Plt. Gubernur Jatim Apresiasi Siswa Kota Blitar yang Berprestasi di Bidang Animasi Digital
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
02 - Jun - 2025, 04:15
JATIMTIMES - Jalan Kenari di Kelurahan Plosokerep, Kota Blitar, tampak lebih ramai dari biasanya pagi itu. Bukan karena iring-iringan pejabat atau pesta rakyat, melainkan karena sebuah bentuk penghormatan yang langka. Pada Senin, 2 Mei 2025, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, datang langsung menyambangi rumah seorang remaja berprestasi—bukan atlet, bukan pula juara olimpiade sains—melainkan seorang animator game berusia 15 tahun.
Namanya Al Divi Rarindrayana. Ia baru saja lulus dari MTsN 1 Kota Blitar, dan telah lebih dulu menginjakkan kaki di panggung global. Sejak September 2024, Al Divi resmi direkrut sebagai game animator oleh salah satu developer internasional dari platform Roblox. Dunia maya yang dulu hanya jadi ladang hiburan kini menjadi medan prestasi bagi bocah Blitar itu.
Baca Juga : Peringatan Harlah Pancasila di Kota Blitar: Emil Dardak Gaungkan Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila
Emil Dardak, yang didampingi Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai, serta Kepala Dinas Kominfo Jatim Sherlita Ratna Dewi Agustin, tampak antusias melihat langsung ruang kerja kreatif Al Divi di kediamannya. Dalam kunjungan itu, Emil memberikan hadiah berupa laptop, sementara Google Indonesia turut menyumbang Galaxy Tab yang diserahkan oleh Emil sendiri.
"Mas Divi ini awalnya hanya suka main game. Tapi justru dari ketekunan itu, ia menemukan bakat dan passion-nya. Ini pelajaran penting—jangan remehkan hobi anak-anak. Bisa jadi itu awal dari masa depan mereka," ujar Emil.
Menurut Emil, kreativitas Al Divi tak muncul dalam ruang hampa. Dukungan orang tua dan lingkungan menjadi pondasi kuat yang menopang potensi ini hingga berbuah prestasi. Ia menyoroti pentingnya peran keluarga dalam membimbing anak saat berinteraksi dengan dunia digital.
“Anak-anak biasanya saat main game itu ada dua kemungkinan: dibiarkan begitu saja atau dilarang total. Tapi orang tua Mas Divi memilih jalan tengah—mendampingi, memfasilitasi, dan mengawasi. Ini yang membedakan,” katanya.
Tak hanya itu, Emil juga menyinggung soal pentingnya mengubah screen time menjadi learning time. Ia menyadari, tantangan generasi digital bukan hanya soal akses, tetapi juga pengelolaan waktu dan mental. “Yang dilakukan Mas Divi ini adalah bentuk konversi dari konsumsi digital menjadi produksi digital. Inilah masa depan yang harus kita dukung,” imbuhnya...