JATIMTIMES - Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Pemkot Malang memastikan sejumlah proyek infrastruktur tetap berjalan di tengah penurunan anggaran tahun 2025. Fokus utama tetap diarahkan pada perbaikan trotoar, penanggulangan banjir, dan pemeliharaan jalan rusak.
Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, mengungkapkan bahwa meski anggaran infrastruktur tahun depan mengalami penurunan, pihaknya tetap berkomitmen untuk menyelesaikan proyek-proyek yang mendesak. “Anggarannya turun, sekitar Rp40 miliar. Tapi kami maksimalkan untuk area-area yang benar-benar prioritas,” jelas Dandung.
Baca Juga : Kenangan Indah Bersama Mas Imam Aziz
Meski bukan menjadi agenda utama, penataan trotoar tetap mendapat alokasi dalam APBD 2025. Dandung menyebut setidaknya ada dua hingga tiga titik lokasi yang akan menjadi sasaran perbaikan, terutama di wilayah pusat kota. “Kalau tidak salah ada dua atau tiga lokasi. Nilainya saya lupa, tapi tetap ada dalam perencanaan,” imbuhnya.
DPUPRPKP mengakui bahwa keterbatasan anggaran membuat pihaknya harus melakukan seleksi ketat terhadap proyek yang layak dikerjakan terlebih dahulu. Efisiensi dan efektivitas menjadi kunci pelaksanaan program tahun depan.
Dandung juga menyinggung progres penanganan banjir, khususnya di kawasan padat seperti Soekarno-Hatta. Ia mengklaim bahwa intensitas banjir di Kota Malang menunjukkan tren penurunan seiring beberapa intervensi teknis yang dilakukan. “Kontrak pelaksanaan dari Dinas PUPR Jatim sudah ditandatangani tanggal 1 Juli kemarin. Harapannya minggu ini atau minggu depan sudah mulai konstruksi,” bebernya.
Proyek saluran air di Soehat ini menjadi salah satu upaya utama Pemkot Malang dalam menekan risiko banjir di wilayah barat kota.
Baca Juga : Tak Kuat Menanjak, Truk Pengangkut Batu Bata Terguling di Sidomulyo Kota Batu
Meski demikian, Dandung tidak menampik bahwa kerusakan jalan di Kota Malang masih terjadi secara sporadis. Ia menyebut fenomena ini sebagai 'timbul tenggelam', karena sangat dipengaruhi faktor cuaca dan perilaku pengguna jalan. “Kadang drainase ambrol karena dipakai parkir truk-truk besar seperti tronton. Ini jelas merusak infrastruktur yang sudah ada,” keluhnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk ikut menjaga infrastruktur bersama, karena anggaran pemeliharaan tidak akan cukup jika kerusakan terus berulang akibat penggunaan yang tidak sesuai peruntukannya.