, 10 bulan ditambah 2 bulan sama dengan 12 bulan atau satu tahun. Dengan demikian puasa 6 hari di bulan Syawal sama pahalanya dengan puasa selama satu tahun.

3. Tanda Diterimanya Puasa Ramadan

Salah satu ciri-ciri diterimanya amal ibadah adalah konsistensi melakukan ibadah yang lain setelah ibadah pertama selesai. Begitupun dalam puasa Ramadan. Salah satu ciri-ciri diterimanya puasa Ramadan adalah seseorang melakukan puasa sunnah Syawal setelahnya.

4. Sebagai Tanda Syukur

Melaksanakan puasa sunnah Syawal merupakan bukti syukur seorang hamba. Pasalnya, selama bulan Ramadan telah memperoleh anugerah dari Allah SWT baik berupa ibadah-ibadah yang bisa dijalani di dalamnya ataupun ampunan yang dijanjikan bagi orang yang beribadah selama bulan puasa.

5. Menjaga Konsistensi Ibadah

Berakhirnya bulan Ramadan, bukan berarti ibadah utamanya puasa juga terputus. Untuk itu, umat muslim dianjurkan untuk tetap menjaga konsistensi ibadah tersebut dengan mengerjakan puasa sunnah Syawal.