JATIMTIMES - Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan kunjungan mendadak Presiden Rusia, Vladimir Putin ke kota pelabuhan Mariupol malam hari seperti seorang pencuri.
Kemhan Ukraina menilai jika Putin ingin menonjolkan apa yang ingin ditunjukannya dalam kegelapan.
Baca Juga : Tahun Ke-3, Ziarah Masal dan Tahlil Akbar di Desa Tunggulsari Makin Kompak
"Selayaknya seorang pencuri, Putin mengunjungi Mariupol Ukraina, di bawah perlindungan malam. Pertama, lebih aman. Selain itu, kegelapan memungkinkan dia untuk menonjolkan apa yang ingin dia tunjukkan, dan membuat kota itu benar-benar hancur oleh pasukannya dan beberapa penduduknya yang masih hidup dari pengintaian," kata kementerian Ukraina dalam Twitternya dilansir AFP, Senin (20/3/2023).
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Putin berkeliling ke kota Mariupol. Kunjungan ini hampir satu tahun setelah Rusia mengklaim telah merebut kota pelabuhan strategis itu.
Kunjungan Putin tersebut merupakan perjalanan pertama pemimpin Rusia ke wilayah Donbas sejak awal konflik Ukraina pada Februari tahun lalu.
Putin terbang ke Mariupol dengan helikopter kemudian dilanjutkan menggunakan mobil mengelilingi Kota Mariupol, lapor kantor berita Tass, mengutip Kremli
Pengumuman kunjungan Putin ke Mariupol datang setelah kunjungan mendadaknya di Krimea pada Sabtu untuk menandai ulang tahun kesembilan aneksasi semenanjung itu.
Saat di Mariupol, Putin mengunjungi berbagai tempat, berbicara dengan penduduk, dan diberikan laporan tentang pekerjaan rekonstruksi kota, menurut media milik pemerintah.
Rusia meluncurkan kampanye bumi hangus melawan Mariupol pada awal serangannya tahun lalu. Serangan Rusia itu menghancurkan pabrik baja Azovstal, yang merupakan pertahanan terakhir pasukan Ukraina di kota itu.
Baca Juga : PKS-Demokrat Protes Bawaslu soal Kegiatan Anies Baswedan di Masjid Al Akbar
Adapun kunjungan yang dilakukan Putin ke Mariupol sehari setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin atas tudingan melakukan kejahatan perang.
Jaksa ICC Karim Khan mengatakan kepada AFP pada hari Jumat bahwa Putin sekarang dapat ditangkap jika dia menginjakkan kaki di salah satu dari lebih dari 120 negara anggota pengadilan.
Pemimpin Rusia berusia 70 tahun itu belum secara terbuka mengomentari surat perintah tersebut.
Tetapi Kremlin menolak keabsahan hukum surat perintah tersebut, dengan alasan bahwa karena Rusia tidak mengakui yurisdiksi ICC, surat perintah itu "tidak berlaku".