JATIMTIMES - Pasokan gabah ke tempat penggilingan padi untuk dijadikan beras mengalami penurunan yang cukup drastis di Kabupaten Malang. Penyebabnya karena terkendala pasokan air untuk pengairan sawah saat musim kemarau sehingga sejumlah petani beralih menanam selain padi.
Kondisi tersebut juga turut dialami penggilingan padi milik Hatta Zakaria di Desa Sumberjaya, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Ia mengaku, pasokan gabah ke tempat penggilingan padi miliknya mengalami penurunan hingga kisaran 50 persen.
Baca Juga : Harga Cabai hingga Emas Naik, Inflasi Kota Malang Sentuh 0,38 Persen pada Juni 2025
"Liburnya hari Minggu saja, jadi penggilingan padi beroperasi mulai Senin sampai Sabtu dari jam 07.00 WIB sampai 15.30 WIB," ujar Hatta saat ditemui JatimTIMES belum lama ini.
Hatta menyebut, penggilingan padi miliknya merupakan usaha turun temurun dari kakeknya. Sehingga sudah beroperasi selama puluhan tahun.
"Saya meneruskan dari kakek saya, jadi sudah puluhan tahun (beroperasi). Saya juga sudah hampir 30 tahun (tergabung pada) kelompok tani," ujarnya.
Selama menjalankan usaha penggilingan padi, Hatta menerima pasokan gabah dari para petani lokal di Kabupaten Malang. Yakni mulai dari Kecamatan Dampit, Gondanglegi, Pagelaran, Kepanjen, Pakisaji, Bululawang, hingga Kecamatan Turen.
"Sekali (dapat) kiriman rata-rata 20-30 ton gabah per hari," tuturnya.
Namun belakangan ini, Hatta menyebut pasokan gabah dari petani mengalami penurunan hingga 50 persen. "Kalau sekarang sekitar 15 sampai 20 ton, biasanya sampai 20-30 ton. (Penurunannya) sejak dua mingguan ini, sebelumnya masih bisa terpenuhi (20-30 ton)," ujarnya.
Meski mengalami penurunan, namun Hatta mengaku tidak sampai kehabisan pasokan gabah. Sebab, di Kabupaten Malang komoditas padi cukup berpotensi dan berjenjang.
Baca Juga : Porprov Jatim IX dan Libur Sekolah Dongkrak Okupansi Hotel di Kota Batu
Potensi padi tersebut turut didukung dengan keberadaan pengairan yang cukup memadai. Hanya saja, ketika tidak musim penghujan para petani sebagian memilih beralih dari padi ke tanaman komoditas pertanian lainnya.
"Kalau padi ini kan biasanya kalau hujan tanamnya banyak. Sedangkan kalau sekarang kan banyak yang lari (beralih) karena pengairan kurang, ada yang lari ke jagung dan sebagainya," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, potensi Penggilingan Padi Hatta Zakaria juga sempat ditinjau langsung oleh Bupati Malang HM. Sanusi saat melaksanakan program Sambang Desa Gotong Royong (Samdes Gotro), Senin (30/6/2025).
Dari hasil peninjauannya, potensi penggilingan padi di Desa Sumberjaya, Kecamatan Gondanglegi tersebut cukup menjanjikan lantaran sehari bisa menggiling hingga 30 ton gabah.
Disampaikan Sanusi, gabah yang digiling di Desa Sumberjaya tersebut bisa menghasilkan beragam jenis beras. Yakni mulai dari kualitas medium hingga premium. "Ini salah satu potensi untuk ketahanan pangan," pungkas Sanusi.