free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Agama

Puasa Syawal atau Qadha Utang Puasa Ramadan? Mana yang Harus Didahulukan? 

Penulis : Mutmainah J - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi puasa. (Foto dari Pixabay)

JATIMTIMES - Tak semua orang Islam bisa menuntaskan puasa Ramadan. Mereka yang tengah sakit, perempuan haid, atau orang-orang yang sedang berada di dalam perjalanan diperbolehkan melewatkan puasa.

Puasa yang tidak tuntas ini akan menjadi utang dan harus dibayar di bulan lain. Membayar utang puasa dikenal dengan istilah qada.

Baca Juga : Lebaran Ketupat 2025 Jatuh Tanggal Berapa? Ini Sejarah dan Maknanya

Setelah Ramadan berakhir, umat Muslim dihadapkan dengan bulan Syawal dimana pada bulan tersebut dianjurkan untuk berpuasa selama 6 hari lamanya. 

Namun, sebagian umat Islam ada yang masih bingung dan bertanya-tanya, antara puasa Syawal dan puasa qadha Ramadan, mana yang harus didahulukan? Untuk mengetahui mana yang harus didahulukan antara puasa Syawal dan puasa qadha, simak penjelasan berikut.

Dahulukan Qadha Puasa Ramadan

Menjawab hal ini, ustaz Adi Hidayat menyarankan kepada setiap Muslim yang masih memiliki utang puasa Ramadan, sebaiknya dahulukan membayar atau qadha daripada puasa syawal.

“Memang benar qadha puasa ini masih bisa dikerjakan hingga bulan Syaban tahun depan, namun kita tak tahu kapan ajal datang,” ujarnya dikutip dari channel YouTube Adi Hidayat Official. 

“Daripada berpulang dengan status berutang, maka lebih baik selesaikan qadha dulu baru kemudian mengerjakan puasa sunnah Syawal, dengan waktu yang tersisa dan dilaksanakan dengan ikhlas karena Allah SWT,” sambungnya. 

Adi Hidayat menjelaskan bahwa puasa qadha (puasa Ramadan yang bolong) didahulukan daripada puasa sunah Syawal. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW:

Baca Juga : Dokter RSI Unisma Imbau Masyarakat Lanjutkan Pembiasaan Puasa Pasca-Lebaran, Mengapa?

"Barangsiapa yang memiliki hutang puasa Ramadhan, maka hendaklah dia mengqadhanya sebelum puasa Syawal." (HR. Bukhari dan Muslim). 

Ustaz Adi Hidayat kemudian mengatakan bahwa sebuah kemuliaan dilihat oleh Allah SWT dari niat. “Dan juga kepentingan hati Anda,” jelas Ustaz Adi Hidayat.

Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan bahwa Allah SWT tidak akan asal dalam menghukum seorang muslim. Namun Allah SWT akan melihat dari niat dan perbuatan seseorang tersebut. 

"Mari kita optimis memaksimalkan tujuan dan niat kita, optimis dalam berikhtiar, semoga Ramadhan yang telah ditunaikan bisa diikuti dengan kesempurnaan penunaian puasa selama 6 hari di bulan Syawal,” tutupnya.