Mistik Jawa: Roh, Dewa, dan Islam yang Menyatu
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
23 - May - 2025, 04:50
JATIMTIMES - Pulau Jawa dengan bentang sejarah yang panjang dan kompleks, merupakan ruang di mana beragam bentuk kepercayaan dan praktik spiritual berkembang, bertemu, bersaing, dan berbaur.
Dalam lanskap budaya ini, agama dan dunia gaib bukanlah entitas terpisah, melainkan saling bertaut dalam sistem kepercayaan yang khas: sebuah sinkretisme spiritual yang menjadi inti dari apa yang dikenal sebagai "kejawen."
Baca Juga : Bupati Sanusi Pimpin Subuh Keliling di Gedangan, Serahkan Hibah Rumah Ibadah
Artikel ini berupaya menelusuri akar historis dan antropologis dari keyakinan agama dan dunia gaib orang Jawa, serta menganalisis bagaimana bentuk-bentuk kepercayaan tersebut bertahan, bertransformasi, dan terinternalisasi dalam praktik kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa hingga kini.
Seperti masyarakat purba lainnya, leluhur orang Jawa hidup berdampingan dengan alam yang buas dan belum terjamah. Dalam upaya bertahan hidup, mereka membentuk pandangan dunia yang berakar pada animisme: keyakinan bahwa segala yang ada di alam memiliki jiwa atau roh.
Dari animisme ini lahir dua cabang kepercayaan penting: fetitisme, yakni pemujaan pada benda-benda berwujud yang diyakini mengandung kekuatan spiritual, dan spiritisme, pemujaan kepada arwah leluhur serta makhluk halus yang dipercaya hadir di sekitar manusia.
Keyakinan ini tidak bersifat statis. Dalam lintasan waktu, praktik animisme dan spiritisme terinternalisasi ke dalam berbagai aspek kehidupan, dari pertanian, kelahiran, kematian, hingga pembangunan rumah.
Kesadaran akan kehadiran makhluk tak kasatmata menjadi bagian dari cara pandang kosmis masyarakat Jawa. Bahkan dalam sistem penanggalan dan penentuan hari baik (petangan), unsur supranatural memiliki peran sentral.
Gelombang migrasi dan ekspansi budaya dari India ke Jawa membawa pengaruh kuat dalam bentuk ajaran Hindu dan Budha. Dalam proses ini, kepercayaan lokal tidak punah, melainkan berbaur dan melahirkan praktik baru. Sekte-sekte seperti Hindu Brahma dan Budha Mahayana berkembang di wilayah pesisir dan pedalaman, bersisian dengan bentuk-bentuk lama animisme.
Dari India pula masuk unsur magisme dan dualisme Persia, terutama dalam bentuk pemujaan terhadap unsur-unsur kosmis seperti matahari, bulan, dan bintang. Konsep tentang zat gaib dalam kepercayaan Jawa juga mengalami ekspansi dengan masuknya dewa-dewi Hindu-Budha dan makhluk kosmis dari ajaran Zoroaster...