JATIMTIMES - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI Pratikno dialog dengan para santri di Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang dan menekankan penguasaan bahasa serta transformasi digital.
Di sela-sela dialognya dengan para santri Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah, Pratikno pun meminta perwakilan santri agar maju ke depan panggung untuk memperkenalkan diri menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Arab.
Baca Juga : Menko PMK Pratikno Kunjungi Ponpes Al-Ishlahiyah Singosari, Apresiasi Program Salut Universitas Terbuka
Ia pun mengaku takjub dengan penyampaian para santri yang memperkenalkan diri menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Arab. Selain itu, dari lima santri yang maju, empat di antaranya merupakan santri perempuan.
Usai mendengarkan perkenalan dari para santri, Pratikno menyampaikan bahwa pengusaan bahasa merupakan satu hal yang penting dalam menuntut ilmu pengetahuan. Pasalnya, selain menguasai bahasa internasional seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab, generasi muda harus memahami bahasa digital sebagai keterampilan kunci di era teknologi yang terus berkembang.
"Penguasaan ilmu pengetahuan membutuhkan media komunikasi, yaitu bahasa. Saat ini, bahasa digital menjadi bagian penting yang harus dikuasai dan bahasa adalah pintu ilmu pengetahuan," ujar Pratikno dalam sambutannya, Senin (14/7/2025).
Menurut pejabat publik yang pernah menduduki posisi sebagai rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menjelaskan, bahwa dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dunia, banyak para ilmuan Islam yang berhasil mengguncang dunia. Mulai dari Al-Jabbar, Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Al-Zahrawi, Jabir Ibnu Hayyan, hingga Ibnu Haitam. Para ilmuan Islam itu merupakan pelopor ilmu-ilmu dasar modern seperti matematika, kedokteran, ilmu bedah, hingga kimia.
"Pemimpin Islam pada masa lalu adalah pencetus utama berbagai cabang ilmu yang mendasari kemajuan dunia modern. Sedangkan peradaban saat ini dipimpin oleh orang-orang yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, peran pesantren menjadi sangat penting dalam menjawab tantangan zaman," ungkap Pratikno.
Baca Juga : Kakek Asal Sendang Gasak Duit dan ATM, Ternyata Residivis Pencurian
Namun, yang disayangkan, banyak ilmu pengetahuan yanh dipelopori oleh ilmuan Islam justru dikembangkan oleh ilmuan barat dan seolah-olah para ilmuan Islam yang menjadi pelopor keilmuan tersebut tersingkirkan.
Sehingga Pratikno terus mendorong agar para santri dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada serta meningkatkan kualitas pemahaman terhadap ilmu pengetahuan. "Terlebih lagi, jumlah santri di Indonesia itu ada 12 juta," kata Pratikno.
Hal ini menjadi peluang dan potensi yang besar untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul sesuai dengan visi misi Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, serta menjadikan investasi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.