JATIMTIMES - Program seribu sarjana yang menjadi visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu periode ini diusulkan menjangkau para guru. Pasalnya, belum semua tenaga pendidik yang berstatus honorer dan guru tidak tetap (GTT) di Kota Batu memperoleh gelar setara sarjana.
Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu M. Chori. Bahwa guru yang sudah mengabdi di sekolah negeri masih banyak yang hanya tuntas menempuh program diploma. Baik jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMP.
Baca Juga : Lepas Ekspor Keripik Sayur dan Buah ke Singapura, Pemkot Batu Targetkan Keberlanjutan Pasar Produk Lokal
"Bahkan pada jenjang TK dan PAUD masih sekitar 20 persen yang belum sarjana," kata Chori saat ditemui JatimTIMES, belum lama ini.
Data Dinas Pendidikan menunjukkan masih ada 262 guru honorer di Kota Batu. Dari jumlah tersebut, sebanyak 22 orang mengajar pada jenjang TK, 180 orang mengajar pada jenjang SD dan 60 orang mengajar pada jenjang SMP.
Beban kerja guru yang mengajar pada pendidikan usia dini memberikan peran penting. Khususnya dalam membentuk karakter anak. Sehingga, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang kreatif dan inovatif.
Dengan diusulkan ke program seribu sarjana, para guru diberikan kesempatan untuk mendapat kuota pada program beasiswa kuliah. Tujuannya, tidak lain untuk peningkatan kualitas pengajar di lingkungan sekolah.
"Guru harus punya kompetensi. Dengan pengajar yang kompeten dan profesional dapat memberikan layanan pendidikan yang baik," tambahnya.
Baca Juga : Terima Kunjungan Tim Juri Lomdeskel, Kelurahan Bunulrejo Pamer Potensi yang Dirahasiakan
Chori mengaku telah mengkomunikasikan usulan tersebut kepada Wali Kota Batu Nurochman. Selanjutnya usulan tersebut masih dalam proses kajian.
"Saat ini dengan wali kota yang baru, ada program seribu sarjana. Tentu kami mengusulkan itu supaya bisa membantu guru-guru kita menjadi lebih kompeten," ungkap Chori.
