Arya Wangbang Pinatih: Jejak Raja Muslim dari Lumajang ke Bali
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
28 - May - 2025, 08:43
JATIMTIMES - Dalam lembaran sejarah Nusantara, terdapat tokoh-tokoh yang peranannya begitu signifikan namun kerap terlupakan. Salah satunya adalah Arya Wangbang Pinatih, seorang raja Muslim dari Lumajang yang jejaknya menembus batas geografis hingga ke Bali.
Kisahnya tidak hanya mencerminkan dinamika politik dan sosial pada masa transisi dari Kerajaan Singhasari ke Majapahit, tetapi juga menunjukkan peran penting Islam dalam pembentukan identitas budaya dan politik di Jawa Timur dan Bali.
Baca Juga : Kapan Batas Akhir Potong Kuku dan Rambut Bagi Yang Berkurban? Ini Penjelasannya
Latar Belakang Sejarah: Sri Kertanegara vs Arya Wiraraja
Pada akhir abad ke-13, Kerajaan Singasari mengalami gejolak politik yang berujung pada runtuhnya kekuasaan Sri Kertanegara akibat serangan mendadak dari Jayakatwang. Dalam situasi tersebut, Nararya Sanggramawijaya, menantu Sri Kertanegara, melarikan diri ke Madura dan mendapatkan perlindungan dari Arya Wiraraja, seorang tokoh penting yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Madura.
Dukungan Arya Wiraraja tidak hanya bersifat politis tetapi juga strategis, dengan membantu Sanggramawijaya membangun kekuatan baru di hutan Tarik yang kemudian dikenal sebagai Majapahit.
Arya Wiraraja memiliki dua putra yang berperan penting dalam pembentukan Majapahit: Arya Adikara Ranggalawe dan Arya Menak Koncar. Ranggalawe dikenal sebagai pemimpin yang berani dan berjasa dalam berbagai ekspedisi militer, termasuk melawan pasukan Tartar.
Namun, ketidakpuasannya terhadap pengangkatan Nambi sebagai Patih Mangkubumi oleh Sri Kertarajasa Jayawarddhana memicu pemberontakan yang berakhir dengan kematiannya di Tambak Beras. Sebagai seorang Muslim, Ranggalawe dimakamkan di Tuban, dan makamnya hingga kini dihormati sebagai situs ziarah.
Setelah kematian Ranggalawe, Arya Wiraraja menagih janji atas wilayah timur kerajaan, yaitu Lamajang Tigang Juru, yang meliputi Kerajaan Lamajang, Bayu, dan Wirabhumi. Permintaan ini dikabulkan, dan wilayah tersebut diberikan kepada Arya Wiraraja dan keturunannya. Setelah Arya Wiraraja wafat, tahta Lumajang diteruskan oleh putra keduanya, Arya Menak Koncar, yang menggunakan gelar Sri Nararya Wangbang Menak Koncar...