Filosofi YONO Jadi Solusi di Tengah Gaya Hidup Konsumtif
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
19 - Feb - 2025, 05:10
JATIMTIMES - Dalam menghadapi derasnya arus digitalisasi dan meningkatnya budaya konsumtif, masyarakat kini dihadapkan pada tantangan baru dalam menjaga keseimbangan finansial serta kesehatan mental.
Hal ini terkuak dalam kuliah umum Magister Sains Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya menggelar Kuliah Umum bertajuk "You Only Need One (YONO): Kesehatan Mental Di Era Ekonomi Digital", Rabu (19/2/2024) di Universitas Brawijaya.
Baca Juga : Saluran Irigasi Diduga Tertimbun Material Longsor Tambang, 700 Hektar Sawah Kekurangan Air
Dekan FISIP UB, Prof. Anang Sujoko, mengungkapkan bahwa digitalisasi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial dan psikologis masyarakat. "Fasilitas digital yang semakin berkembang membuat banyak hal terasa lebih mudah, dari berekspresi di media sosial hingga kemudahan dalam berbelanja online dengan berbagai metode pembayaran seperti paylater dan kartu kredit," katanya.
Namun, kemudahan ini membawa dampak negatif yang tak sedikit. Prof. Anang menyebutkan bahwa banyak orang yang terjebak dalam pola konsumsi yang tidak sehat, membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan hanya karena dorongan tren atau sistem pembayaran cicilan yang tampak ringan di awal.
"Akibatnya, banyak yang akhirnya berbelanja di luar kemampuan dan berakhir dengan tumpukan utang yang semakin menggunung. Dampaknya tidak hanya dirasakan di sektor keuangan pribadi, tetapi juga kesehatan mental," lanjutnya.
Fenomena ini tidak hanya berhubungan dengan pengelolaan keuangan, tetapi juga memengaruhi psikologis individu. Prof. Anang menambahkan bahwa ketergantungan pada transaksi digital yang tidak terkendali bisa berujung pada tekanan mental yang berat, bahkan dalam beberapa kasus, berujung pada tindakan ekstrem seperti bunuh diri atau tindak kriminal akibat tekanan finansial.
"Kasus-kasus tersebut semakin sering terjadi, memperlihatkan betapa pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak," jelasnya.
Menyikapi permasalahan ini, filosofi YONO diperkenalkan sebagai pendekatan untuk membantu masyarakat mengelola keuangan dan gaya hidup mereka dengan lebih bijak. Ketua panitia sekaligus Ketua Program Magister Sains Psikologi UB, Dr. Sumi Lestari S.Psi., M.Si., menjelaskan bahwa YONO hadir sebagai respons terhadap tren YOLO (You Only Live Once), yang sering mendorong gaya hidup hedonistik dengan memprioritaskan kesenangan sesaat tanpa memikirkan dampak jangka panjang...