JATIMTIMES - Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo menghadiri resepsi lulusan santri kebangsaan angkatan ke-3 tahun 2025.
Kegiatan yang dipusatkan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Mimbar Desa Majan, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, ini berjalan lancar dan sukses.
Baca Juga : Jaring Mahasiswa Berkualitas, UIN Malang Gelar Seleksi Beasiswa Teladan 2025
Program Pesantren Kebangsaan 2025 dan Madin Merdeka Nusantara secara resmi diluncurkan oleh Yayasan Al Mimbar Tulungagung di Bumi Kasepuhan Perdikan Majan, Minggu (16/3/2025).
Tiga tahun yang lalu, program ini dimaksudkan bertujuan untuk memperkuat identitas kebangsaan melalui pendidikan pesantren yang berbasis pada kebhinekaan, wawasan kebangsaan, wawasan hukum dan keislaman yang moderat.
Selain bupati, kegiatan dihadiri kepala organisasi perangkat daerah, jajaran Forkopimcam Kecamatan Kedungwaru, Ketua Yayasan Al Mimbar Dr Raden Muh. Ali Shodiq, Mudir Pondok Al Mimbar I Dr M. Muntahibun Nafis, tokoh agama dan tokoh masyarakat, berikut tamu undangan lainnya.
Dalam kata sambutan, Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo mengapresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya kegiatan ini. "Pesantren Kebangsaan bukan hanya tempat untuk menuntut ilmu agama, tetapi juga menjadi wadah pembentukan karakter santri yang berjiwa nasionalis, berwawasan kebangsaan, serta memiliki semangat cinta tanah air," ungkapnya.
Ia mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan. Menurut dia, yang menjalankan akan menahan lapar dan dahaga serta nafsunya hingga akhir bulan suci ini.
âDengan demikian, lulusan pesantren kebangsaan diharapkan dapat berkontribusi secara positif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta membawa kemaslahatan bagi umat dan bangsa,â imbuhnya.
Bupati GS -demikian akrab dipanggil- mengharapkan kegiatan yang telah memasuki tahun ketiga ini dapat terus berlanjut dan semakin berkembang dengan terus mengajarkan ilmu agama dan menanamkan wawasan kebangsaan. Dengan demikian, generasi mendatang akan menjadi generasi yang religius dan tetap memiliki semangat kebersamaan, untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
âSaya juga ingin memohon doa dan dukungan dari seluruh hadirin agar kami bisa istikamah membawa kemajuan di Kabupaten Tulungagung. Kami telah berkomitmen untuk menjalankan amanah jabatan bupati dan wakil bupati Tulungagung ini dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Dan amanah ini hanya akan bisa kami tunaikan, dengan dukungan dan doa dari panjenengan semua,â terangnya.
GS juga mengucapkan selamat kepada para santri yang telah menyelesaikan kegiatan Pesantren Kebangsaan di Pondok Pesantren Al-Mimbar. "Semoga ilmu yang didapatkan menjadi bekal dalam menjalani kehidupan dan bermanfaat bagi agama, masyarakat, dan bangsa,â terangnya.
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Al Mimbar yang juga menjabat sebagai direktur utama Bintara Center Raden Moh. Ali Sodik menyatakan bahwa program Pesantren Kebangsaan ini resmi diluncurkan tiga tahun lalu. Program Ini merupakan upaya untuk memperkuat kebangsaan dan mempromosikan Islam yang moderat serta pembekalan nilai-nilai komptensi wawasan kebangsaan, hukum dan budaya Nusantara.
"Pesantren Kebangsaan dan Madin Merdeka Nusantara diharapkan dapat memperkuat identitas kebangsaan serta mendorong toleransi dan keberagaman di antara umat beragama di Indonesia. Pendidikan yang diselenggarakan di pesantren dan madrasah juga harus berbasis pada nilai-nilai keislaman yang moderat dan inklusif," kata Gus Ali.
Program ini melibatkan dua komponen, yakni SMPN dan MTsN di Tulungagung. Kegiatan pusat pendidikannya berada di Pondok dan Madrasah Abdul Alim Ngantru.
Baca Juga : Diresmikan Presiden Prabowo: Stadion Kanjuruhan Dirancang Tahan Gempa, Kokoh hingga 40 Tahun
Pondok Abdul Alim di bawah naungan Yayasan Al Mimbar membawa tujuan utama dalam usia SMPN berbasis pada nilai-nilai keislaman dan kebangsaan yang nanti menjadi pedoman generasi ke depannya.
Komponen kedua adalah SMAN - SMKN se-Tulungagung dan Trenggalek. Letak pusat pendidikanya berada di pondok induk Al Mimbar.
Program ini akan mengembangkan kurikulum yang berbasis pada nilai-nilai kebangsaan dan keislaman yang moderat serta mendorong interaksi antara santri dari berbagai latar belakang bidang. Antara lain kesehatan, umkm, hukum, belanegara, penanggulangan bencana.
Selain itu, program ini juga akan memperkuat kompetensi para santri dengan materi yang akan disampaikan dari Dinas Pendidikan, Polres Tuungagung, Kodim 0807, Kemenag, BPBD, Kesbangpol, BNN, Dinas Kesehatan, Dinas Koperasi dan UMKM.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas para santri serta membantu mempersiapkan para santri untuk menghadapi tantangan global.
Program Madin Merdeka sudah diikuti ribuan santri di Tulungagung dalam pengasuh beberapa kkai, akademisi, praktisi hukum, pengusaha dan sebagainya.
Mudir Maâhad Dr KH Muntahibbun Nafis MAg juga mengajak para santri, masyarakat, dan dunia usaha untuk mendukung dan berpartisipasi dalam program ini.
"Saya berharap program ini dapat mendapatkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, termasuk dunia usaha, untuk memastikan keberhasilannya dalam memperkuat identitas kebangsaan dan mempromosikan Islam yang moderat di Indonesia," katanya.
Program Pesantren Kebangsaan 2025 dan Madin Merdeka Nusantara diharapkan dapat menjadi tonggak sejarah dalam upaya memperkuat identitas kebangsaan dan mempromosikan Islam yang moderat di Indonesia.
Dengan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, program ini diharapkan dapat membawa manfaat yang besar bagi perkembangan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia