Radjiman Wedyodiningrat dan Lahirnya Pancasila: Sumbangan Keraton Surakarta untuk Indonesia
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
01 - Jun - 2025, 07:56
JATIMTIMES - Dalam sejarah panjang kebangkitan nasional Indonesia, Keraton Surakarta Hadiningrat memainkan peran yang lebih besar dari sekadar simbol budaya dan pewaris tradisi Jawa. Di balik tembok istana yang tenang dan tata upacara yang khidmat, tersimpan dinamika politik yang turut mengalirkan tenaga ke arah terciptanya Indonesia Merdeka.
Salah satu figur yang menandai keterlibatan tersebut adalah K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat—seorang dokter, nasionalis, abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta, sekaligus negarawan—yang kelak menjabat sebagai Ketua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Jalan yang ditempuhnya tidaklah lapang, melainkan sunyi dan penuh pergulatan antara dunia adat serta politik modern.
Baca Juga : Kirab Pancasila dan Pawai Lentera Dilepas Wali Kota Mas Ibin, Tanda Cinta Warga Blitar pada Ideologi Bangsa
Historiografi nasional kerap mengabaikan peran politik keraton, apalagi dalam hubungannya dengan awal mula konsepsi dasar negara. Namun studi seperti Prelude to Revolution: Palaces and Politics in Surakarta, 1912–1942 karya George Donald Larson telah membuka tabir tentang kompleksitas politik internal keraton, serta pertemuan ideologi antara para bangsawan dan kaum pergerakan modern. Di antara fragmen-fragmen sejarah ini, nama Radjiman mencuat bukan hanya sebagai seorang intelektual, tetapi juga sebagai jembatan antara dunia tradisional dan modern.
Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia – Gerakan dari Timur yang Menyentuh Istana
Perjalanan Radjiman tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya Budi Utomo, organisasi modern pertama yang berbasis pada pendidikan dan kebangsaan, yang kelak bertransformasi menjadi fondasi utama nasionalisme awal di kalangan priyayi. Namun dinamika itu mengalami eskalasi signifikan ketika pada Oktober 1930, di kota Surabaya, dr. Sutomo mendirikan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI), organisasi yang dengan terang-terangan menyuarakan cita-cita kebangsaan.
Keraton Surakarta mulai menunjukkan keterlibatannya secara terbuka ketika pada Desember 1935, Budi Utomo dan PBI bergabung. Penggabungan ini tidak hanya mencerminkan sinergi antara elite terdidik dan kekuatan tradisional, tetapi juga mengantarkan pada terbentuknya Partai Indonesia Raya (Parindra)...