Apa Dampak Tambang Nikel di Raja Ampat? Ini Penjelasannya
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Nurlayla Ratri
06 - Jun - 2025, 09:18
JATIMTIMES - Aktivitas tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat, masih menjadi sorotan. Ramainya isu ini bermula dari aksi damai yang dilakukan oleh sejumlah aktivis Greenpeace Indonesia dalam ajang Indonesia Critical Minerals Conference & Expo, Selasa (3/6/2025) lalu.
Dalam aksi tersebut, tiga aktivis Greenpeace bersama seorang perempuan Papua membentangkan spanduk ketika Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno sedang menyampaikan sambutan. Para aktivis ini menyuarakan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dari kegiatan tambang nikel di Raja Ampat.
Baca Juga : Lumajang dan Awal Islamisasi Jawa: Arya Pinatih, Sunan Giri, dan Arya Tepasana
“Pemerintah bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang terjadi di Raja Ampat, di Papua. Save Raja Ampat,” ujar salah satu aktivis yang ikut berorasi sambil membentangkan banner.
Selain itu, tiga poster berwarna kuning bertuliskan “What’s the true cost of your nickel?”, “Nickel mines destroy lives”, dan “Save Raja Ampat from nickel mining” turut ditunjukkan di hadapan para peserta konferensi.
Merespons hal ini, pemerintah menyatakan akan menindaklanjuti laporan mengenai operasional tambang nikel di wilayah Raja Ampat. Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup disebut tengah memproses laporan yang masuk.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan akan mengevaluasi aktivitas tambang di kawasan tersebut. Ia menegaskan bahwa pemilik perusahaan tambang akan segera dipanggil.
“Kami akan kaji usulan pembangunan smelter di sana. Tapi sebelumnya perlu dilakukan analisis dampak lingkungan secara menyeluruh. Di Papua, seperti halnya di Aceh, ada otonomi khusus. Jadi perlakuannya pun juga khusus,” kata Bahlil, dikutip Antara, Jumat (6/6/2025).
Lantas apa sebenarnya dampak tambang nikel di Raja Ampat? Menurut Kepala Kampanye Hutan Indonesia Greenpeace Global, Kiki Taufik, keberadaan tambang nikel di Raja Ampat berpotensi merusak salah satu kawasan dengan kekayaan hayati laut tertinggi di dunia.
“Jadi ada wilayah di Raja Ampat itu namanya Selat Dampier. Selat Dampier itu arusnya kencang, tapi di selat itulah manta ray yang besar hidup,” ujar Kiki.
Kawasan Raja Ampat diketahui menyimpan sekitar 75 persen spesies terumbu karang dunia, 1.400 jenis ikan karang, dan lebih dari 700 spesies moluska...